Potensi Konflik Antar Umat Beragama Didesa Suka Makmur

lakukan tampa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batasan kemampuannya masing-masing. Misalkan dalam memperbaiki rumah, apabila ada salah satu warga yang sedang merenovasi, maka masyarakat setempat akan berbondong-bondong untuk membantu sesuai dengan kemampuan mereka tampa melihat perbedaan agama dan budaya. Masyarakat desa suka makmur secara umum masih memegang teguh nilai nilai dan adat istiadat nenek moyang secara utuh. Seperti halnya gotong royong masyarakat desa suka makmur selalu mengerjakan semua hal dalam bentuk kerja sama baik yang bersifat pribadi maupun sosial kemasyarakatan.prinsip hidup seperti inilah yang terlihat di masyarakat desa suka makmur. Yang mana gotong royong menjadi suatu tradisi masyarakat setempat dan merupakan suatu elemen yang berkembang selama bertahun tahun lamanya. Gotong royong inilah yang merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya suasana yang harmonis di masyarakat. Wawancara tokoh agama, ” semenjak saya menempati desa ini dan tinggal menetap disini, kerja bakti yang kami tanamkan dari diri sendri sangat membatu menjaga kerukunan umat beragama di desa ini, ketika minggu pagi masyarakat sibuk untuk bekerja atau membersihkan paret yang berada di halam rumah yang kami tempati seperti, membuang sampah dan lain- lainya. Wawancara dengan ketua pemuda,” peran penting ketua pemuda untuk menjaga kekompakan di desa ini sangat tinggi, saya tidak memaksa dan memerintakan kepada masyarakat untuk bekerja bakti siapa yang sempat dan ada waktu saja.kadang satu rumah itu ada yang mewakili kalo anak laki-lakinya ada maka anak laki-laki yang ikut membantu, kadang ketua pemuda juga menyedikan air minum seperti teh manis, roti dan senak lainya.

