Uji Multikoliniearitas Uji Autokorelasi

48

4.2.3 Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen satu dengan lainnya. Jika variabel memiliki hubungan linear, maka model regresi tidak dapat dilakukan.Untuk menguji adanya indikasi multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan VIF dari variabel yang digunakan. Berikut hasil uji multikolinearitas dari variabel yang digunakan peneliti : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Pendapatan Asli Daerah ,336 2,974 Dana Alokasi Umum ,194 5,151 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ,841 1,189 Belanja Modal ,202 4,958 a. Dependent Variable: Alokasi Belanja Pegawai Tabel di atas menunjukan bahwa tidak ada indikasi multikolinearitas. Nilai tolerance 0,1 dan VIF 10 menandakan bahwa tidak ada indikasi multtikolinearitas. Variabel PAD memiliki nilai tolerance sebesar 0.336 dan VIF sebesar 2.974; variabel DAU memiliki nilai tolerance sebesar 0,194 dan VIF 5,151; variabel SILPA memiliki nilai tolerance sebesar 0,841 dan VIF sebesar 1,189; variabel Belanja Modal memiliki nilai tolerance sebesar 0,202 dan VIF sebesar 4,958. Setiap variabel memenuhi syarat nilai tolerance dan VIF, sehingga semua variabel independen tidak memiliki hubungan linear satu sama lain. Universitas Sumatera Utara 49 .

4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk melihat adanya korelasi pada data dari suatu periode dengan periode lainnya. Indikasi autokorelasi terjadi pada data yang memiliki time series. Untuk menguji terjadinya indikasi autokorelasi, peneliti menggunakan pengujian Durbin Watson. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- Watson DW-test. Kriteria utk penelitian ini adalah : a. Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin Watson Model Summary b Model 1 R ,988 a R Square ,976 Adjusted R Square ,974 Std. Error of the Estimate 43726,9310 3 Change Statistics R Square Change ,976 F Change 434,580 df1 4 df2 43 Sig. F Change ,000 Durbin-Watson 1,857 Universitas Sumatera Utara 50 a. Predictors: Constant, Belanja Modal, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum b. Dependent Variable: Alokasi Belanja Pegawai sumber :Olah Data SPSS Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson DW sebesar 1,857. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

7 91 72

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12