4.9. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis pemecahan masalah pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan setelah diterapkannya
pengolahan limbah, di mana pada tahap ini memberikan pembahasan atau analisis yang lebih tentang pengurangan limbah dan peningkatan produktivitas dengan
diterapkannya solusi pengolahan limbah.
4.10. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan kemudian dibuat saran-saran yang bertujuan untuk
membuat perbaikan yang tepat untuk mengolah limbah yang terjadi sebagai upaya pengurangan limbah
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Data Input
Input yang digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas terdiri dari,
biaya material, biaya tenaga kerja, biaya energi dan biaya maintenance pemeliharaan mesin dan instalasi.
5.1.1.1. Biaya Material
Biaya material yakni biaya untuk pengadaan material yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi selama Tahun 2015.
5.1.1.2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja yakni gaji yang dikeluarkan perusahaan dalam proses
produksi selama tahun 2015.
5.1.1.3. Biaya Energi
Biaya energi berupa biaya untuk genset, solar dan gas yang dikeluarkan
perusahaan dalam proses produksi selama tahun 2015.
5.1.1.4. Biaya Maintenance Pemeliharaan Mesin dan Instalasi
Universitas Sumatera Utara
Biaya maintanance yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi
selama tahun 2015.
5.1.1.5. Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan dari seluruh biaya material, biaya tenaga kerja, biaya energi dan biaya maintenance pemeliharaan mesin dan
instalasi di PT. Perkebunan Sumatera Utara dalam pelaksanaan proses produksi pada periode tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Biaya Total PT. Perkebunan Sumatera Utara Tahun 2015 Periode
Biaya Rp
Januari 1.105.689.792
Februari 1.213.837.078
Maret 1.160.570.329
April 1.293.255.969
Mei 1.196.860.136
Juni 1.245.225.518
Juli 1.424.058.217
Agustus 1.140.687.556
September 1.327.428.568
Oktober 1.300.658.570
November 1.372.581.294
Desember 1.403.634.829
Rata- rata 1.265.373.988
5.1.2. Output
Output dari PT. Perkebunan Sumatera Utara adalah minyak CPO dan PK.
Jumlah Output yang dihasilkan selama tahun 2015.
Harga rata-rata penjualan minyak dan inti sawit yang dihasilkan selama tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah output total adalah jumlah penjualan minyak sawit dan inti sawit yang diterima perusahaan selama tahun 2015 yaitu dengan mengalikan jumlah
produksi minyak dan inti sawit dengan harga per kilogram. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai penjualan adalah:
Penjualan = Jumlah produksi minyak sawit setiap bulan x harga jual CPO perkilogram + Jumlah produksi inti sawit setiap bulan x harga jual
inti sawit perkilogram Dengan cara yang sama maka akan diperoleh output total untuk bulan selanjutnya,
Output total dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Output PT. Perkebunan Sumatera Utara Tahun 2015 Periode
Output Rp
Januari 26.306.052.988
Februari 25.263.938.093
Maret 22.666.427.662
April 23.867.444.316
Mei 27.932.076.358
Juni 25.082.971.353
Juli 28.148.884.009
Agustus 31.792.815.989
September 33.746.454.200
Oktober 34.341.766.061
November 34.657.335.056
Desember 33.728.446.129
Rata-Rata 28.978.258.226
5.1.3. Limbah Produksi Pabrik Kelapa Sawit
Limbah yang dihasilkan pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Sumatera Utara adalah:
1. Limbah Padat
Universitas Sumatera Utara
Limbah padat yang dihasilkan Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Sumaetra Utara berupa fiber, cangkang, dan tandan kosong. Fiber dan cangkang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar Boiler, sedangkan tandan kosong dibakar sempurna di dalam innecerator dan ditebar di kebun pabrik.
