Penelitian Abu Batu dan Cacahan Botol Plastik Jenis PET Terdahulu

31

2.4 Penelitian Abu Batu dan Cacahan Botol Plastik Jenis PET Terdahulu

2.4.1 Pratikto UI Depok, 2010

Penelitian ini menggunakan agregat ringan buatan berasal dari limbah botol plastik yang mempunyai logo PET. Sampah plastik merupakan masalah bagi banyak negara di dunia ini, Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai permasalahan yang kompleks dalam hal sampah, baik dari segi kesehatan, keindahan dan kesejahteraan. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar, sehingga tidak ada satu bakteripun yang dapat menguraikan sampah plastik ini. Tujuan yang hendak di capai pada peneliatian ini adalah menentukan perbandingan campuran semen, agregat kasar dari limbah botol plastik, agregat halus dan banyaknya air yang sesuai untuk pembuatan beton ringan. Sifat fisik dan sifat mekanik campuran beton ringan yang menggunakan bahan agregat limbah botol plastik sehingga memenuhi aspek beton ringan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tahapan penelitian di bagi menjadi empat bagian utama yaitu persiapan dan pengujian bahan, penyusunan rancangan benda uji serta pembahasan dan analisa hasil pengujian. Tahap persiapan dimulai dari pembuatan agregat kasar dari limbah botol plastik, dilanjutkan dengan memanaskan dan mendinginkan serta pemecahan sehingga dihasilkan agregat kasar. Untuk uji berat jenis pada agregat kasar buatan PET didapat BJ SSD sebesar 1,338. Dengan nilai ini maka agregat ini dapat diklasifikasikan sebagai agregat ringan karena syarat BJ maksimum 2,4. Penyerapan air dapat didapat rata-rata 2,64, nilai ini masih Universitas Sumatera Utara 32 dalam batas yang diijinkan yaitu 3. Data ini akan digunakan untuk merancang campuran beton ringan yang menggunakan agregat batu apung sebagai agregat kasar. Tahapan kedua sebelum dibuat benda uji terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap sifat fisik dan mekanik bahan yang akan digunakan. Dalam penelitian ini sifat kimiawi material tidak di uji. Adapun untuk menentukan komposisi campuran beton ringan menggunakan standard SNI dan agregat batu apung diganti dengan agregat dari limbah plastik. Kebutuhan Beton Ringan per m3 kg o Semen : Pasir : Air : PET adalah 280 : 840 : 110 : 585 o Semen : Pasir : Air : PET adalah 263 : 420 : 279 : 559 o Semen : Pasir : Air : PET adalah 263 : 420 : 238 : 530 Koreksi nilai slump pada pengujian pertama dan 18,5 cm pada pengujian kedua dan berdasarkan perbedaan antara batu apung dengan PET, menghasilkan perbandingan kebutuhan material untuk pengadukan ke III. Setiap komposisi dibuat 25 buah untuk benda uji kuat tekan dan kuat tarik belah untuk setiap pengadukan. Benda uji beton ringan yang dibuat kemudian di uji sifat fisik dan mekanisnya yang meliputi waktu ikat, slump, kuat tekan dan kuat tarik. Universitas Sumatera Utara 33

2.4.2 Endang Kasiati ITS, 2011

Penelitian ini menggunakan serbuk kaca dan abu batu sebagai bahan tambahan untuk pembuatan beton dan mengganti semen dengan pozzolan untuk pembuatan paving. Pada penelitian ini dibuat 6 komposisi campuran untuk pembuatan paving tersebut. Untuk bahan pengikat dipakai semen portlan pada 3 komposisi awal dan semen pozzoland pada 3 komposisi lainnya yaitu: a. PC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 5 : Abu Batu 20 b. PC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 10 : Abu Batu 15 c. PC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 15 : Abu Batu 10 d. PPC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 5 : Abu Batu 20 e. PPC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 10 : Abu Batu 15 f. PPC 30 : PS 45 : Serbuk kaca 15 : Abu Batu 10. Dari hasil yang didapat kuat tekan terbesar adalah paving blok dengan komposisi 30 PC : 45 PS : 15 Serbuk Kaca : 10 Abu Batu. Paving ini menghasilkan kuat tekan maksimal 38,47 Mpa ketika berumur 28 hari dan masuk mutu paving kelas B sesuai SNI 03-0691-1996 yang dapat dipakai untuk pelataran parkir.

