Lingkungan kerja Bahan Baku
Metode kerja
Manusia Peralatan
Penumpukan limbah diarea pabrik
Menimbulkan bau Kurang teliti dalam
melakukan pemeriksaan Umur bahan baku
Mesin tidak beroperasi dengan baik
Kurang keahlian dalam melakukan
pengeksekusiannya Kurang teliti
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Polutan dari hasil pembakaran langsung
Limbah Belum dimanfaatkan
Gambar 5.3. Diagram Sebab-Akibat Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan Gambar diatas, limbah padat tandan kosong yang diperoleh dari pengolahan minyak perlu diambil tindakan untuk mengatasi permasalah
dampak negatif limbah terhadap lingkungan. Penanganan limbah merupakan masalah serius yang harus dipertimbangkan untuk menjaga kelastarian lingkungan
dan dampak negatif bagi masyarakat sekitar.
5.2.2.2. Menentukan Tujuan dan Target
Tujuan dan target yang ingin dicapai adalah mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh limbah terhadap lingkungan dengan mengolah kembali
limbah untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
5.2.3. Generation and Evaluation of GP Option
Langkah ini mencakup pengembangan solusi untuk mempertemukan tujuan serta target yang telah dirumuskan di langkah sebelumnya. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
mencakup sudut pandang terhadap pencegahan polusi dan prosedur kontrol yang telah direncanakan berdasarkan solusi yang direncankan mampu meningkatkan
produktivitas perusahaan.
5.2.3.1. Usulan Solusi
Berdasarkan hierarki pencegahan terhadap pencemaran, menurut urutan reduce, reuse,
dan recycle, maka daur ulang recycle dilakukan dengan menggunakan kembali tandan kosong sawit sebagai bahan baku untuk pembuatan
asap cair dengan menggunakan proses pirolisis sehingga tandan kosong yang dihasilkan dari pengolahan minyak sawit dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
5.2.3.1.1. Usulan Asap Cair
Asap cair diproduksi dengan manfaatkan limbah padat tandan kosong kelapa sawit. Pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku
untuk menjadi produk asap cair dilakukan dengan teknik pirolisis. Pirolisis didefinisikan sebagai proses dekomposisi suatu bahan oleh panas tanpa
menggunakan oksigen yang mendegradasi suatu biomassa menjadi arang, tar dan gas. Tandan kosong kelapa sawit dapat diolah secara tepat dengan menggunakan
teknik pirolisis yang menghasilkan produk berupa abu dan asap. Asap yang dikeluarkan dapat dicairkan menjadi asap cair dengan destilat menggunakan
kondensor sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Ada beberapa aspek dalam perencanaan asap cair, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Aspek Pasar Asap cair mempunyai banyak fungsi salah satunya untuk bidang pertanian dan
industri. Limbah tandan kosong kelapa sawit yang dihasilkan dari produksi sangat memungkinkan digunakan sebagai bahan baku pembuatan asap cair
baik dalam skala besar maupun skala kecil. Manfaat asap cair diantaranya: a. Pengawet makanan siap saji seperti bakso, tahu, mi, dll
b. Pengawet bahan makanan pengganti formalin seperti ikan, daging, dan ayam.
c. Penghilang bau pada pengolahan karet. d. Bahan pengawet kayu terhadap rayap
e. Membasmi dan memperlambat perkembangan hama dan jamur f. Perindustrian tambak
g. Penghilang bau h. Penghilang bau amis pada ikan lauttawar
i. Menghilangkan gatal-gatal pada badan j. Mengobati sakit gigi
k. Mengobati jerawat l. Pengganti cuka sebagai pengawet buah
Produk sampingan asap cair adalah abu hasil pembakaran yang mengandung kalium yang bisa digunakan sebagai pembuatan pupuk organik.