2. Limbah cair Limbah cair pada PKS PT. Perkebunan Sumatera Utara yang berasal proses
produksi dialirkan ke 15 kolam treatment. Air yang sudah memenuhi standar untuk digunakan kembali akan digunakan sebagai Land application untuk
kebutuhan Pabrik. Jumlah limbah padat dan limbah cair dari proses produksi kelapa sawit
selama tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Jumlah Limbah Padat dan Limbah Cair PKS PT Perkebunan Sumatera Utara Tahun 2015
Periode Jumlah Limbah
Padat Ton Jumlah Limbah
Cair Ton
Januari 2.356,84
99,75 Februari
2.484,78 109,67
Maret 2.166,28
92,71 April
2.141,45 91,98
Mei 2.624,92
111,87
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Jumlah Limbah Padat dan Limbah Cair PKS PT Perkebunan Sumatera Utara Tahun 2015 Lanjutan
Periode Jumlah Limbah
Padat Ton Jumlah Limbah
Cair Ton
Juni 2.487,67
112,92 Juli
2.212,71 100,17
Agustus 2.361,71
102,82 September
2.153,69 100,67
Oktober 2.348,93
102,41 November
2.531,94 110,72
Desember 2.587,89
116,83
Rata-rata 2.321,57
104,38
Sumber: PT Perkebunan Sumatera Utara
5.2. Pengolahan Data
Setelah data telah dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data untuk menghitung material balance, tingkat produktivitas perusahaan, identifikasi
permasalah dan penyebabnya, dan mencari solusi pemecahan masalah.
5.2.1. Getting Started
Pada tahap ini harus sudah menentukan block diagram process dan material balance
sehingga diketahui operasi-operasi yang menghasilkan limbah termasuk estimasi atau perkiraan mengenai jumlah limbah yang dihasilkan.
Perhitungan produktivitas awal dilakukan sebagai dasar pertimbangan dalam pengestimasian asap cair sebagai solusi yang akan diperoleh untuk mengetahui
apakah produktivitas mengalami peningkatan atau sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
TBS Timbangan
Loading Ramp Lori
Sterilizing Thresher Drum
Fruit Conveyor Fruit distributing
Conveyor Digester
Screw Press Pengenceran
Sand Trap Tank Vibrating Screen
Crude Oil Tank Continous Setting
Tank Empty Bunch
Conveyor
Cake Breaker Depericarper
Polishing Drum Nut Transport Fan
Nut Silo Ripple Mill
LTDS I dan II Claybath
Kernel Silo Driyer Bulk Silo Kernel
Sortasi
Oil Tank Oil Purifire
Oil Dryer Storage Tank
Vibrating Screen Sludge Tank
Balance Tank Slude Sentrifugre
Fat Pit
Gambar 5.1. Block Diagram Process Pengolahan Sawit di PKS PT Perkebunan Sumatera Utara
5.2.1.2.Perhitungan Produktivitas
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas didapat dari perbandingan antara output dengan input. Untuk menghitung produktivitas maka digunakan rumus sebagai berikut:
Produktivitas = Sehinggga, untuk mengitung produktivitas total perusahaan pada bulan Januari
2015 dilakukan sebagai berikut: Produktivitas total Januari 2015=
= 23,79 Selanjutnya dilakukan perhitungan produktivitas total perusahaan selama satu
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Produktivitas Total PT. Perkebunan Sumatera Utara Tahun 2015 Periode
Jumlah Output Total Rp
Jumlah Input Total Rp
Produktivitas Total
Januari 26.306.052.988
1.105.689.792 23,79
Februari 25.263.938.093
1.213.837.078 20,81
Maret 22.666.427.662
1.160.570.329 19,53
April 23.867.444.316
1.293.255.969 18,46
Mei 27.932.076.358
1.196.860.136 23,34
Juni 25.082.971.353
1.245.225.518 20,14
Juli 28.148.884.009
1.424.058.217 19,77
Agustus 31.792.815.989
1.140.687.556 27,87
September 33.746.454.200
1.327.428.568 25,42
Oktober 34.341.766.061
1.300.658.570 26,40
November 34.657.335.056
1.372.581.294 25,25
Desember 33.728.446.129
1.403.634.829 24,03
Dari hasil perhitungan produktivitas diatas dapat dilihat bahwa produktivitas total PT. Perkebunan Sumatera Utara mengalami penurunan dan
peningkatan dalam tahun 2015.
5.2.2. Planning
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap planning dibagi lagi menjadi dua langkah yaitu: mengidentifikasi masalah dan penyebabnya lalu menentukan tujuan dan target.
5.2.2.1. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
Langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah adalah mencari informasi mengenai pengolahan sawit serta penanganan limbah terhadap
lingkungan dengan menganalis menggunakan diagram sebab-akibat. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilkakukan didapat bahwa penanganan
yang dilakukan terhadap limbah adalah sebagai berikut:
1.
