Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

Semua gerak langkah yang dilakukan setiap anggota organisasi atau jamaah selalu didasari atas idealisme yang kuat. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada siapapun bahwa Islam adalah ajaran yang paripurna, mengajarkan bagaimana konsep hidup yang baik dan benar dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal menata organisasi. Pesantren ini harus memiliki konsep dan strategi komunikasi organisasi yang jitu sehingga dalam waktu yang relatif singkat diharapkan Pesantren Modern Nurul Hakim bisa menata kembali organisasinya dengan baik. Peranan pimpinan dalam memberi motivasi terhadap pegawai dan beserta jajarannya harus ditingkatkan, agar mereka bekerja dengan semaksimal mungkin. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memilih judul : “Pengaruh Komunikasi Organisasi Internal terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Pesantren Modern Nurul Hakim, desa Tembung”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Sejauhmana Pengaruh Komunikasi Organisasi Internal terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Pesantren Modern Nurul Hakim, Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan”. Universitas Sumatera Utara

1.3 Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi yang diteliti adalah komunikasi organisasi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan dalam lingkup formal di Pesantren Modern Nurul Hakim, desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan. 2. Komunikasi pimpinan dalam memotivasi Kerja pegawai di Pesantren Modern Nurul Hakim, seperti semangat kerja pegawai, kepuasan kerja pegawai,dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. 3. Objek penelitian adalah seluruh pegawai yang masih aktif bekerja di Pesantren Modern Nurul Hakim. 4. Penelitian akan dilaksanakan sejak bulan April sampai selesai. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumus yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian juga merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Komunikasi Organisasi Internal yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Nurul Hakim. 2. Untuk mengetahui tanggapan pegawai terhadap proses Komunikasi Organisasi Internal yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Nurul Hakim Universitas Sumatera Utara 3. Untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Organisasi Internal terhadap Motivasi Kerja di Pondok Pesantren Modern Nurul Hakim.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian sering disebut dengan kontribusi penelitian. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya di bidang ilmu komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai komunikasi khususnya Komunikasi Organisasi. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pesantren Modern Nurul Hakim.

1.5 Kerangka Teori

Setiap Penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi,1995:39. Dengan adanya kerangka teori, maka akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Universitas Sumatera Utara

1.5.1 Teori S-O-R S-O-R Theory

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga bahagian teori komunikasi, tidak mengherankan, karena obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen – komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur – unsur dalam model ini adalah : a. Pesan stimulus, S b. Komunikan Organism, O c. Efek Response, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar – benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at mengutip pandapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu : a. perhatian b. pengertian c. penerimaan Effendy, 2007:254 Universitas Sumatera Utara Tahap membangkitkan perhatian khalayak terhadap ide, gagasan atau program yang ditawarkan merupakan langkah awal yang harus ditempuh ketika kita memulai komunikasi dengan tujuan-tujuan tertentu. Tahap pembangkitan perhatian sangat berpengaruh terhadap proses-proses komunikasi selanjutnya. Bila sudah berhasil menarik perhatian khalayak terhadap yang ditawarkan, maka leangkah-langkah pelaksanaan program selanjutnya cenderung akan lebih lancar. Sebaliknya, bila sejak awal khalayak tidak tertarik dengan komunikasi yang dibangun maka akan sulit memperoleh memperoleh dukungan khalayak, bahkan mungkin hanya akan memperoleh ketidakperdulian dan tentangan khalayak, yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan komunikasi. Sebaik apapun program yang ditawarkan kepada khalayak, secanggih apapun media yang digunakan, dan sekredibel apapun komunikator, komunikasi akan menemukan kegagalan sejak awal khalayak sasaran tidak menunjukkan perhatiannya. Dengan kata lain, perhatian khalayak merupakan terhadap gagasan menuju kunci sukses proses komunikasi kita. Khalayak dapat memperhatikan gagasan atau program secara sengaja, bila khalayak berkeinginan untuk menyimaknya. Sebagai komunikator, harus mampu dalam perencanaan pesan dan media komunikasi, harus mampu merumuskan bentuk, gaya, dan imbauan pesan yang dapat menarik perhatian mereka. Salah faktor yang menentukan daya tarik pesan bagi khalayak, adalah bila pesan tersebut bersentuhan langsung dengan situasi dan kondisi khalayak. Bila memulai membuka komunikasi dengan pernyataan-pernyataan yang menyinggung kejadian yang sedang atau telah terjadi di sekitar lingkungan khalayak, maka khalayak akan tumbuh perhatiannya. Universitas Sumatera Utara Setelah itu khalayak akan coba mempelajari setiap pesan yang disampaikan sehingga menumbuhkan pemahaman pada khalayak, yang pada akhirnya komunikator mengharapkan penerimaan acceptance pada khalayak, diharapkan khalayak menerima ide atau gagasan dari komunikator. Gambar 1 : Proses Perubahan Sikap Gambar ini menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. STIMULUS Organisme : - Perhatian - Pengertian - Penerimaan Response Perubahan Sikap Universitas Sumatera Utara Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk merubah sikap. Maka unsur – unsur dalam model ini adalah : a. Pesan Stimulus, S yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Komunikasi Organisasi dari atasan terhadap bawahan. b. Komunikan Organism, O yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pegawai Pondok Pesantren Modern Nurul Hakim. c. Respon Response, R yang dimaksud dalam penelitian ini adalalah yaitu motivasi kerja.

