1.5.5 Efek
Menurut De Fleur 1982 pegaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan, pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang Cangara, 1998:25. Efek dari pesan yang disebarkan oleh
komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari
perubahan psikologis. Selain itu Effendy, 2007:318-319 juga menjelaskan pengklasifikasian efek, yaitu sebagai berikut :
1. Efek Kognitif
Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informasi bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang
bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya, berhubungan dengan
pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.
2. Efek Afektif Efek Afektif berkaitan dengan perasaan, khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira senang,puas, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sinis, kecut, dan sebagainya.
3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Behavioral bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.6. Motivasi
Motivasi sangat penting dalam organisasi karena berkaitan dengan kemampuan ability, kapasitas capacity yang didukung oleh lingkungan, dan
itulah yang menentukan tampilan seseorang dalam organisasi. Motivasi merupakan seperangkat gerakan yang mendorong seseorang
untuk berperilaku tertentu, dan melalui perilaku yang diharapkan akan memperoleh sesuatu yang dinginkan atau dibutuhkan. Motivasi dapat disebut juga
suatu keinginan untuk menampilkan diri sedemikian rupa sehingga seseorang bisa mencapai tujuan individual atau tujuan kelompok organisasi secara optimal
melalui pemenuhan kebutuhan individual atau kelompok organisasi. Secara universal, setiap individu di tengah masyarakat juga di kantor,
perusahaan, jawatan, tempat kerja, organisasi, dam lain – lain, mempunyai kebutuhan – kebutuhan bilologis dan kebutuhan sosial itu. Semua kebutuhan tadi
“dihayati” melalui insting – insting naluri, untuk kemudian dipenuhi secara konkret dengan jalan melakukan macam – macam aktivitas atau dinamisme. Hal
ini perlu dipahami oleh setiap pemimpin, agar dinamisme manusia itu dapat dikoordinasikan dan disalurkan bentuk perbuatan – perbuatan yang bertujuan dan
bermakna, sesuai dengan asas dan tujuan organisasi Kartono, 2005:105.
1.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai serta
perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian Nawawi, 1995:40.
Universitas Sumatera Utara