BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi DBD dan DSS
DBD adalah suatu penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasawabah yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak
dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan shock dan kematian.
16
DSS adalah salah satu manifestasi klinik DBD yang menunjukkan tanda kegawatan, berwujud gangguan sirkulasi di pembuluh darah perifer sebagai akibat
kebocoran plasma dengan ditandai tensi yang menurun sampai nol dan denyut nadi yang cepat, lemah sampai tidak teraba.
17
2.2. Infectious Agent
Penyakit DBD pada seseorang dapat disebabkan oleh virus Dengue termasuk famili Flaviviridae dan harus dibedakan dengan demam yang disebabkan virus
Japanese Encephalitis dan Yellow Fever demam kuning.
18
Virus dengue sampai sekarang dikenal ada 4 type type 1, 2, 3 dan 4 yang termasuk dalam group B
Arthropod borne viruses Arboviruses. Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
19
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa virus dengue type 3 merupakan serotype virus dominan yang menyebabkan gejala klinis yang berat
dan penderita banyak yang meninggal.
20
8
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir diseluruh pelosok
Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut.
19
2.3. Gejala Klinik
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit paling ringan mild undifferentiated febrile
illness, dengue fever, dengue haemorrhagic fever dan dengue shock syndrom; yang terakhir dengan mortalitas tinggi yang disebabkan renjatan dan pendarahan hebat.
21
2.3.1. Demam Dengue
Masa tunas berkisar antara 3-15 hari, pada umumnya 5-8 hari. Permulaan penyakit biasanya mendadak. Gejala prodromal meliputi nyeri kepala, nyeri berbagai
bagian tubuh, anoreksia, menggigil dan malaise. Pada umumnya ditemukan sindrom trias, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya ruam. Ruam
biasanya timbul 5-12 jam sebelum naiknya suhu pertama kali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan biasanya berlangsung 3-4 hari. Ruam mula-mula dilihat di
dada, tubuh serta abdomen dan menyebar ke anggota gerak dan muka. Ruam bersifat makulopapular yang menghilang pada tekanan. Pada lebih dari separuh penderita
gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai kenaikan suhu, nyeri kepala hebat, nyeri dibelakang bola mata, punggung, otot dan sendi disertai rasa menggigil.
21
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
Pada beberapa penderita dapat dilihat kurve yang menyerupai pelana kuda atau bifasik, tetapi pada penelitian sebelumnya bentuk kurve ini tidak ditemukan pada
semua penderita sehingga tidak dianggap patognomonik. Anoreksia dan obstipasi sering dilaporkan; disamping itu perasaan tidak nyaman di daerah epigastrium
disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan. Pada stadium dini penyakit sering timbul perubahan dalam indra pengecap.
21
Gejala klinis lain yang sering terdapat ialah fotofobia, keringat yang bercucuran, suara serak, batuk, epistaksis, dan disuria. Demam menghilang secara
lisis, disertai keluarnya banyak keringat. Lama demam berkisar diantara 3-9 dan 4-8 hari. Kelenjar getah bening servikal dilaporkan membesar pada penderita; beberapa
sarjana menyebutnya sebagai tanda Castelani, sangat patognomonik dan merupakan patokan berguna untuk membuat diagnosis banding. Manifestasi perdarahan tidak
sering dijumpai.
21
2.3.2. Demam Berdarah
Dengue
Kasus demam berdarah dengue ditandai dengan empat manifestasi klinis yaitu demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali dan kegagalan
peredarahan darah.
21
Bentuk klasik dari DBD ditandai dengan demam tinggi, mendadak 2-7 hari, disertai dengan muka kemerahan. Keluhan seperti anoreksia, sakit kepala, nyeri otot,
tulang, sendi,mual, dan muntah sering ditemukan. Beberapa penderita mengeluh nyeri menelan dengan farings hiperemis ditemukan pada pemeriksaan, namun jarang
ditemukan batuk pilek. Biasanya ditemukan juga nyeri perut dirasakan di epigastrium
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
dan dibawah tulang iga. Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutama pada bayi.