Banyaknya manfaat asap cair baik bagi industri, pertanian dan dalam farmasi sangat memungkinkan untuk dijadikan pengganti bahan pengawet yang berbahaya
yang mengandung bahan kimia. Dibandingkan dengan produksi formalin yang
Universitas Sumatera Utara
mencapai 800.000 Ton di dalam negeri Media Industri,2006. Asap cair bisa digunakan sebagai pengawet ikan, banyaknya ikan yang terdapat di pelabuhan
sangat memungkinkan menjadi pasar asap cair. Kapasitas pelabuhan di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.11
Tabel 5.11 Jenis Pelabuhan di Indonesia No
Jenis Pelabuhan Kapasitas
Pertahun Ton Banyak
Pelabuhan
1 Pelabuhan Perikanan
Samudera 40.000
5 2
Pelabuhan Perikanan Nusantara
8.000 – 15.000
12 3
Pelabuhan Perikanan Pantai
4.000 46
Tabel 5.11 menjelaskan banyaknya jumlah ikan yang masuk dipelabuhan di indonesia tiap tahunnya. Belum lagi pangkalan pendaratan ikan dalam skala kecil
dan kegiatan lainnya yang memerlukan pengawet. Jumlah asap cair yang dihasilkan dalam sebulan dengan kapasitas olah tandan kosong kelapa sawit
sebesar 100 Kg didapat 25 liter asap cair, dengan limbah tkks yang mencapai 99 ton hari maka didapat 24750 Liter Asap cair setiap harinya jika semua limbah
tandan kosong kelapa sawit diolah menjadi asap cair. 2. Aspek Teknik
Teknologi pembuatan asap cair dilakukan dengan proses pirolisis. Pirolisis didefinisikan sebagai proses dekomposisi suatu bahan oleh panas tanpa
menggunakan oksigen yang mendegradasi suatu biomassa menjadi arang, tar dan gas. Alat yang digunakan untuk membuat asap car terdiri dari tabung
pembakar, tungku pembakar, pipa penyalur asap, tangki kondensator, pencacah
Universitas Sumatera Utara
dan penampungan. Komponen-komponen alat penghasil asap cair adalah sebagai berikut:
a. Cangkang dan serat sebagai bahan bakar utama. b. Solar sebagai bahan bakar pembantu.
c. Tungku pembakaran berfungsi sebagai tempat pembakaran d. Tabung pembakar adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan asap
melalui pembakaran bahan secara tak langsung. e.
Blower digunakan sebagai alat pengatur udara untuk penyebaran api di tungku pembakaran.
f. Thermomether
termokopel untuk mengukur suhu di ruang pirolisis. g. Pipa pengeluaran asap berfungsi untuk menyalurkan asap dari ruang
pirolisis ke ruang kondensator. h. Tabung penampung tar sebagai tempat penampungan sementara tar hasil
pirolisis pada pipa pengeluaran asap. i.
Kondensator adalah ruang pendingin untuk merubah asap yang berfasa uap jenuh menjadi berfasa cair.
j. Pipa destilasi pengeluaran asap cair berfungsi untuk tempat mengeluarkan
asap cair dari hasil kondensasi pada tabung kondensator. k. Tabung penampung asap cair berfungsi sebagai wadah penampung asap
cair. i.
Selang sebagai saluran air pendingin. Cara pengoperasian alat asap cair dilakukan dengan berikut:
Universitas Sumatera Utara
- Persiapan bahan baku tandan kosong kelapa sawit sebanyak 100 kg yang sudah dicacah dan dijemur selama sehari untuk mencapai kadar air yang
sesuai -
Sampel yang telah dijemur dimasukkan ke dalam tabung pirolisis. Tahap Pembuatan Asap Cair:
- Tahap Pembakaran Pirolisis
Dari bagian bawah dinyalakan tungku api pembakar sehingga sampel terbakar secara tidak langsung. Suhu yang dicapai hingga asap cair keluar dari
tabung kondensator adalah 200-480 C dan waktu pembakaran 3-5 jam untuk
terbentuknya asap cair. Asap yang dihasilkan akan mengalir ke tabung kondensasi. Pembakaran pada tabung pirolisis dilakukan sebanyak dua kali
ulangan. -
Tahap kondensasi Pendinginan ini dilakukan dengan kondisi air yang berada di tabung
kondensator. Cara kerja pada tabung kondensator adalah sebagai berikut : a. Asap yang keluar dari tabung pirolis akan mengalir ke kondensator.
b. Asap akan terkondensasi dan mencair serta dialirkan ke penampungan. c. Asap cair diendapkan selama dua hari.
