Tabel 6.3. Perhitungan Peningkatan Produktivitas Faktor
Kondisi Eksisting Penerapan Asap
cair
Penjualan 28.961.217.685
29.135.217.685 Input Material
363.794.103 363.794.103
Input Tenaga Kerja 579.352.468
582.652.468 Input Energi
107.080.985 107.605.985
Input maintance 215.146.432
216.646.432
Produktivitas total
22,88 22,92
Rata-rata nilai produktivitas total yang diperoleh selamat tahun 2015 adalah 22,88 dan pada estimasi produktivitas total penerapan asap cair diperoleh
sebesar 22,92 yang berarti terjadi peningkatan produktivitas sebesar 0,04 dan jika seluruh limbah digunakan produktivitas menjadi 27,04.
6.5. Analisa Alat Asap Cair
Alat asap cair yang digunakan dalam proses produksinya tergolong sederhana karena hanya dengan proses pirolisis dan mendinginkan uap dengan
kondensator sehingga tidak ada polusi yang dihasilkan dari proses produksi. Alat asap cair dapat dilihat pada gambar 6.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.1. Alat Produksi Asap Cair
Komponen-komponen alat penghasil asap cair adalah sebagai berikut: l.
Cangkang dan serat sebagai bahan bakar utama. m. Solar sebagai bahan bakar pembantu.
n. Tungku pembakaran berfungsi sebagai tempat pembakaran o. Tabung pembakar adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan asap
melalui pembakaran bahan secara tak langsung. p.
Blower digunakan sebagai alat pengatur udara untuk penyebaran api di tungku pembakran.
q. Thermometer untuk mengukur suhu di ruang pirolisis. r.
Pipa pengeluaran asap berfungsi untuk menyalurkan asap dari ruang pirolisis ke ruang kondensator.
s. Tabung penampung tar sebagai tempat penampungan sementara tar hasil pirolisis pada pipa pengeluaran asap.
Universitas Sumatera Utara
t. Kondensator adalah ruang pendingin untuk merubah asap yang berfasa uap
jenuh menjadi berfasa cair. u. Pipa destilasi pengeluaran asap cair berfungsi untuk tempat mengeluarkan
asap cair dari hasil kondensasi pada tabung kondensator. v. Tabung penampung asap cair berfungsi sebagai wadah penampung asap
cair. w. Selang sebagai saluran air pendingin
6.6. Analisa Faktor Green Productivity
Penerapan pengolahan asap cair di PT. Perkebunan Sumatera Utara mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah padat
tandan kosong kelapa sawit yang belum diolah secara optimal oleh perusahaan. Ada faktor dalam green productivity yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi yang
dijelaskan sebagai berikut Asian Productivity Organization, 2006: a.
Lingkungan Melalui pendekatan green productivity yang dilakukan didapat nilai green
productivity index dari limbah sebesar 0,99 yang berarti terjadi penurunan dampak
limbah terhadap lingkungan dengan mengolah kembali limbah padat tandan kosong kelapa sawit menjadi produk asap cair. Asap cair diproduksi dengan
teknik pirolisis yaitu dengan mengalirkan asap ke dalam tabung kondensator sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
b. Sosial dan ekonomi
Melalui pendekatan green productivity yang dilakukan juga harus memiliki kesenjangan sosial dan ekonomi dalam penerapannya. Selain berhasil
melakukan perlindungan lingkungan dengan mengurangi dampak limbah, sisi sosial dan ekonomi tidak bisa dikesampingkan. Penambahan jumlah tenaga kerja
yang berasal dari daerah sekitar pabrik mampu mengurangi angka pengangguran dengan penerapan produksi asap cair yang berbahan baku tandan kosong kelapa
sawit dan tersedianya sarana untuk pembuatan usaha kecil menengah yang mampu meningkatan pendapatan sandang dan pangan masyarakat sekitar pabrik.
6.7. Implementasi Pembuatan Asap Cair