22
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan beratnya penyakit dan membedakan demam berdarah dengue dari demam berdarah adalah meningginya
permeabilitas kapiler pembuluh darah, menurunnya volume plasma, hipotensi, trombositopeni dan diatesis hemoragik.
21
Masa kritis dari penyakit terjadi pada fase demam, pada saat ini terjadi penurunan suhu yang tiba-tiba yang sering disertai dengan gangguan sirkulasi yang
bervariasi dalam berat ringannya. Pada kasus dengan gangguan sirkulasi ringan perubahan yang terjadi minimal dan sementara, pada kasus berat penderita dapat
mengalami shock.
22
2.3.3. Dengue Shock Syndrome
Disfungsi sirkulasi pada DBD, dengue shock syndrom, biasanya terjadi sesudah hari 2-7, disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga
terjadi plasma leakage, efusi cairan ke rongga intersisial sehingga terjadi disfungsi sirkulasi dan penurunan perfusi organ. Gangguan perfusi ginjal ditandai oleh oliguria
atau anuria dan gangguan perfusi susunan syaraf pusat ditandai oleh penurunan kesadaran.
21
Pada fase awal DSS fungsi organ vital dipertahankan dari hipovolemia oleh sistem hemostatis dalam bentuk; takikardia, vasokonstriksi, penguatan kontraktilitas
miokard, takipnea, hiperpnea, dan hiperventilasi. Vasokonstriksi perifer mengurangi perfusi non-essensial di kulit dan menyebabkan sianosis, penurunan suhu tubuh dan
pemanjangan waktu pengisian kapiler 5 detik. Perbedaan suhu kulit dan suhu
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
tubuh yang 20 C menunjukkan mekanisme hemostatis masih utuh. Pada tahap DSS kompensasi curah jantung dan tekanan darah “normal” kembali.
21
Penurunan tekanan darah merupakan manifestasi lambat DSS, berarti sistem hemostatis sudah terganggu dan kelainan hemodinamik sudah berat, sudah terjadi
dekompensasi.
21
Dengan diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, shock biasanya teratasi dengan segera, namun bila terlambat diketahui atau pengobatan tidak adekuat,
shock dapat menjadi shock berat dengan berbagai penyulitnya seperti asidosis metabolik, perdarahan yang hebat saluran cerna, sehingga memperburuk prognosis.
Pada masa penyembuhan yang biasanya terjadi dalam 2-3 hari, kadang-kadang ditemukan sinus bradikardi atau aritmia, dan timbul ruam pada kulit. Tanda
prognostik baik apabila pengeluaran urin cukup dan kembalinya nafsu makan.
22
Penyulit DSS yang lain adalah infeksi pneumonia, sepsis, flebitis dan terlalu banyak cairan overhidrasi, manifestasi klinik infeksi virus yang tidak lazim seperti
ensefalopati dan gagal hati.
22
2.4. Diagnosa
23
Diagnosa ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO1997. Terdiri dari Kriteria klinis dan laboratorium.
2.4.1. Kriteria klinis
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari.
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
b. Terdapat manifestasi perdarahan dirandai dengan uji torniquet positif,
petekia,ekimosis, pupura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.
c. Pembesaran hati
d. Shock ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,
kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah. 2.4.2.
Laboratorium a.
Trombositopenia 100.000mm3 b.
Hemakonsentrasi kadar Ht 20 dari normal WHO 1997 membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat yaitu sebagai
berikut : Derajat I
: Demam dengan uji bendung positif Derajat II
: Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain
Derajat III : Ditemui kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun 20mmHg atau hipotensi disertai kulit yang lembab dan pasien menjadi gelisah.
Derajat IV : Shock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan
darah tidak dapat diukur. Taufik, A, dkk 2007 membagi kategori jumlah trombosit untuk memprediksi
terjadinya shock yaitu sbb
31
: 1.
50.000mm
3
2. ≥ 50.000mm
3
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
Kategori persentase hematokrit untuk memprediksi terjadinya shock sbb
31
: 1.
≥ 40 2.
40
2.5. Patogenesis DSS