Penanganan yang dilakukan untuk tandan kosong kelapa sawit adalah menumpuk tandan kosong kelapa sawit di sekitar innecerator sebelum dibakar
sempurna dan sebagian dibuang diareal kebun. 2. Penanganan yang dilakukan terhadap limbah cair adalah dengan melakukan
perlakuan treatment dengan pembuatan kolam penampungan. Setelah ambang batas yang ditetapkan dicapai maka limbah ini akan digunakan sebagai land
application .
Untuk mencari akar permasalahan digunakan diagram sebab-akibat. Hasil analisis diagram sebab-akibat diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang
diperoleh dilapangan. Diagram sebab-akibat dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan kerja Bahan Baku
Metode kerja
Manusia Peralatan
Penumpukan limbah diarea pabrik
Menimbulkan bau Kurang teliti dalam
melakukan pemeriksaan Umur bahan baku
Mesin tidak beroperasi dengan baik
Kurang keahlian dalam melakukan
pengeksekusiannya Kurang teliti
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Polutan dari hasil pembakaran langsung
Limbah Belum dimanfaatkan
Gambar 5.3. Diagram Sebab-Akibat Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan Gambar diatas, limbah padat tandan kosong yang diperoleh dari pengolahan minyak perlu diambil tindakan untuk mengatasi permasalah
dampak negatif limbah terhadap lingkungan. Penanganan limbah merupakan masalah serius yang harus dipertimbangkan untuk menjaga kelastarian lingkungan
dan dampak negatif bagi masyarakat sekitar.
5.2.2.2. Menentukan Tujuan dan Target
Tujuan dan target yang ingin dicapai adalah mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh limbah terhadap lingkungan dengan mengolah kembali
limbah untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
5.2.3. Generation and Evaluation of GP Option
Langkah ini mencakup pengembangan solusi untuk mempertemukan tujuan serta target yang telah dirumuskan di langkah sebelumnya. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mencakup sudut pandang terhadap pencegahan polusi dan prosedur kontrol yang telah direncanakan berdasarkan solusi yang direncankan mampu meningkatkan
produktivitas perusahaan.
5.2.3.1. Usulan Solusi
Berdasarkan hierarki pencegahan terhadap pencemaran, menurut urutan reduce, reuse,
dan recycle, maka daur ulang recycle dilakukan dengan menggunakan kembali tandan kosong sawit sebagai bahan baku untuk pembuatan
asap cair dengan menggunakan proses pirolisis sehingga tandan kosong yang dihasilkan dari pengolahan minyak sawit dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
5.2.3.1.1. Usulan Asap Cair
Asap cair diproduksi dengan manfaatkan limbah padat tandan kosong kelapa sawit. Pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku
untuk menjadi produk asap cair dilakukan dengan teknik pirolisis. Pirolisis didefinisikan sebagai proses dekomposisi suatu bahan oleh panas tanpa
menggunakan oksigen yang mendegradasi suatu biomassa menjadi arang, tar dan gas. Tandan kosong kelapa sawit dapat diolah secara tepat dengan menggunakan
teknik pirolisis yang menghasilkan produk berupa abu dan asap. Asap yang dikeluarkan dapat dicairkan menjadi asap cair dengan destilat menggunakan
kondensor sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Ada beberapa aspek dalam perencanaan asap cair, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Aspek Pasar Asap cair mempunyai banyak fungsi salah satunya untuk bidang pertanian dan
industri. Limbah tandan kosong kelapa sawit yang dihasilkan dari produksi sangat memungkinkan digunakan sebagai bahan baku pembuatan asap cair
baik dalam skala besar maupun skala kecil. Manfaat asap cair diantaranya: a. Pengawet makanan siap saji seperti bakso, tahu, mi, dll
b. Pengawet bahan makanan pengganti formalin seperti ikan, daging, dan ayam.
c. Penghilang bau pada pengolahan karet. d. Bahan pengawet kayu terhadap rayap
e. Membasmi dan memperlambat perkembangan hama dan jamur f. Perindustrian tambak
g. Penghilang bau h. Penghilang bau amis pada ikan lauttawar
i. Menghilangkan gatal-gatal pada badan j. Mengobati sakit gigi
k. Mengobati jerawat l. Pengganti cuka sebagai pengawet buah
Produk sampingan asap cair adalah abu hasil pembakaran yang mengandung kalium yang bisa digunakan sebagai pembuatan pupuk organik.
