Motivasi URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi dan Komunikasi Organisasi.

4 Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga akan menciptakan iklim organisasi yang baik. 5 Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit – unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Untuk itu mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut. 6 Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di antara sesama karyawan dan akan membantu kekompakkan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan Muhammad, 2007:121 – 122.

II.4 Motivasi

Untuk mempertahankan hidupnya, kebutuhan – kebutuhan tertentu dari manusia harus dipatuhi. Kebutuhan hidup secara umum dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu : a. Kebutuhan tingkat vital biologis, antara lain berupa sandang, pangan, papan atau tempat tinggal, perlindunganrasa aman, air,udara, seks, dan lain lain; Universitas Sumatera Utara b. Kebutuhan tingkat sosio – budaya human – kultural antara lain berupa empati, simpati, cinta-kasih, pengakuan-diri, penghargaan, status sosial, prestise, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebutuhan berkumpul dan seterusnya; c. Kebutuhan tingkat religius metafisik, absolut, yaitu kebutuhan merasa terjamin hidupnya, aman sentosa, bahagia, di dunia dan akhirat. Kebutuhan – kebutuhan yang insani sifatnya itu memunculkan dorongan – dorongan drives, wants. Dorongan ialah desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan – kebutuhan hidup, dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Dorongan sudah ada sejak lahirnya manusia namun sering tidak disadari, dan terlepas dari kontrolnya rasio manusia. Dorongan erat kaitannnya dengan perasaan – perasaan yang paling dalam. Kuantitas dan kualitas dorongan berbeda – beda yang paling individu. Pendidikan dan kebiasaan-kebiasaan yang baik ikut mempengaruhi dorongan tersebut. Ada dorongan individual umpamanya : dorongan makan, dorongan aktif, dorongan berkelahi atau berjuang, dorongan merusak, dorongan berkuasa, dan lain – lain. Disamping itu ada dorongan sosial, misalnya : dorongan sekskelamin, dorongan sosialitas atau hidup berkawan, dorongan meniru, dorongan berkumpul, dan lain – lain. Kebutuhan dan dorongan – dorongan yang tidak atau belum terpenuhi menyebabkan timbulnya ketegangan – ketegangan. Ketegangan – ketegangan cenderuk menarik, bila kebutuhan dan dorongan tadi semakin lama terhambat, dan tidak terpenuhi sehingga, menjadi semakin kumulatif terkumpul. Sebaliknya Universitas Sumatera Utara ketegangan cenderung menurun dan berkurang, bila kebutuhan – kebutuhan terpenuhi atau terpuaskan. Kebutuhan dan dorongan – dorongan tadi merangsang orang untuk berbuat atau bertingkah laku. Lalu timbullah dinamika, gerak – gerak usaha, perbuatan, tingkah laku atau praksis praktik, penerapan keterampilan. Pemuasan kebutuhan dan praksis itu memberikan rasa lega dan puas. Maka rangkaian proses psikis dan fisis yang dimulai dari kebutuhan sampai pada praksis, dapat digambarkan dengan bagan dibawah ini. Gambar 8 : Proses Kebutuhan Kartono, 2005:103 II.4.1 Teori – teori Motivasi

1. Abraham H. Maslow

Mengenai kebutuhan manusia tersebut Abraham H. Maslow merupakan seseorang psikolog yang dilahirkan di Brooklyn, New York 1908. Maslow dari pergaulannya dengan Ruth Benedict dan Max Wertheimer mempelajari antropologi dan psikologi – gestalt. Dari pergaulan tersebut Maslow terus Kebutuhan Dorongan Ketegangan Perbuatanpraksis keputusan Universitas Sumatera Utara mempelajari human motivation dan personality hingga mengantar dia untuk memperkenalkan teori Piramida Kebutuhan Manusia, Hierarcy of Needs 1940. Teori Maslow hal berkenaan dengan motivasi, berasumsi bahwa setiap orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh misalnya kebutuhan fisiologis baru kemudian dia akan mengarahkan perilakunya untuk memperoleh kepuasan dan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Maslow, harus dipahami pendekatan hierarki kebutuhan manusia yakni : 1 Kebutuhan yang hendak dipuaskan itu dapat diperoleh dengan jalan pemberian motivasi. Contoh, ketika orang mulai mengatakan bahwa besarnya gaji karyawan yang diterima sekarang sudah cukup maka masalah uang tidak merupakan satu kekuatan untuk memotivasi orang karena itu perhatikan faktor motivasi lain. 2 Kebutuhan yang tidak dipenuh akan membuat orang tidak merasa puas, artinya kebutuhan yang tidak diperoleh itu menjadi sumber frustasi, konflik, dan tekanan. Dari cara pandang atau perspektif manajerial, kebutuhan yang belum terpuaskan merupakan sesuatu yang berbahaya sebab faktor – faktor tersebut dapat mempengaruhi orang untuk tidak merasa tertarik terhadap hasil kerjanya sendiri. 3 Maslow berasumsi bahwa manusia mempunyai kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang, akibatnya manusia terdorong untuk secara konstan berusaha memindahkan atau meningkatkan hierarki kebutuhan. Melalui teori ‘piramida kebutuhan manusia’, Maslow berasumsi bahwa motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia, dan kebutuhan itu mempunyai tingkatan mulai dari kebutuhan paling dasar sampai pada kebutuhan Universitas Sumatera Utara paling tinggi. Susunan kebutuhan itu ibarat sebuah piramida. Setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut mulai dari tingkat dasar, setelah dia puas maka manusia akan berusaha untuk memenuhi pada tingkat berikut. Maslow menyebutkan kebutuhan – kebutuhan tersebut itu sebagai basic – needs yang tersusun sebagai berikut. 1 Kebutuhan fisiologis physiological needs, seperti sandang, pangan, papan, udara, air, dan lain – lain. 2 Kebutuhan rasa aman the savety needs, perlindungan fisik, mendapatkan pekerjaan, jaminan hari tua, dan lain – lain. 3 Kebutuhan sosial the social needs kebutuhan bergaul, diakui masyarakat, berkawan, berkeluarga, dan lain – lain. 4 Kebutuhan harga-diri the esteem needs untuk memuaskan egonya, seperti memiliki mobil bagus, punya rumah bagus, memiliki gelar, dan seterusnya. 5 Kebutuhan aktualisasi diri the self-actualization needs untuk memuaskan diri dengan mengembangkan segenap potensi bakat, dan kemampuan, bekerja, berkreasi, rekreasi dan lain - lain. Gambar 9 : Piramida Kebutuhan Maslow

K. aktualisasi diri

K. harga diri Kebutuhan sosial

Kebutuhan rasa aman Kebutuhan fisiologis Kartono, 2005:104 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

2 66 142

Budaya Komunikasi Di Organisasi Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Budaya Komunikasi Di Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan di PT Indosat Tbk Kota Medan)

0 45 209

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA (Studi Tentang Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Di Dewan Pimpinan Nasional LSM Panji Indonesia Mulia Sang Saka Merah Puti

0 8 118

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMUNIKASI INTERNAL, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Motivasi Kerja, Komunikasi Internal, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Survei Tarhadap Dinas Pandapatan, Pengelolaa

0 5 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Distro Rown Division Surakarta.

0 1 13

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN SOLO RADIO (Studi Deskriptif Kualitatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Solo Radio).

0 0 12

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI PONDOK PESANTREN (Survey di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta).

0 0 17

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMUNIKASI, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

0 2 16

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

1 1 119