1.5.2 Komunikator

Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi haruslah luwes sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu – waktu, lebih – lebih jika komunikasi di langsungkan melalui media massa. Faktor – faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Para ahli komunikasi berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang disebut AA Procedure atau from attention to action procedure. AA Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses AIDDA Effendy, 2007:304. Lengkapnya adalah sebagai berikut : A = Attention Perhatian I = Interest Minat Universitas Sumatera Utara D = Desire Hasrat D = Decision Keputusan A = Action Tindakan Ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting dari komunikator, yakni kepercayaan pada komunikator source credibility dan daya tarik komunikator source attractiveness. Kedua hal ini berdasarkan posisi komunikan yang akan menerima pesan : a Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar; jadi komunikator mendapat kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan, dan apa yang dinyatakannya. b Hasrat seseorang untuk menyamakan dirinya dengan komunikator atau bentuk hubungan lainnya dengan komunikator yang secara emosional memuaskan; jadi komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila ia berhasil memikat perhatian komunikan. Berikut adalah penjelasannya : 1 Kepercayaan kepada komunikator source credibility Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia percaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan akan dapat meningkatkan daya perubahan sikap, sedang kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Lebih dikenal dan disenanginya komunikator, lebih cenderung komunikan untuk mengubah kepercayaannya ke arah yang dikehendaki komunikator. Universitas Sumatera Utara Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Dalam pada itu juga pada umumnya diakui bahwa pesan yang dikomunikasikan mempunyai daya pengaruh yang lebih besar, apabila komunikator dianggap sebagai seorang ahli. Apabila keahliannya itu khas atau bersifat umum seperti yang timbul dari pendidikan yang lebih baik, atau status sosial atau jabatan profesi yang lebih tinggi. Selain itu, memperoleh kepercayaan sebesar – besarnya, komunikator bukan saja harus mempunyai keahlian, mengetahui kebenaran tetapi juga cukup objektif dalam memotivasikan apa yang diketahuinya. 2 Daya Tarik Komunikator source attractiveness Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan. Misalnya, komunikator dapat disenangi atau dikagumi sedemikian rupa, sehingga pihak komunikan akan menerima kepuasan dari usaha menyamakan diri dengannya melalui kepercayaan yang diberikan. Atau komunikator dapat dianggap bahwa mempunyai kebersamaan dengan komunikan, sehingga komunikan bersedia untuk tunduk kepada pesan yang dikomunikasikan komunikator. Komunikan akan menyenangi komunikator, apabila ia merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya. Adalah faktor perasaan tersebut yang sama dengan komunikator yang terdapat pada komunikan yang akan menyebabkan komunikasi sukses. Sikap Universitas Sumatera Utara komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan, akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator. Demikian : “source credibility” dan “source attractiveness”, faktor penting pada komunikator. Selanjutnya, seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya. Kalau ia menyesuaikan komunikasinya dengan the image dengan komunikan, yaitu memahami kepentingannya, kebutuhannya, kecakapannya, pengalaman kemampuan berpikirnya, kesulitannya, dan sebagainya. Singkatnya, komunikator harus dapat menjaga kemestaan alam mental yang terdapat pada komunikan, yang oleh prof. Hartlet disebut “the image of other”effendy, 2007:43-45.

1.5.3 Komunikasi Organisasi

Salah satu bentuk dari disiplin ilmu komunikasi adalah komunikasi organisasi. Goldhaber 1986 memberikan definisi komunikasi organisasi berikut, “Organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of interpendent relationship to cope with environmental uncertaincty”. Atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah – ubah Muhammad, 2007:67. Persepsi Redding dan Sanborn berkenaan dengan komunikasi organisasi mengatakan komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah Universitas Sumatera Utara komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downwoard atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang – orang sama leveltingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

1.5.3.1 Jaringan Komunikasi Formal

Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan makan pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yaitu : 1. “Downward Communication” atau komunikasi kepada bawahan. 2. “Upward Communication” atau komunikasi kepada atasan. 3. “Horizontal Communication” atau komunikasi horisontal.

1. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Universitas Sumatera Utara Menurut Lewis 1987 komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan Muhammad, 2007:108. Menurut Katz dan Kahn 1966 ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan : 1. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi 4. Informasi mengenai kinerja pegawai, dan 5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas sense of mission. Pace dan Don F, 2005:185

2. Komunikasi ke Atas

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas ialah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada yang tingkat yang lebih tinggi Muhammad,2007:117. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran, dan mengajukan pertanyaan. Universitas Sumatera Utara Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaharuan. Menurut Smith 1986 komunikasi ke atas berfungsi sebagai balikan bagi pimpinan memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat memberikan stimulus kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi departemennya atau organisasinya Muhammad, 2007:117. Menurut Harriman 1974 komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut Pace dan Don F, 2005:190.

3. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horisontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas – tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik, dan saling memberikan informasi.

1.5.4 Pesan

Membicarakan pesan message dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas dari apa yang disebut simbol dan kode, karena sebuah pesan yang dikirimkan kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Pesan yang disampaikan Universitas Sumatera Utara harus dapat dipahami serta tersrtuktur dengan baik agar khalayak dapat memahaminya dengan baik. Pesan menurut teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The 7C’s Communication, yang meliputi : a. Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun kepercayaan berawal dari kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya. b. Context, yaitu suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan partisipatif. c. Content, pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai – nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat. d. Clarity, menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikan. e. Continuity and consistency, komunikasi tersebut merupakan proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan – pengulangan untuk mencapai tujuan, serta isi pesan atau materi harus konsisten dan tidak membingungkan. f. Channel, yaitu media yang digunakan dalam proses komunikasi yang terjadi. g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan – kebiasaan membaca atau menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya Ruslan, 2005:83-84. Universitas Sumatera Utara

1.5.5 Efek

Menurut De Fleur 1982 pegaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan, pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang Cangara, 1998:25. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Selain itu Effendy, 2007:318-319 juga menjelaskan pengklasifikasian efek, yaitu sebagai berikut :

1. Efek Kognitif

Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informasi bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya, berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek Afektif Efek Afektif berkaitan dengan perasaan, khalayak diharapkan dapat turut

merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira senang,puas, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sinis, kecut, dan sebagainya.

3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Behavioral bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Universitas Sumatera Utara

1.5.6. Motivasi

Motivasi sangat penting dalam organisasi karena berkaitan dengan kemampuan ability, kapasitas capacity yang didukung oleh lingkungan, dan itulah yang menentukan tampilan seseorang dalam organisasi. Motivasi merupakan seperangkat gerakan yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu, dan melalui perilaku yang diharapkan akan memperoleh sesuatu yang dinginkan atau dibutuhkan. Motivasi dapat disebut juga suatu keinginan untuk menampilkan diri sedemikian rupa sehingga seseorang bisa mencapai tujuan individual atau tujuan kelompok organisasi secara optimal melalui pemenuhan kebutuhan individual atau kelompok organisasi. Secara universal, setiap individu di tengah masyarakat juga di kantor, perusahaan, jawatan, tempat kerja, organisasi, dam lain – lain, mempunyai kebutuhan – kebutuhan bilologis dan kebutuhan sosial itu. Semua kebutuhan tadi “dihayati” melalui insting – insting naluri, untuk kemudian dipenuhi secara konkret dengan jalan melakukan macam – macam aktivitas atau dinamisme. Hal ini perlu dipahami oleh setiap pemimpin, agar dinamisme manusia itu dapat dikoordinasikan dan disalurkan bentuk perbuatan – perbuatan yang bertujuan dan bermakna, sesuai dengan asas dan tujuan organisasi Kartono, 2005:105.

1.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian Nawawi, 1995:40. Universitas Sumatera Utara Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas X

Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang lain Nawawi, 1995:56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Peranan Komunikasi Organisasi Internal.

2. Variabel Terikat Y

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain Nawawi, 1995:57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja. 3. Variabel Antara Z Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas Nawawi,1995:58. Variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antar variabel bebas dan terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden. 1.7 Model Teoritis Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan di bentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2 : Model Teoritis

1.8 Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

2 66 142

Budaya Komunikasi Di Organisasi Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Budaya Komunikasi Di Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan)

0 45 209

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA (Studi Tentang Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Di Dewan Pimpinan Nasional LSM Panji Indonesia Mulia Sang Saka Merah Puti

0 8 118

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMUNIKASI INTERNAL, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Motivasi Kerja, Komunikasi Internal, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Survei Tarhadap Dinas Pandapatan, Pengelolaa

0 5 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Distro Rown Division Surakarta.

0 1 13

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN SOLO RADIO (Studi Deskriptif Kualitatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Solo Radio).

0 0 12

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI PONDOK PESANTREN (Survey di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta).

0 0 17

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

0 2 16

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

1 1 119