Banyaknya manfaat asap cair baik bagi industri, pertanian dan dalam farmasi sangat memungkinkan untuk dijadikan pengganti bahan pengawet yang berbahaya
yang mengandung bahan kimia. Dibandingkan dengan produksi formalin yang
Universitas Sumatera Utara
mencapai 800.000 Ton di dalam negeri Media Industri,2006. Asap cair bisa digunakan sebagai pengawet ikan, banyaknya ikan yang terdapat di pelabuhan
sangat memungkinkan menjadi pasar asap cair. Kapasitas pelabuhan di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.11
Tabel 5.11 Jenis Pelabuhan di Indonesia No
Jenis Pelabuhan Kapasitas
Pertahun Ton Banyak
Pelabuhan
1 Pelabuhan Perikanan
Samudera 40.000
5 2
Pelabuhan Perikanan Nusantara
8.000 – 15.000
12 3
Pelabuhan Perikanan Pantai
4.000 46
Tabel 5.11 menjelaskan banyaknya jumlah ikan yang masuk dipelabuhan di indonesia tiap tahunnya. Belum lagi pangkalan pendaratan ikan dalam skala kecil
dan kegiatan lainnya yang memerlukan pengawet. Jumlah asap cair yang dihasilkan dalam sebulan dengan kapasitas olah tandan kosong kelapa sawit
sebesar 100 Kg didapat 25 liter asap cair, dengan limbah tkks yang mencapai 99 ton hari maka didapat 24750 Liter Asap cair setiap harinya jika semua limbah
tandan kosong kelapa sawit diolah menjadi asap cair. 2. Aspek Teknik
Teknologi pembuatan asap cair dilakukan dengan proses pirolisis. Pirolisis didefinisikan sebagai proses dekomposisi suatu bahan oleh panas tanpa
menggunakan oksigen yang mendegradasi suatu biomassa menjadi arang, tar dan gas. Alat yang digunakan untuk membuat asap car terdiri dari tabung
pembakar, tungku pembakar, pipa penyalur asap, tangki kondensator, pencacah
Universitas Sumatera Utara
dan penampungan. Komponen-komponen alat penghasil asap cair adalah sebagai berikut:
a. Cangkang dan serat sebagai bahan bakar utama. b. Solar sebagai bahan bakar pembantu.
c. Tungku pembakaran berfungsi sebagai tempat pembakaran d. Tabung pembakar adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan asap
melalui pembakaran bahan secara tak langsung. e.
Blower digunakan sebagai alat pengatur udara untuk penyebaran api di tungku pembakaran.
f. Thermomether
termokopel untuk mengukur suhu di ruang pirolisis. g. Pipa pengeluaran asap berfungsi untuk menyalurkan asap dari ruang
pirolisis ke ruang kondensator. h. Tabung penampung tar sebagai tempat penampungan sementara tar hasil
pirolisis pada pipa pengeluaran asap. i.
Kondensator adalah ruang pendingin untuk merubah asap yang berfasa uap jenuh menjadi berfasa cair.
j. Pipa destilasi pengeluaran asap cair berfungsi untuk tempat mengeluarkan
asap cair dari hasil kondensasi pada tabung kondensator. k. Tabung penampung asap cair berfungsi sebagai wadah penampung asap
cair. i.
Selang sebagai saluran air pendingin. Cara pengoperasian alat asap cair dilakukan dengan berikut:
Universitas Sumatera Utara
- Persiapan bahan baku tandan kosong kelapa sawit sebanyak 100 kg yang sudah dicacah dan dijemur selama sehari untuk mencapai kadar air yang
sesuai -
Sampel yang telah dijemur dimasukkan ke dalam tabung pirolisis. Tahap Pembuatan Asap Cair:
- Tahap Pembakaran Pirolisis
Dari bagian bawah dinyalakan tungku api pembakar sehingga sampel terbakar secara tidak langsung. Suhu yang dicapai hingga asap cair keluar dari
tabung kondensator adalah 200-480 C dan waktu pembakaran 3-5 jam untuk
terbentuknya asap cair. Asap yang dihasilkan akan mengalir ke tabung kondensasi. Pembakaran pada tabung pirolisis dilakukan sebanyak dua kali
ulangan. -
Tahap kondensasi Pendinginan ini dilakukan dengan kondisi air yang berada di tabung
kondensator. Cara kerja pada tabung kondensator adalah sebagai berikut : a. Asap yang keluar dari tabung pirolis akan mengalir ke kondensator.
b. Asap akan terkondensasi dan mencair serta dialirkan ke penampungan. c. Asap cair diendapkan selama dua hari.
d. Asap cair disaring untuk membuang kotoran jika ada. e. Melakukan destilasi jika perlu.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.2. Solusi Pengolahan Limbah 5.2.3.2.1. Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting
digunakan untuk
melakukan pembandingan
perhitungan produktivitas dengan pembuatam asap cair penyelesaian masalah yang direncanakan sesuai dengan pendekatan green productivity. Rata-rata input
dan output perusahaan selama Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Rata- Rata Input dan Output PT. Perkebunan Sumatera Utara Output
Rp
Penjualan Minyak dan Inti sawit 28.961.217.685
Input Rp
Input Material
363.794.103 Input
Tenaga Kerja 579.352.468
Input Energi
107.080.985 nput Maintanance
215.146.432 Waste
Ton 2.371,56 + 104,2
Perhitungan Green Productivity Ratio untuk bahan baku, material, tenaga kerja, energi, dan maintenance dilakukan dengan menggunakan rumus berikut
ini: GPR
material =
GPR
tenagakerja =
GPR
energi =
GPR
maintanance =
GPR
waste =
Sebagai contoh perhitungan GPR untuk material
Universitas Sumatera Utara
GPR
mterial =
= 79,61 Perhitungan Green Productivity Ratio untuk bahan baku, material, tenaga
kerja, energi, dan maintenance apat dilihat padat tabel 5.13
Tabel 5.13. Hasil Perhitungan Green Productivity Ratio GPR PT. Perkebunan Sumatera Utara
Input Green Productivity Ratio
Input Material
79,61 Input
Tenaga Kerja 49,99
Input Energi
270,46 Input Maintanance
134,61 Waste
0,21
5.2.3.2.2. Pengolahan Asap Cair
Perhitungan untuk biaya pada asap cair adalah sebagai berikut: 1. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan dari proyek pembuatan asap cair ini adalah penjualan asap cair dan abu hasil pembakaran:
Setelah dihitung biaya untuk asap cair maka biaya tersebut dapat dibandingkan dengan kondisi eksisting di PT Perkebunan Sumatera Utara.
Perbandingan kondisi eksisting dengan diterapkan pembuatan asap cair dapat
dilihat pada tabel 5.15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15 Perbandingan Biaya Kondisi Eksisting dengan Penerapkan Asap Cair
Faktor Kondisi Eksisting
Penerapan Asap Cair
Output Rp
Rp
Penjualan 28.961.217.685
29.135.217.685
Input Rp
Rp
Input Material 363.794.103
363.794.103 Input TenagaKerja
579.352.468 582.652.468
Input Energi 107.080.985
107.605.985 Input perawatan dan
instalasi 215.146.432
216.646.432
Waste Ton
2.321,57 2.309,07
Untuk perhitungan Green Productivity Ratio GPR caranya sama dengan perhitungan kondisi eksisting. Untuk menghitung Green Productivity Index GPI
digunakan dengan menggunakan rumus berikut: GPIAsap cair =
x GPI
dasar
= = 1,01
Dalam perhitungan GPI untuk material, tenaga kerja, energi dan maintenance, nilai diatas 1 menunjukkan perbaikan, sedangkan untuk waste nilai dibawah 1
menunjukkan adanya penurunan dampak lingkungan yang terjadi. Melalui perhitungan GPI untuk tenaga kerja tidak terjadi peningkatan indeks dibanding
dengan sebelumnya. Hasil perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity Index
GPI untuk asap cair dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Hasil Perhitungan GPR dan GPI untuk Kondisi Eksisting dan Diterapkannya Pengolahan Asap Cair
Green Productivity Indicators
Green Productivity
Ratio Eksisting Green
Productivity Ratio Asap
Cair Green Productivity
Index
Input Material
79,61 80,09
1,01 Input
TenagaKerja 49,99
50,00 1,00
Input Energi
270,46 270,57
1,00 Input maintenance
134,61 134,48
1,00 Waste
0,21 0,20
0,99 Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat nilai GPI material, tenaga kerja,
energi, maintenance mendapat nilai 1 yang berarti terjadi perbaikan dan waste berada dibawah 1 yang berarti berkurangnya dampak limbah.
5.2.4. Estimasi Asap Cair sebagai Solusi
Estimasi solusi dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas pada asap cair. Rumus perhitungan estimasi produktivitas adalah:
Estimasi Produktivitas Asap Cair = =
= 22,88
Tabel 5.17. Perhitungan Produktivitas Total Faktor
Kondisi Eksisting Penerapan Asap
Cair
Penjualan 28.961.217.685
29.135.217.685 Input Material
363.794.103 363.794.103
Input TenagaKerja 579.352.468
582.652.468 Input Energi
107.080.985 107.605.985
Input maintance 215.146.432
216.646.432
Produktivitas total 22,88
22,92
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata nilai produktivitas total yang diperoleh periode Tahun 2015 adalah 22,88 dan pada estimasi produktivitas total asap cair diperoleh sebesar 22,92 yang
berarti terjadi peningkatan produktivitas sebesar 0,04. Produktivitas yang diperoleh menggunakan 1 alat pembuat asap cair berkapasitas limbah padat
tandan kososng kelapa sawit 100 Kg untuk sekali produksi. Kajian untuk penghabisan tandan kosong kelapa sawit dilakukan
perbandingan jumlah limbah yang diolah Perhitungan untuk biaya pada asap cair
Tabel 5.19 Kajian Peggunaan Semua Tandan Kosong Faktor
Kondisi Eksisting Penerapan Asap
Cair
Penjualan 28.961.217.685
63.413.217.685 Input Material
363.794.103 363.794.103
Input TenagaKerja 579.352.468
1.239.352.468 Input Energi
107.080.985 227.080.985
Input maintance 215.146.432
515.146.432
Produktivitas total 22,88
27,04
Tabel 5.19 Menunjukkan produktivitas yang dihasilkan jika semua limbah padat tandan kososng kelapa sawit digunakan akan meningkatkan produktivitas
perusahaan dari 22,88 menjadi 27,04 yang berarti terjadi peningkatan produktivitas sebesar 4,16.
Hasil perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity index
GPI untuk penggunaan seluruh limbah padat tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20. Hasil Perhitungan GPR dan GPI untuk Kondisi Eksisting dengan Penerapan Asap Cair
Green Productivity Indicators
Green Proructivity
Ratio Eksisting Green
Productivity Ratio Asap Cair
Green Produtivity
Index
Input Material 79,61
170,25 2,13
Input TenagaKerja 49,99
50,24 1,00
Input Energi 270,46
274,19 1,01
Input maintenance 134,61
136,81 1,02
Waste 0,21
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Perhitungan Produktivitas
. Perhitungan
produktivitas yang
dilakukan adalah
menggunakan produktivitas total. Produktivitas total diperoleh dengan membandingkan antara
jumlah output total dengan input total. Data yang digunakan sebagai output adalah data penjualan minyak sawit dan inti sawit sedangkan data input terdiri dari data
biaya material, data tenaga kerja, data biaya energi dan biaya maintenance. Dari perhitungan produktivitas total yang dilakukan, produktivitas paling rendah terjadi
pada bulan april 2015 sebesar 19,17 dan yang tertinggi terjadi pada bulan oktober 2015 sebesar 26,40.
6.2. Analisa Identifikasi Masalah
Identifkasi masalah dilakukan dengan mencari informasi dari limbah pengolahan sawit dan menemukan solusi pengolahan limbah dengan
menggunakan diagram sebab-akibat dan material balance. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengolahan minyak sawit,
limbah tandan kosong kelapa sawit yang menumpuk dapat menimbulkan bau dan polutan dari hasil pembakaran langsung tandan kosong kelapa sawit yang
mengganggu lingkungan sehingga perlu dilakukan tinjauan untuk mengatasi masalah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
6.3. Analisa Penentuan Tujuan dan Target
Tujuan dan target green productivity dapat dicapai dengan menurunkan dampak limbah terhadap lingkungan dengan penggunaan kembali limbah dari
hasil produksi yang berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Langkah yang dilakukan untuk mengurangi limbah adalah dengan membuat
mengolah kembali limbah menjadi asap cair.
6.4. Analisa Penilaian Asap Cair