2.4.3 Apriyadi Dwi Widodo, dkk UMY, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat-sifat fisik limbah botol plastik yang digunakan sebagai campuran aspal pada perkerasan jalan. Mengevaluasi sifat-sifat aspal modifikasi limbah botol plastik dan membandingkan dengan sifat-sifat aspal tanpa modifikasi. Mengevaluasi kinerja Universitas Sumatera Utara 34 campuran Marshall aspal dengan aspal modifikasi limbah botol plastik dan campuran aspal panas tanpa modifikasi aspal. Mengevaluasi hubungan antara stabilitas marshall dengan modulus elastisitas. Aspek teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat mengurangi sampah yang terdapat di sekitar lingkungan kita salah satunya limbah botol plastik polyethylene terepthalate PET dan sebagai dasar informasi ilmiah untuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatan limbah plastik dalam campuran Laston-WC. Sedangkan dari segi aspek aspek aplikatif Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan khususnya bagi kontraktor jalan untuk menggunakan limbah plastik sebagai campuran terhadap laston. Selain itu juga penelitian ini diharapkan dapat meningkatakan nilai tambah plastik untuk kontruksi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eskperimental laboratorium. Rangkaian uji bahan dan uji dilakukan secara bertahap dan mengacu pada standar ASTM, 2013.

2.4.4 A.P. Sudarno Universitas Sebelas Maret, 2006

Dalam penelitian ini akan diteliti mutu tegel dengan bahan batu abu sebagai bahan campuran pasir dan bagaimana kwalitas tegel apabila menggunakan bahan batu abu sebagai campuran pasir dalam berbagai macam volumenya. Tujuan penelitian ini dilakukan guna mendapatkan tegel yang berkualitas tinggi dengan harga relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat luas khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan ,disamping itu juga untuk memasyarakatkan penggunaan batu abu sebagai pengganti pasir yang makin lama makin sukar didapat. Di dalam penelitian ini, mencoba mengadakan pengujian benda uji yaitu tegel yang menggunakan campuran batu abu sebagai pengganti sebagian pasir. Universitas Sumatera Utara 35 Penggantian ini mempunyai alasan karena batu abu lebih mudah didapat dan tersedia cukup banyak dimana-mana. Begitu pula menurut hasil penyelidikan, tegel yang menggunakan campuran batu abu mempunyai sifat lebih elastis atau ulet di bandingkan dengan menggunakan pasir tanpa campuran batu abu Antono,1986:41 . Disamping itu kekuatan tegel lebih meningkat dan rembesan yang terjadi pada tegel dapat ditekan semaksimal mungkin,sehingga tegel tidak akan pecah atau retak bila mendapat beban. Setelah proses pemeriksaan bahan dasar selesai dilakukan dan campuran bahan –bahan untuk tegel dibuat, kemudian adonan tersebut dimasukkan dalam mesin cetak dengan cara melalui proses prescetak. Setelah umur cetakan tegel ±28 hari, kemudian diambil dan dikumpulkan untuk diberi kode-kode tertentu mengenai formula dari masing-masing benda uji tersebut, kemudian diadakan suatu pemeriksaan pengujian atau pengetesan di laboratorium. Pengujian dilakukan pada 10 macam benda uji dengan komposisi campuran yang berbeda- beda. Adapun macam campuran tersebut adalah: 1. 1 : 2 : 3 1 Pc : 2 batu abu : 3 pasir + teras 2. 1 : 2½ : 3½ 1 Pc : 2½ batu abu : 3½ pasir + teras 3. 1 : 3 : 4 1 Pc : 3 batu abu : 4 pasir + teras 4. 1 : 1½ : 2½ 1 Pc : 1½ batu abu : 2½ pasir + teras 5. 1 : 2½ : 4½ 1 Pc : 2½ batu abu : 4½ pasir + teras 6. 1 : 3 : 5 1 Pc : 3 batu abu : 5 pasir + teras 7. 1 : 3½ : 4½ 1 Pc : 3½ batu abu : 4½ pasir + teras 8. 1 : 3 : 5 1 Pc : 3 batu abu : 5 pasir + teras 9. 1 : 3½ : 5 1 Pc : 3½ batu abu : 5 pasir + teras 10. 1 : 3 : 6 1 Pc : 3 batu abu : 6 pasir + teras Universitas Sumatera Utara 36 Hasil pengetesan dari tiap-tiap campuran yang terdiri dari masing-masing 10 sampel akan menghasilkan besarnya bahan lentur, beban kejut dan kehalusan tegel. Dari hasil tersebut kemudian dipilih salah satu benda uji dengan komposisi campuran tertentu, yang memenuhi persyaratan SII. Pengujian beban lentur dilakukan dengan menimbang 10 benda uji kemudian diambil rata-ratanya dan dilihat pula berat terendah dari 10 benda uji tersebut. Pengujian kerapatan air dalam tegel dilakukan dengan cara mengambil 2 sampel saja dari 10 sampel yang ada dari masing-masing benda uji kemudian benda uji tersebut diletakkan di suatu tempat tertentu yang kemudian diisi dengan air setinggi 5 cm dihitung dari permukaan tegel bagian terdalam, setelah 2 hari diperiksa dan kemudian diberi air lagi dengan maksud agar air tetap setinggi 5 cm sesaat kemudian dilakukan pengamatan lagi selama 12 jam untuk setiap 3 jam. Bila tetap tidak ada air yang berkurang yang berarti tidak ada yang retak maka benda uji tersebut telah memenuhi syarat.

