Uji Titik Lebur Pembahasan 1 Pembuatan metil oleat dari asam oleat

4.2.6 Uji Titik Lebur

Uji titik lebur dilakukan untuk menganalisa kemurnian senyawa amida yang diperoleh. Pada umumnya titik lebur untuk oleamida 72 o C-75 o C. Dari hasil penelitian, diperoleh titik lebur senyawa etanolamida atau dietanolamida sebelum dihidroksilasi berada pada kisaran 85 o C-91 o C dan 130 o C-134 o C. Hal ini disebabkan etanolamida dan dietanolamida sebelum dihidroksilasi, yang sangat berpengaruh dalam titik lebur alkanolamida tersebut adalah rantai karbonnya. Menurut Krischenbaeur 1960 asam lemak selalu menunjukkan kenaikan titik cair dengan semakin panjangnya rantai karbon dimana bahan dasar yang digunakan untuk memperoleh senyawa alkanolamida adalah asam oleat dengan titik cair 14 o C, dimana ikatan rangkap yang dimiliki oleh asam oleat tersebut juga berpengaruh dalam penurunan titik lebur. Sedangkan pada etanolamida dan dietanolamida sesudah hidroksilasi diperoleh titik lebur sebesar 56 o C-64 o C dan 42 o C-45 o C. Hal ini dikarenakan etanolamida dan dietanolamida sesudah dihidroksilasi, yang sangat berpengaruh dalam titik lebur alkanolamida tersebut adalah jumlah gugus hidroksi yang melekat pada alkanolamida yang diperoleh dimana semakin banyak jumlah gugus hidroksi dalam suatu amida maka kepolaran dari amida tersebut juga semakin besar. Bahan dasar yang digunakan adalah asam oleat dengan kadar 85,9-88 dimana asam oleat ini jika mengalami epoksidasi yang diikuti dengan hidrolisis maka akan menghasilkan asam stearat yang tidak memiliki ikatan rangkap dengan titik lebur sebesar 70 o C Ketaren, 2008; Tambun, 2006. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Senyawa alkanolamida turunan asam oleat dapat disintesa dari metil oleat maupun metil-9,10-dihidroksi stearat dengan maupun dietanolamina menghasilkan senyawa alkanolamida dengan rendemen masing-masing 81,1, 74,2, 83,7 dan 78. 2. Dari hasil analisa penentuan tegangan permukaan, maka diperoleh hasil titik konsentrasi misel kritis CMC sebagai berikut : nilai CMC untuk N-bis-2- hidroksietil oleat, N,N-bis-2-hidroksietil oleat, 9,10-dihidroksi-N-bis-2- hidroksietil stearat dan 9,10-dihidroksi-N,N-bis-2-hidroksietil stearat adalah masing-masing sebesar 0,119 molmL 65,48 dynecm, 0,1044 molmL 63,14 dynecm, 0,1056 molmL62,0 dynecm dan 0,093 molmL 60,82 dyne cm.

5.2 Saran

Diharapakan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan sintesa senyawa alkanolamida dengan variasi asam lemak lainnya. Demikian juga untuk melakukan pengujian dari bahan hasil sintesa pembuatan material untuk diaplikasikan dalam bahan surfaktan. Universitas Sumatera Utara