d. Asap cair disaring untuk membuang kotoran jika ada. e. Melakukan destilasi jika perlu.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.2. Solusi Pengolahan Limbah 5.2.3.2.1. Kondisi Eksisting
Kondisi eksisting
digunakan untuk
melakukan pembandingan
perhitungan produktivitas dengan pembuatam asap cair penyelesaian masalah yang direncanakan sesuai dengan pendekatan green productivity. Rata-rata input
dan output perusahaan selama Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Rata- Rata Input dan Output PT. Perkebunan Sumatera Utara Output
Rp
Penjualan Minyak dan Inti sawit 28.961.217.685
Input Rp
Input Material
363.794.103 Input
Tenaga Kerja 579.352.468
Input Energi
107.080.985 nput Maintanance
215.146.432 Waste
Ton 2.371,56 + 104,2
Perhitungan Green Productivity Ratio untuk bahan baku, material, tenaga kerja, energi, dan maintenance dilakukan dengan menggunakan rumus berikut
ini: GPR
material =
GPR
tenagakerja =
GPR
energi =
GPR
maintanance =
GPR
waste =
Sebagai contoh perhitungan GPR untuk material
Universitas Sumatera Utara
GPR
mterial =
= 79,61 Perhitungan Green Productivity Ratio untuk bahan baku, material, tenaga
kerja, energi, dan maintenance apat dilihat padat tabel 5.13
Tabel 5.13. Hasil Perhitungan Green Productivity Ratio GPR PT. Perkebunan Sumatera Utara
Input Green Productivity Ratio
Input Material
79,61 Input
Tenaga Kerja 49,99
Input Energi
270,46 Input Maintanance
134,61 Waste
0,21
5.2.3.2.2. Pengolahan Asap Cair
Perhitungan untuk biaya pada asap cair adalah sebagai berikut: 1. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan dari proyek pembuatan asap cair ini adalah penjualan asap cair dan abu hasil pembakaran:
Setelah dihitung biaya untuk asap cair maka biaya tersebut dapat dibandingkan dengan kondisi eksisting di PT Perkebunan Sumatera Utara.
Perbandingan kondisi eksisting dengan diterapkan pembuatan asap cair dapat
dilihat pada tabel 5.15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15 Perbandingan Biaya Kondisi Eksisting dengan Penerapkan Asap Cair
Faktor Kondisi Eksisting
Penerapan Asap Cair
Output Rp
Rp
Penjualan 28.961.217.685
29.135.217.685
Input Rp
Rp
Input Material 363.794.103
363.794.103 Input TenagaKerja
579.352.468 582.652.468
Input Energi 107.080.985
107.605.985 Input perawatan dan
instalasi 215.146.432
216.646.432
Waste Ton
2.321,57 2.309,07
Untuk perhitungan Green Productivity Ratio GPR caranya sama dengan perhitungan kondisi eksisting. Untuk menghitung Green Productivity Index GPI
digunakan dengan menggunakan rumus berikut: GPIAsap cair =
x GPI
dasar
= = 1,01
Dalam perhitungan GPI untuk material, tenaga kerja, energi dan maintenance, nilai diatas 1 menunjukkan perbaikan, sedangkan untuk waste nilai dibawah 1
menunjukkan adanya penurunan dampak lingkungan yang terjadi. Melalui perhitungan GPI untuk tenaga kerja tidak terjadi peningkatan indeks dibanding
dengan sebelumnya. Hasil perhitungan Green Productivity Ratio GPR dan Green Productivity Index
GPI untuk asap cair dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Hasil Perhitungan GPR dan GPI untuk Kondisi Eksisting dan Diterapkannya Pengolahan Asap Cair
Green Productivity Indicators
Green Productivity
Ratio Eksisting Green
Productivity Ratio Asap
Cair Green Productivity
Index
Input Material
79,61 80,09
1,01 Input
TenagaKerja 49,99
50,00 1,00
Input Energi
270,46 270,57
1,00 Input maintenance
134,61 134,48
1,00 Waste
0,21 0,20
0,99 Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat nilai GPI material, tenaga kerja,
energi, maintenance mendapat nilai 1 yang berarti terjadi perbaikan dan waste berada dibawah 1 yang berarti berkurangnya dampak limbah.
5.2.4. Estimasi Asap Cair sebagai Solusi