2.4.5 Sutarno Politeknik Negeri Semarang, 2007

Penelitian ini merupakan penelitian laboretorium sehingga semua aktivitas dilakukan di laboratorium yang menggunakn Laboratorium Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Semarang. Pengambilan sampel, berupa abu batu sebagai bahan paving block, dipilih yang kadar lumpurnya paling tinggi, yaitu milik CV Selo Arto yang ada di Karang Jati, Ungaran, Kabupaten Semarang.. Bahan – bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah semen portland Type I, abu batu yang diambil dari tempat pemecah batu milik CV Selo Arto Universitas Sumatera Utara 37 yang terletak di Ngobo Karang Jati, Kabupaten Semarang dan air dari PDAM. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a Ayakan standar, untuk mengayak pasir dengan susunan berdasar lobang ayakan 4 mm, 2 mm, 1mm, 0,5mm, 0,25mm, 0,125mm, dan 0,075mm; b Timbangan timbangan kecil dengan ketelitian 0,1 gram yang digunakan untuk menganalisis laborat dan timbangan besar untuk produksi atau pembuatan benda uji; c Mikser kapasitas 150 liter sebagai bahan pengaduk pembuatan benda uji; d Cetakan paving block yang menggunakan mesin cetak paving agar kualitas paving block yang dihasilkan akibat variasi gaya pengepresan dapat merata; e Bak perendaman digunakan untuk merawat paving block; f Mesin uji tekan yang menggunakan mesin uji tekan bebas. Proses penelitian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, penganalisisan bahan, pencampuran, pencetakan, perawatan, dan pengujian tekan. Pengujian terhadap abu batu meliputi analisis ayak, kadar lumpur, kadar organik, berat jenis, dan daya serap. Analisis pasir yang dilakukan adalah analisis ayak, analisis kadar organik, berat jenis, daya serap, dan kadar lumpur. Pencampuran dan pengadukan dilakukan dengan kondisi adukan kering, yaitu dengan menggunakan air tidak terlalu banyak karena proses pemadatannya dengan pres, dan diharapkan paving block dapat ditembus air Universitas Sumatera Utara 38 sebagai keunggulan paving block yang memiliki daya resapan yang baik. Proporsi setiap variasi campuran adalah 1PC : 2 Abubatu, 1 PC : 3 Abubatu, 1 PC : 4 Abubatu, 1 PC : 5 Abubatu, 1 PC : 6 Abubatu, 1 PC : 7 Abubatu, 1 PC : 8 Abubatu, dan perpandingan tersebut berdasarkan volumenya. Dalam pencetakan variasi masing masing sebanyak 10 benda uji, kemudian diuji pada umur 28 hari sehingga jumlah benda uji seluruhnya 70 benda uji. Pada tahap perwatan, setelah paving block dicetak. Satu hari kemudian direndam dalam air dan akan diangkat satu hari sebelum diuji tekan untuk ditiriskan agar kering. Pengujian tekan menggunakan mesin tekan untuk beton dengan menggunakan metode British Standards Institution No BS 6717 : Part I : 1986. Sbelum diuji paving block perlu ditimbang dan diukur dimensinya, beban maksimum yang mampu ditahan oleh paving block dicatat hasilnya. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang