Saran Lemak dan Minyak

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Senyawa alkanolamida turunan asam oleat dapat disintesa dari metil oleat maupun metil-9,10-dihidroksi stearat dengan maupun dietanolamina menghasilkan senyawa alkanolamida dengan rendemen masing-masing 81,1, 74,2, 83,7 dan 78. 2. Dari hasil analisa penentuan tegangan permukaan, maka diperoleh hasil titik konsentrasi misel kritis CMC sebagai berikut : nilai CMC untuk N-bis-2- hidroksietil oleat, N,N-bis-2-hidroksietil oleat, 9,10-dihidroksi-N-bis-2- hidroksietil stearat dan 9,10-dihidroksi-N,N-bis-2-hidroksietil stearat adalah masing-masing sebesar 0,119 molmL 65,48 dynecm, 0,1044 molmL 63,14 dynecm, 0,1056 molmL62,0 dynecm dan 0,093 molmL 60,82 dyne cm.

5.2 Saran

Diharapakan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan sintesa senyawa alkanolamida dengan variasi asam lemak lainnya. Demikian juga untuk melakukan pengujian dari bahan hasil sintesa pembuatan material untuk diaplikasikan dalam bahan surfaktan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida termasuk lemak dan minyak adalah daya larutnya dalam pelarut organik misalnya eter, benzen, chloroform atau sebaliknya ketidak larutannya dalam pelarut air. Lemak dan minyak secara kimiawi adalah trigliserida yang merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak Sudarmadji dan Haryono, 1989. O O C C O O R 1 R 2 H + , OH - R 1 , R 2 dan R 3 -C + OH OH OH O C O R 3 O OH Trigliserida Lemak Asam Lemak Gliserol Gambar 2.1. Hasil Hidrolisis Trigliserida menjadi Asam Lemak dengan Gliserol. Bahl, 2004. Lemak dan minyak tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol, terutama minyak dengan berat molekul rendah, kecuali minyak jarak castor oil. Minyak dan lemak dapat larut sempurna dalam eter, hidrokarbon, benzena, karbon disulfida dan pelarut-pelarut organik lainnya. Kelarutan minyak atau lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan asam lemak non polar larut Universitas Sumatera Utara dalam pelarut non polar. Sebagai contoh ialah asam lemak berantai pendek misalnya asam butirat pada lemak susu bersifat polar cenderung larut dalam air sedangkan asam lemak berantai karbon panjang tidak larut dalam air. Sifat dan daya kelarutan ini digunakan sebagai dasar praktek pada pengujian-pengujian analitis dan ekstraksi minyak dengan pelarut. Sifat minyak dan lemak yang larut dalam pelarut tertentu dipergunakan dalam pengolahan minyak secara komersil. Daya kelarutan asam asam lemak biasanya lebih tinggi dari komponen gliseridanya dan dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan non polar. Semakin panjang rantai karbon maka minyak dan lemak tersebut semakin sukar larut Ketaren, 2008.

2.2 Oleokimia