Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita tertinggi pada kelompok umur 10-14 tahun 26, dengan proporsi laki-laki 13,5 dan
perempuan 12,5. Hal ini dapat dikaitkan dengan penderita yang berobat di RSUD Dr.Pirngadi Medan banyak yang masih pelajar. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian Pudji Andayani 1999 di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 1995-1997 bahwa proporsi tertinggi penderita DBD yang mengalami DSS adalah
pada kelompok umur 4-6 tahun 41,6.
30
Sex ratio penderita DBD yang mengalami DSS
6 ,
92 100
54 50
= ×
, menunjukkan jumlah penderita DBD yang mengalami DSS lebih banyak perempuan
dari pada laki-laki. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Pudji, A 1999 di RS Sanglah Denpasar tahun 1995-1997 yang mendapatkan jumlah penderita DBD yang
mengalami DSS lebih banyak pada laki-laki 52,6
30
, dan penelitian yang dilakukan oleh Taufik. A, dkk 2007 di RS Islam Siti Hajar Mataran dari Juni 2005 sampai Juni
2006 yang mendapatkan hasil jumlah penderita DBD yang mengalami DSS lebih banyak pada laki-laki juga 53.
31
Sampai sekarang tidak ada keterangan yang dapat memberikan jawaban yang tuntas mengenai perbedaan jenis kelamin pada penderita
DBD yang mengalami DSS.
6.2.2. Suku
Proporsi penderita DBD yang mengalami DSS berdasarkan Suku yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar
6.3.
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
Gambar 6.3. Diagram Batang Penderita DBD yang mengalami DSS Berdasarkan Suku di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Berdasarkan gambar 6.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita tertinggi suku Batak 67,3 dan terendah Suku Minang 1,0. Akan tetapi hal ini bukan berarti
bahwa suku Batak merupakan faktor risiko menderita DBD dan mengalami DSS, namun menunjukkan bahwa yang berobat ke RSUD.Dr.Pirngadi Medan mayoritas
bersuku Batak. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hutasoit di RSUD.Dr.Pirngadi Medan
tahun 2004-2007 yang memperoleh hasil bahwa jumlah penderita kanker payudara rawat inap di RSUD.Dr.Pirngadi Medan sebagian besar adalah suku Batak 39,7.
32
Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan pasien yang berobat ke RSUD Dr.Pirngadi Medan belum ada perubahan dari tahun 2004-2008.
6.2.3. Agama
Proporsi penderita DBD yang mengalami DSS berdasarkan agama yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 6.4.
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
Gambar 6.4. Diagram Pie Penderita DBD yang mengalami DSS Berdasarkan Agama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Berdasarkan gambar 6.4 dapat dilihat bahwa proporsi penderita tertinggi beragama Islam 52,9 dan terendah Kristen 47,1. Hal ini bukan berarti bahwa
Agama Islam merupakan faktor resiko untuk menderita DSS, tetapi menunjukkan penderita yang datang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan mayoritas beragama
Islam, dan ini didukung oleh data dari profil Sumatera Utara 2002 yang memperoleh proporsi agama paling tinggi di kota Medan adalah Agama Islam yaitu
65,45.
26
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hutasoit di RSUD.Dr.Pirngadi Medan tahun 2004-2007 yang memperoleh hasil bahwa jumlah penderita kanker payudara
rawat inap di RSUD.Dr.Pirngadi Medan sebagian besar adalah beragama Islam 59,7.
32
Hal ini menunjukkan bahwa kunjungan pasien yang berobat ke RSUD Dr.Pirngadi Medan belum ada perubahan dari tahun 2004-2008.
Essy Mandriani : Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue DBD Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome DSS Rawat Inap Di RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2010.
6.2.4. Pendidikan