Pola Hubungan Kemasyarkatan PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

dengan baik, kami dengan keislaman kami menjalankan ajaran dengan yang kami ketahui,kami tidak pernah mengangu dan mereka tidak pernah menganggu kami. Karna kami yakin perbedaan yang ada pada kami bukan suatu hambatan untuk kami menjaga kerukunan di desa ini. Dari penemuan penulis di lapangan dapat di lihat adanya hubungan dan kerjasama sosial keagaman di masyarakat singkil dapat di lihat dalam kehidupan sehari-harinya dalam pembentukan nilai yang harmonis. Hal ini bisa terlihat ketika salah satu agama sedang merayakan hari besar keagamaan atau salah seorang sedang melakukan syukuran yang bersifat ritual keagamaan. Dalam hal ini mereka turut memeriahkan dan berpatisipasi dalam acara yang sedang di langsukan salah satu pemeluk agama manapun tampa membeda-bedakan agama yang mereka yakini. Contoh sederhana ketika umat islam melaksanakan hari raya idul fitri, tradisi umat islam selalu menyajikan segala jenis makan yang kering dan yang basah dan selalu membagi-bagikannya kepada siapapun entah itu kerabat, tetangga tampa membedakan agama yang mereka yakini. Begitu juga sebaliknya ketika Kristen dan agama lainnya sedang melaksanakan kegiatan hari besar keagamaan, sikap orang islam menghormati apa yang sedang di rayakan oleh agam lain. Pola sosial hubungan keagamaan yang terjadi di kabupaten aceh singkil juga dapat kita lihat dari fonomena yang berkembang di masyarakat seperti halnya upacara kematian, tradisi masyarakat singkil berta‟jiah atau dalam bahasa singkil menjaguk,biasa ya masyarakat akan membawak beras atau gula untuk di berikan kepada keluarga yang kemalangan.

3.7 Pola Hubungan Kemasyarkatan

Masyarakat di suka makmur kabupaten aceh singkil dalam kehidupan perekonomiannya pun memiliki potensi kemasyarakatan yang tetap menjaga pola-pola kerukunan umat beragama. Hal ini terlihat bahwa bahwa mayoritas masyrakat desa suka makmur berprofesi sebagai petani. Universitas Sumatera Utara Profesi yang mereka geluti ternyata memiliki nilai lebih, tidak hanya sebagai petani tapi juga saling tolong menolong. Para petani yang beragama islam bekerja kepada pemilik tanah yang beragama Kristen dan sebaliknya petani yang beragam Kristen bekerja kepada pemilik tanah yang beragama islam. Dengan demikian sipat kerja sama dan saling tolong menolong tidak dapat diragukan lagi kehadirannya di tengah-tengah ke hidupan masyarakat di desa suka makmur. Dalam bentuk kerukunan bertetangga dalam pemeluk agama, tercermin oleh tempat tinggal mereka yang berdekatan dan bercampur baur antara penduduk muslim dan Kristen. Dari segi bertetangga ini mereka selalu mencerminkan hubungan yang baik dan sikap persahabatan. Hal ini tidak lepas dari peranan tokoh agama atau masyarakat, yang mereka selalu memberikan contoh yang baik sehingga menciptakan kehidupan masyarakat dan bertetangga yang harmonis. Masyarakat desa suka makmur mempunyai solidaritas yang tinggi, baik itu dari segi sosial kemasyarakatan maupun keagamaan. Solidaritas ini di bagun dengan sikap dan interaksi yang lebih baik antara mereka. Misalkan diadakan kerja bakti, semua masyarakat yang berbeda- beda dalam keyainan itu turut berpatisipasi dalam kerja bakti tersebut. Menciptakan kerukunan umat beragama baik di tingkat daerah provinsi,maupun pemerintah merupakan kewajiban seluruh warga negara beserta instansi pemerintah lainnya. Mulai dari tanggung jawab mengenai ketentraman, keamanan, dan ketertiban termasuk memfasilitasiterwujudnya kerukunan umat beragama, menumbuh kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati,dan salingpercaya di antara umat beragama bahkan menertibkan rumah ibadah. Dalam hal ini untuk menciptakan kerukunan umat beragama dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Saling tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama Universitas Sumatera Utara 2.Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. 3.Melaksanakan ibadah sesuai agamanya 4.Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan Negara atau pemerintah. Sikap tenggang rasa, menghargai,dan toleransi antar umat beragama merupakan indikasi dari konsep trilogi kerukunan.Seperti dalam pembahasan sebelumnya upaya mewujudkan dan memelihara kerukunan hidup umat beragama tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu. Karena hal ini menyangkut hak asasi manusia HAM yang telah diberikan kebebasan untuk memilih baik yang berkaitan dengan kepercayaan, maupun diluar konteks yang berkaitan dengan hal itu. Kerukunan antar umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara, apabila masing-masing umat beragama dapat mematuhi aturan-aturan yang diajarkan oleh agamanya masing-masing serta mematuhi peraturan yang telah disahkan Negara atau sebuah instansi pemerintahan. Umat beragama tidak diperkenankan untuk membuat aturan- aturan pribadi atau kelompok, yang berakibat pada timbulnya konflik atau perpecahan diantara umat beragama yang diakibatkan karena adanya kepentingan ataupun misi secara priba dan golongan. Kemudian pemerintah juga berperan dan bertanggung jawab demi terwujud dan terbinanya kerukunan hidup umat beragama. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas umat beragama di Indonesia belum berfungsi seperti seharusnya, yang diajarkan oleh agama masing masing. Sehingga ada kemungkinan timbul konflik di antara umat beragama. Oleh karena itu dalam hal ini, ” pemerintah sebagai pelayan, mediator atau fasilitator merupakan salah satu elemen yang dapat menentukan kualitas atau persoalan umat beragama tersebut. Pada prinsipnya, umat beragama perlu dibina melalui pelayanan aparat pemerintah yang memiliki peran dan Universitas Sumatera Utara fungsi strategis dalam menentukan kualitas kehidupan umat beragama, melalui kebijakannya. Dalam rangka perwujudan dan pembinaan di tengah keberagaman agama budaya dan bangsa, maka ” Said Agil Husin Al Munawar mengungkapkan bahwa kerukunan umat beragama memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor ekonomi dan politik. Di samping faktor faktor lain seperti penegakkan hukum, pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan dalam masyarakat dan p eletakkan sesuatu pada proporsinya”. Salah satu point dari peraturan bersama itu adalah pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB. Melihat program kerja yang menjadi agenda kerja Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB, maka semua upaya yang menyangkut kerukunan umat beragama sudah terangkum dalam program kerja Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB. Dengan demikian melalui Forum Kerukunan Umat BeragamaFKUB ini diharapkan akan tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam rangka mewujudkan kerukunan hidup umat beragama agar senantiasa tetap terpelihara, maka masing-masing pihak baik dari umat beragama, tokoh agamapemuka agama, maupun pemerintah setempat harus memperhatikan upaya-upaya yang harus dilakukan demi terwujudnya kerukunan hidup umat beragama. Berikut ini peranan dan upaya yang harus dilakukan umat beragama dalam rangka mewujudkan kerukunan hidup umat beragama. Mengingat kegiatan keagamaan seperti ”pendirian rumah ibadah, penyiaran agama, bantuan luar negeri, perkawinan beda agama,perayaan hari besar keagamaan, penodaan agama kegiatan aliran sempalan, yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerawanan konflik di bidang kerukunan hidup u mat beragama”. Oleh sebab itu umat beragama harus mengantisipasi dan berupaya agar kerawanan di atas jangan sampai terjadi. Masalah pendirian rumah ibadah misalnya, umat beragama harus Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan umat beragama setempat dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah sebelum mendirikan tempat ibadah, agar tidak menimbulkan konflik antar umat beragama. Kemudian masalah penyiaran agama, umat beragama harus memperhatikan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah mengenai tata cara penyiaran agama yang baik dengan tidak memaksakan umat lain untuk memeluk agama atau keyakinan masing-masing. Apalagi ditujukan pada orang yang telah memeluk agama lain. Mengenai bantuan luar negeri umat beragama juga harus mengikuti peraturan yang ada, baik bantuan luar negeri untuk pengembangan dan penyebaran suatu agama, baik bantuan materi finansial ataupun bantuan tenaga ahli keagamaan,jika tidak maka ketidakharmonisan dalam kehidupan umat beragama akan timbul. Terhadap perkawinan beda agama walaupun pada mulanya bersifat pribadi dan konflik antar keluarga. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa kasus ini pula dapat mengganggu keharmonisan dan kerukunan hidup umat beragama. Maka hal terpenting yang harus dilakukan umat beragama yakni benar-benar memperhatikan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah agar kerukunan hidup umat beragama tetap terpelihara. Begitu pula terhadap perayaan hari besar keagamaan, penodaan agama, dan kegiatan aliran sempalan yang sangat rawan sehingga dapat menimbulkan konflik antar umat beragama. Maka upaya yang dilakukan umat beragama yakni benar benar memahami dan memperhatikan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, disamping menanamkan sikap toleransi saling menghargai, dan membina hubungan yang harmonis diantara umat beragama. Kemudian peran serta upaya yang harus dilakukan tokoh agama atau pemuka agama, agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan tetap terpelihara yaitu : 1.Kepala DesaTokoh AgamaTokoh Masyarakat tingkat Desa : Universitas Sumatera Utara a. Apabila melihat,mendengar atau mengetauhi telah terjadi kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama, mereka harus segera turun kelapangan untuk mengidentifikasi kerawanan itu; apa masalahnya, dimana terjadi, waktu kejadian apa sebabnya dan siapa saja terlibat dalam kerawanan tersebut. b. Berusaha menormalisir keadaan berdasarkan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab selaku aparat Departemen Agama. Kepala Desa berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Tripika, tokoh agamatokoh masyarakat setempat. Kemudian peran serta dan upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan tetap terpelihara yaitu : 1. Pemerintah tidak mencampuri masalah Akidah Di dalam memberikan bimbingan, pembinaan dan pelayanan tersebut, pemerintah sama sekali tidak mencampuri masalah akidah dan kehidupan intern masing-masing agama dan pemeluknya. 2. Agama dan syariat Agama dihormati dan didudukkan dalam nilai asasi dalam kehidupan bangsa dan negara. Dalam kegiatan kenegaraan dan praktek ketatanegaraan, ajaran dan pengamalan serta upacara agama sangat berperan dan dihormati. 3. Melayani dan menyediakan kemudahan bagi agama Islam Kristen, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Pemerintah dalam batas dan kemampuannya yang ada bertugas mengadakan fasilitas kehidupan beragama antara lain berupa rumah rumah ibadah, kitab-kitab suci, penataran dan peningkatan mutu bagi petugas petugasrohaniawan-rohaniawan yang ada. 4. Setiap pemeluk agama bebas memeluk agamanya, dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu. Kebebasan beragama dan melakukan ibadah merupakan hak asasi setiap manusia. Bahkan merupakan hak asasi yang paling dalam. Dalam hal ini pemerintah Universitas Sumatera Utara berkewajiban menjaga agar pelaksanaan hak-hak tersebut tidak saling bertubrukan, sehingga justru menimbulkan dan mengurangi kebebasan itu sendiri. 5. Pemerintah ikut memikul tanggul jawab dalam pembinaan kerukunan hidup umat beragama. Kerukunan hidup umat beragama merupakan prasyarat bagi stabilitas dan persatuan bangsa. Stabilitas dan kesatuan bangsa merupakan syarat berhasilnya pembangunan nasional. 6. Dalam melayani kehidupan beragama dan pembinaan kerukunan hidup umat beragama,pemerintah memperhatikan keanekaragaman ajaran-ajaran agama. Keanekaragaman ini dapat berupa kondisi ”ajaran agama” dalam memandang negara, bangsa dan masyarakat,kondisi kemampuan dan jumlah pemeluk dari suatu agama. 7. Agama dilindungi dari penyalahgunaan dan penodaan. Dengan Undang-Undang No. 1PNPS1965, agama-agama di Indonesia dilindungi dari penyalahgunaan pemakaian istilah agama. Universitas Sumatera Utara

BAB IV FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA