Terapi Kognitif dan Perilaku dalam Manajemen Nyeri Indikasi Terapi Perilaku Kognitif Mekanisme Terapi Perilaku Kognitif

Jihan Rabi’al : Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Cognitive Behaviour Therapy Relaksasi dan Distraksi pada Pasien Kanker dengan Nyeri Kronis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2010. Terapi ini mengajarkan seseorang bagaimana mengontrol cemas dan memiliki koping ketika seseorang berhadapan dengan situasi yang berbahaya. Sebagai contoh, dengan menggunakan tarik nafas dalam dan beberapa teknik lainnya Priharjo, 1993.

3.2. Terapi Kognitif dan Perilaku dalam Manajemen Nyeri

Menurut Keefe, 1996 terapi perilaku kognitif mengajarkan teknik relaksasi, manajemen stres, dan beberapa cara untuk membantu koping seseorang terhadap nyeri. Terapi perilaku kognitif didasarkan pada pola pemikiran dan perilaku yang dapat mempengaruhi gejala dan ketidakmampuan, dan mungkin menghambat proses penyembuhan. Sebagai contoh, ketika pasien penderita nyeri kronis mulai akrab merasakan nyeri atau takut, pasien mungkin mempunyai indra untuk mengetahui bagaimana perasaan itu akan berkembang Priharjo, 1993. Terapi perilaku kognitif seseorang dapat latihan berfikir yang lebih spesifik guna meningkatkan kemampuan koping dan kontrol perasaan. Terapi dapat mendorong seseorang untuk merubah cara dan respon terhadap gejala yang timbul Keefe, F.J, 1996. Terapi perilaku kognitif lebih efektif kerjanya bila dilakukan bersamaan dengan adanya konsultan untuk mencapai tujuannya. Terapi perilaku kognitif dapat membantu pada penyakit kronis dengan merubah cara berfikir terhadap nyeri Keefe, F.J, 1996. Jihan Rabi’al : Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Cognitive Behaviour Therapy Relaksasi dan Distraksi pada Pasien Kanker dengan Nyeri Kronis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2010.

3.3. Indikasi Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif merupakan terapi secara praktek yang berfokus pada masalah khusus dan bertujuan untuk mengatasi pola perilaku menyimpang dari pasien penderita nyeri, yang ditandai dengan serangan panik, gangguan panik, depresi, gangguan makan, gangguan obsesive kompulsif, gangguan dismorphia, gangguan stress setelah trauma, kemarahan, masalah dalam tidur, syndrom lemah kronis, nyeri kronis, fobia. Terapi perilaku kognitif kadang digunakan secara sendiri dan kadang digunakan dengan tambahan obat tergantung dari tipe dan beratnya kondisi pasien penderita nyeri Keefe, F.J, 1996.

3.4. Mekanisme Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif memiliki mekanisme yang bertujuan untuk membantu pasien penderita nyeri agar dapat mengendalikan masalah nyeri yang dialaminya. Hal ini membuat pasien lebih mudah untuk bisa keluar dari masalah nyeri yang sedang dialami yang dapat mempengaruhi pasien penderita nyeri Priharjo, 1993. Bagian-bagian tersebut antara lain, situasi masalah, kejadian atau situasi yang sulit dapat diikuti oleh pikiran, emosi, perasaan, tindakan dan tingkah laku. Masing-masing bagian itu dapat mempengaruhi satu sama lain. Bagaimana cara pasien mengendalikan nyeri yang dialami dapat mempengaruhi, bagaimana juga pasien merasakannya secara fisik dan secara emosional hal tersebut juga dapat merubah hal yang akan anda lakukan mengenai nyeri tersebut Tamsuri, 2007. Siklus keadaan ini akan membuat seseorang merasa takut, situasi itu dapat dimulai dengan perasaan tidak senang terhadap sesuatu pada dirinya sendiri. ini Jihan Rabi’al : Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Cognitive Behaviour Therapy Relaksasi dan Distraksi pada Pasien Kanker dengan Nyeri Kronis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2010. terjadi ketika kita tertekan, kita mungkin lebih menyimpulkan sesuatu dengan ekstrem. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang untuk berhenti dari siklus keadaan seperti diatas yaitu berhubungan dengan pemikiran, perasaan dan perilaku Keefe, F.J, 1996.

3.5 Terapi Relaksasi dan Distraksi