4 Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi
dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga
akan menciptakan iklim organisasi yang baik. 5
Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit – unit
organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Untuk itu mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari
kesepakatan terhadap perubahan tersebut. 6
Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka
memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di antara sesama karyawan dan akan membantu
kekompakkan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan Muhammad, 2007:121 – 122.
II.4 Motivasi
Untuk mempertahankan hidupnya, kebutuhan – kebutuhan tertentu dari manusia harus dipatuhi. Kebutuhan hidup secara umum dapat dibagi dalam tiga
kategori, yaitu : a.
Kebutuhan tingkat vital biologis, antara lain berupa sandang, pangan, papan atau tempat tinggal, perlindunganrasa aman, air,udara, seks, dan
lain lain;
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan tingkat sosio – budaya human – kultural antara lain berupa
empati, simpati, cinta-kasih, pengakuan-diri, penghargaan, status sosial, prestise, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebutuhan berkumpul dan
seterusnya; c.
Kebutuhan tingkat religius metafisik, absolut, yaitu kebutuhan merasa terjamin hidupnya, aman sentosa, bahagia, di dunia dan akhirat.
Kebutuhan – kebutuhan yang insani sifatnya itu memunculkan dorongan – dorongan drives, wants.
Dorongan ialah desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan – kebutuhan hidup, dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
Dorongan sudah ada sejak lahirnya manusia namun sering tidak disadari, dan terlepas dari kontrolnya rasio manusia. Dorongan erat kaitannnya dengan perasaan
– perasaan yang paling dalam. Kuantitas dan kualitas dorongan berbeda – beda yang paling individu. Pendidikan dan kebiasaan-kebiasaan yang baik ikut
mempengaruhi dorongan tersebut. Ada dorongan individual umpamanya : dorongan makan, dorongan aktif,
dorongan berkelahi atau berjuang, dorongan merusak, dorongan berkuasa, dan lain – lain. Disamping itu ada dorongan sosial, misalnya : dorongan sekskelamin,
dorongan sosialitas atau hidup berkawan, dorongan meniru, dorongan berkumpul, dan lain – lain.
Kebutuhan dan dorongan – dorongan yang tidak atau belum terpenuhi menyebabkan timbulnya ketegangan – ketegangan. Ketegangan – ketegangan
cenderuk menarik, bila kebutuhan dan dorongan tadi semakin lama terhambat, dan tidak terpenuhi sehingga, menjadi semakin kumulatif terkumpul. Sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
ketegangan cenderung menurun dan berkurang, bila kebutuhan – kebutuhan terpenuhi atau terpuaskan.
Kebutuhan dan dorongan – dorongan tadi merangsang orang untuk berbuat atau bertingkah laku. Lalu timbullah dinamika, gerak – gerak usaha, perbuatan,
tingkah laku atau praksis praktik, penerapan keterampilan. Pemuasan kebutuhan dan praksis itu memberikan rasa lega dan puas. Maka rangkaian proses psikis dan
fisis yang dimulai dari kebutuhan sampai pada praksis, dapat digambarkan dengan bagan dibawah ini.
Gambar 8 : Proses Kebutuhan
Kartono, 2005:103 II.4.1 Teori – teori Motivasi
1. Abraham H. Maslow
Mengenai kebutuhan manusia tersebut Abraham H. Maslow merupakan
seseorang psikolog yang dilahirkan di Brooklyn, New York 1908. Maslow dari pergaulannya dengan Ruth Benedict dan Max Wertheimer mempelajari
antropologi dan psikologi – gestalt. Dari pergaulan tersebut Maslow terus
Kebutuhan Dorongan
Ketegangan Perbuatanpraksis
keputusan
Universitas Sumatera Utara
mempelajari human motivation dan personality hingga mengantar dia untuk memperkenalkan teori Piramida Kebutuhan Manusia, Hierarcy of Needs 1940.
Teori Maslow hal berkenaan dengan motivasi, berasumsi bahwa setiap orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh misalnya
kebutuhan fisiologis baru kemudian dia akan mengarahkan perilakunya untuk memperoleh kepuasan dan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Maslow, harus
dipahami pendekatan hierarki kebutuhan manusia yakni : 1
Kebutuhan yang hendak dipuaskan itu dapat diperoleh dengan jalan pemberian motivasi. Contoh, ketika orang mulai mengatakan bahwa
besarnya gaji karyawan yang diterima sekarang sudah cukup maka masalah uang tidak merupakan satu kekuatan untuk memotivasi orang
karena itu perhatikan faktor motivasi lain. 2
Kebutuhan yang tidak dipenuh akan membuat orang tidak merasa puas, artinya kebutuhan yang tidak diperoleh itu menjadi sumber frustasi,
konflik, dan tekanan. Dari cara pandang atau perspektif manajerial, kebutuhan yang belum terpuaskan merupakan sesuatu yang berbahaya
sebab faktor – faktor tersebut dapat mempengaruhi orang untuk tidak merasa tertarik terhadap hasil kerjanya sendiri.
3 Maslow berasumsi bahwa manusia mempunyai kebutuhan untuk tumbuh
dan berkembang, akibatnya manusia terdorong untuk secara konstan berusaha memindahkan atau meningkatkan hierarki kebutuhan.
Melalui teori ‘piramida kebutuhan manusia’, Maslow berasumsi bahwa motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia, dan kebutuhan itu
mempunyai tingkatan mulai dari kebutuhan paling dasar sampai pada kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
paling tinggi. Susunan kebutuhan itu ibarat sebuah piramida. Setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut mulai dari tingkat dasar, setelah dia puas
maka manusia akan berusaha untuk memenuhi pada tingkat berikut. Maslow menyebutkan kebutuhan – kebutuhan tersebut itu sebagai basic – needs yang
tersusun sebagai berikut. 1
Kebutuhan fisiologis physiological needs, seperti sandang, pangan, papan, udara, air, dan lain – lain.
2 Kebutuhan rasa aman the savety needs, perlindungan fisik, mendapatkan
pekerjaan, jaminan hari tua, dan lain – lain. 3
Kebutuhan sosial the social needs kebutuhan bergaul, diakui masyarakat, berkawan, berkeluarga, dan lain – lain.
4 Kebutuhan harga-diri the esteem needs untuk memuaskan egonya,
seperti memiliki mobil bagus, punya rumah bagus, memiliki gelar, dan seterusnya.
5 Kebutuhan aktualisasi diri the self-actualization needs untuk memuaskan
diri dengan mengembangkan segenap potensi bakat, dan kemampuan, bekerja, berkreasi, rekreasi dan lain - lain.
Gambar 9 : Piramida Kebutuhan Maslow
K. aktualisasi diri
K. harga diri Kebutuhan sosial
Kebutuhan rasa aman Kebutuhan fisiologis
Kartono, 2005:104
Universitas Sumatera Utara