Dari hasil analisa spektroskopi FT-IR memberikan puncak serapan kuat pada daerah bilangan gelombang 3349,18 cm
-1
yang menujukkan getaran uluran O-H. Selain uluran O-H, pita khas spektrum alkohol juga dihasilkan oleh getaran uluran
C-O yang berada pada daerah bilangan gelombang 1068,21 cm
-1
alkohol primer. Puncak serapan daerah bilangan gelombang 2919,18 cm
-1
merupakan serapan khas getaran uluran taksimetrik C-H sp
3
dan daerah bilangan gelombang 2849,18 cm
-1
merupakan serapan khas dari getaran uluran simetrik C-H sp
3
yang didukung oleh getaran tekuk taksimetrik C-H sp
3
pada daerah bilangan gelombang 1468,22 cm
-1
dan daerah tekuk simetrik C-H sp
3
pada daerah bilangan gelombang 1361,25 cm
-1
. Spektrum pada daerah bilangan gelombang 1618,20 cm
-1
merupakan serapan khas C=O amida tersier yang dihasilkan oleh tekukan N-H. Pita pendukung C=O amida
tersier ini muncul pada daerah bilangan gelombang 1206,29 cm
-1
puncak lebih lemahyang dihasilkan oleh tekukan N-H dan uluran C-N. Pada daerah bilangan
gelombang 720,25 cm
-1
menunjukkan puncak vibrasi rocking CH
2 n
dari asam lemak Silverstein, 1963.
4.2.5 Penentuan Tegangan Permukaan η
Dari hasil analisis penentuan tegangan permukaan, maka diperoleh hasil titik konsentrasi misel kritis CMC sebagai berikut : Nilai CMC untuk etanolamida dan
dietanolamida sebelum hidroksilasi berada pada konsentrasi 4 dengan nilai tegangan permukaan 65,48 dynecm CMC = 0,119 molL dan 63,14 dynecm CMC = 0,1042
molL. Sedangkan Nilai CMC untuk etanolamida dan dietanolamida sesudah hidroksilasi berada pada konsentrasi 4 dengan nilai tegangan permukaan 62,0
dynecm CMC = 0,1056 molL dan 60,82 dynecm CMC = 0,093 molL.
Naiknya konsentrasi surfaktan dalam larutan air menyebabkan menurunnya tegangan permukaan larutan sampai konsentrasi tertentu hingga menjadi konstan.
Penambahn surfaktan selanjutnya yang melebihi konsentrasi ini, maka akan mengaggregasi membentuk konsentrasi misel kritis CMC. Berikut ditunjukkan
grafik nilai tegangan permukaan vs logaritma konsentrasi senyawa Gambar 4.14 dan 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14. Grafik nilai tegangan permukaan y vs logaritma konsentrasi senyawa N-bis-2-hidroksietil oleat dan N,N-bis-2-hidroksietil Oleat x.
y1= N-bis-2-hidroksietil oleat ; y2= N,N-bis-2-hidroksietil oleat
Gambar 4.15 Grafik nilai tegangan permukaan y vs logaritma konsentrasi senyawa 9,10- dihidroksi-N- bis-2-hidroksietil stearat dan 9,10-dihidoksi-N,N-bis2-hidroksietil stearat x.
y1 = 9,10-dihidroksi-N-bis-2-hidroksietil stearat; y2 = 9,10-dihidroksi-N,N-bis-2-hidroksietil stearat 60
61 62
63 64
65 66
67 68
69
0,3 0,477
0,6 0,69
0,77
Te g
a ng
a n pe
rm uk
a a
n
dy ne
c m
Log konsentrasi
y1 y2
56 58
60 62
64 66
68 70
0,3 0,477
0,6 0,699
0,77
Te g
a ng
a n pe
rm uk
a a
n
dy ne
c m
Log Konsentrasi
y1 y2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 Grafik nilai tegangan permukaan y Vs Logaritma konsentrasi senyawa alkanolamida x.
y1 = N-bis-2-hidroksietil oleat; y2= N,N-bis-2-hidroksietil oleat; y3= 9,10–dihidroksi-N-bis-2- hidroksietil stearat y4=9,10- dihidroksi-N,N-bis-2-hidroksietil stearat
Nilai tegangan permukaan dan CMC dari senyawa alkanolamida baik sebelum maupun sesudah hidroksilasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.16 berikut :
Tabel 4.7 Nilai Tegangan Permukaan dan Nilai CMC Alkanolamida Alkanolamida
Nilai tegangan permukaan
dynecm Nilai
CMC molL
N-bis-2-hidroksietil oleat 65,48
0,119 N,N-bis-2-hidroksietil oleat
63,14 0,1042
9,10-dihidroksi-N-bis-2-hidroksietil stearat 62,0
0,1056 9,10-dihidroksi-N,N-bis-2-hidroksietil stearat 60,82
0,093
Dari Gambar 4.16 dan Tabel 4.7 diatas, terlihat bahwa semakin besar
konsentrasi surfaktan maka kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena konsentrasi surfaktan berpengaruh terhadap
pembentukan misel. Konsentrasi surfaktan semakin besar, maka tegangan permukaaan semakin rendah sehingga misel yang terbentuk juga semakin banyak sampai tegangan
permukaan yang dihasilkan konstan pada suatu konsentrasi. Pada konsentrasi 1
54 56
58 60
62 64
66 68
70
0,3 0,477
0,6 0,699
0,77 y1
y2 y3
y4 Tega
n ga
n P
er mu
k a
a n
d y
n e
cm
Log Konsentrasi
Universitas Sumatera Utara
mulai terjadi penurunan tegangan permukaan sampai diperoleh titik awal CMC pada konsentrasi 3.Pada konsentrasi 4, 5 dan 6, tegangan permukaan tidak
mengalami penurunan ataupun disebut konstan Anon, 2005; Porter, 1994.
- Harga CMC alkanolamina sebelum hidroksilasi
a. N-bis-2-hidroksietil oleat
CMC = ant log 0,59
= 3,89 100 mL =
3,89 100 mL
325 = 0,0119mol 100 mL
mol
= 0,119 molL b.
N,N-bis-2-hidroksietil oleat CMC
= ant log 0,585 = 3,845 100 mL
= 3,845
100 mL 368
= 0,01044 mol
mol 100 mL = 0,1044 molL
c. 9,10-dihidroksi-N-bis-2-hidroksietil stearat
CMC =
= 3,79 100 mL =
3,79 100 mL
359 = 0,01056 mol 100 mL
mol
= 0,1056 molL ant log 0,579
d. 9,10-dihidroksi-N,N-bis-2-hidroksietil stearat
CMC = ant log 0,56
= 3,63 100 mL =
3,63 100 mL
389 = 0,0093 mol 100 mL
mol
= 0,093 molL
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Uji Titik Lebur