4.4 Potensi Konflik Antar Umat Beragama Didesa Suka Makmur

Kehidupan masyarakat desa suka makmur yang terdapat di wilayah kabupaten aceh singkil memiliki ke unikan tertentu. Hal yang menjadi keunikan tertentu ialah berkembangannya Universitas Sumatera Utara etnik-etnik dari beberapa wilayah di sumatera yang menganut berbagai agama. Keanekaragaman keyakinan ini sebagai ciri juga berkembanganya kehidupan masyarakat yang pluralis. Keberagaman seperti ini jika terjaga dengan baik akan tampak seperti mozai yang indah, tetapi jika sebaliknya maka segala bentuk perbedaan yang ada akan terjadi senjata yang bisa memecah belah persatuan yang terjalin antar umat beragama di desa suka makmur. Desa suka makmur dengan komunitas keagamaannya yang cukup beragamam. Keagaman dalam bidang keagaman merupakan suatu hal yang pontensial untuk terjadinya konflik. Setiap individu atau kelompok dalam satu masyarakat di gerakan dan di ransang oleh apa yang menjadi kepentingan mereka. Dalam memenuhi setiap kepentingan baik individu maupun kelompok dapat melahirkan dua kemungkinan, yaitu adanya kerja sama antara individu maupun anatar kelompok dan adanya persaingan dalam memenuhi kepentingan mereka masing-masing. Menurut Pareto dalam Veerg er, 1986:80 ,“kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan sendiri sering melahirkan perilaku yang khas”. Persainagn yang didasarkan atas ego baik ego pribadi atau kelompok keserakahan, ambisi, haus akan kekuasaan tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan pertentangan baik antar individu maupun kelompok. Pertentangan antar individu maupun kelompok merupakan suatu potensi bagi tercetusnya suatu konflik. Namun demi kian sikap berhati-hatian di antara kelompok keagamaan telah berkembang di antara mereka. Kecemasaan akan adanya peguasaan suatu kelompok keagamaan terhadap kelompok keagamaan lainya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan menyebabkan akan timbulnya prasangka sosial antar kelompok keagamaan. Dalam menghadapai berbagai situasi lingkungan guna memenuhi keinginannya, individu selalu berupaya untuk mengembangkan sikap-sikapnya. Pengembangan sikap tersebut menuju kearah yang menguntungkan individu atau kelompok yang bersangkutan terhadap suatu yang dapat memenuhi keinginannya, sebagai mana Universitas Sumatera Utara di kemukuakan Krechetal, 1962:181 , “sikap berkembang dalam proses pemuasan keinginan”. Sikap individu ataupun kelompok keagamaan tentang kerukunan hidup antar umat berbeda agama akan terpaut dengan pegertian. “Adanya kebebasan menjalankan syariat agama, saling menghormati antar pemeluk agama, saling percaya – mempercayai,dan adanya kerja sama antar umat berbeda agama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan “. Sihab,1996.11. Secara umum di desa suka makmur hubungan antar umat berbeda agama nampak baik, terutama dalam dalam kegiatan kemasyarakatan. Namun dalam hal itu, tidak berarti tidak ada masalah sama sekali dalam hubungan antar umat berbeda agama yang muncul dapat segera diredam sebelum memberikan dampak negatif yang merusak sendi-sendi kerukunan antar umat beragama. Dalam hal ini sikap kemampuan mengendalikan diri, menegakan moral agama sebagai landasan berpijak dalam kehidupan beragama, menumbuhkan sikap toleransi keagamaan, menumbuhkan sikap tanggung jawab bersama tentang pentingnyakerukunan hidup beragama merupakan suatu hal yang harus di perhatikan oleh masing-masing kelompok. Meskipun perbedaan agama merupakan titik rawan dan hal yang cukup pontesial bagi terjadinya konflik, namun selagi kerjasama antar umat berbeda agama tersebut tetap terpelihara,dan para anggotanya merasa kebutuhannya terpenuhi, serta merasa di perlukan secara adil tampa mendapat perlakukan yang berbeda dalam kerjasama tersebut, dan setiap anggotanya konsensus untuk tetap mematuhi nilai dan norma yang di sepakati bersama maka kerukunan hidup antar umatberbeda agama akan tetap terpelihara dan konflik antar umat berbeda agama tidak akan pernah terjadi. Sebagaimana dikemumukakan Newcomb 1985:297, “sejauh anggota-anggota suatu kelompok mempunyai sikap yang sama terhadap suatu obyek, para anggotanya akan Universitas Sumatera Utara berkonsensus mengenai sikap yang bersangkutan”. Karenanya untuk dapat mewujudkan kerja sama antar kelompok keagamaan dalam bidang sosial kemasyarakatan dan ekonomi perdesaan serta konsensus terhadap nilai dan norma yang di sepakati bersama, masing-masing individu dalam kelompok yang bersangkutan harus tetap memiliki sikap kemampuan mengendalikan diri,menegakan moral agama sebagai landasan berpijak dalam kehidupan beragama, toleransi keagamaan, dan sikap tanggung jawab bersama tentang pentingnya kerukunan hidup beragama. Prasangka sosial merupakan sumber pontesial bagi perpecahan disentegrasi yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik. Dalam hubungannya kehidupan beragama di wilayah desa suka makmur, prasangka sosial antar umat berbeda agama terjadi karna kurangnya informasi individu ataupun kelompok dalam memehami berbagai peristiwa keagamaan yang terjadi di desa tersebut. Berdasarkan temuan penelitian kecurigan-kecurigaan antar kelompok agama memang tetep terjadi , namun melalui sikap yang arif, kecurigaan-kecurigaan antar kelompok keagamaan yang muncul tidak menjadikan munculnya konflik, tetapi sebaliknya lebih membuat masing masing kelompok keagaman untuk tetap mewaspadai diri dengan meningkatkan sikap saling percaya antar kelompok keagamaan, sebab pada dasarnya setiap kelompok keagamaan mengiginkan hidup rukun dan damai berdampingan dengan kelompok keagamaan yang lain dalam tatanan hidup bermasyarakat. Kondisi demikian menunjukan bahwa hubungan antar kelompok keagamaan di desa suka makmur berada dalam posisi yang rawan akan terjadi konflik antar umat berbeda agama. Wawancara kedua tokoh agama,” sebenarnya potensi konflik di desa kami ini sangat lah kecil, kami tidak tau apatujuan mereka. Apakah mereka inggin menghancurkan kerukunan kami didesa ini atau ingin menghancur kabupaten aceh singkil ini, bukan ada kata yang tersematkan di kabupaten aceh singkil ini sebagai nagarai batuah atau bumi yang damai. Universitas Sumatera Utara Tujuan politik yang kami rasa sangat besar disini, berdasarkan pembagunan gereja yang tidak memiliki izin yang dianggap bagunan liar,seakan menutup mata hati ingin membantai dan tidak memperdulikan kita sebagai manusia yang butuh kedamaiaan. Yang tidak habis pikirnya mereka yang melakukan penjarahan dam pembakaran bukan masyarakat yang ada di desa tersebut melaikan masyarakat yang berasal dari luar desa tersebut, ada kata yang terdengar kepada kami ketika sekelompok ormas yang mengajak dan memaksa orang yang lagi lewat mengunkan kedaraan dari sngkil menuju subulusalam “ kau agama apa islam atau Kristen.? ayok kita bakar gereja itu. Kalo kau tidak kami tandai kau dan kami hancurkan rumah kau”. Makanya dari situ lah banyak masa yang membeludak inggin membakar gereja tersebut. Tapi apa yang kita dapat kan tidak adakan, malah kasus ini seakan diam begitu saja tampa ada peninjak lanjutan oleh pihak berwajip dan warga yang terbunuh pun penbunuhnya belum ada penangkapan atau pun pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri ”. Pesan kami hanya jagan pernah campur adukan tujuan politik dengan agama begitu indah perbedaan yang ada di aceh singkil ini, sudah dua puluh lima tahun kita tidak pernah terjadi konflik agama lagi,dan kini kembali terjadi hanya karna bagunan gereja yang tidak memiliki izin. Apakah tidak bisa kita bicarakan baik-baik atau semua elemen pemerintahan dan ormas masyaakat di kumpulkan atau di rundingkan dengan kepala dingin. singkil ini suatu kabupaten yang mempunyai nilai-nilai dan ajaran agama yang sangat baik. Mempunyai tokoh agama yang yang disegani di antero bumi aceh. Jujung la perdamain aceh jangan hancurkan kerukunan agama yang ada di aceh singkil ini. Wawancara dengan tokoh agama,” dalam wawancara penulis dengan seorang tokoh agam, dia memiliki tiga harapan kepada pemerintah aceh singkil dan pemerinta provinsi aceh pasca pembakaran gereja. Pertama, pemerintah peduli terhadap minoritas, terkhususnya soal ibadah. Kedua dia, memintak pemerintah menjaga supaya agama tidak diobok-obok pihak ketiga yang dapat berakibat pecahnya konflik kehidupan antar umat beragama. Dan ketiga, ini adalah yang terakhir terjadi dan jagan ada lagi kejadian seperti ini di kabupaten aceh singkil. Disini, perantokoh agama sangat signifikan dalam mengarakan keberagaman umat. Tokoh agama memerankan fungsi agama sebagai kemaslahatan manusia. Mereka mengembangkan interpeksi tafsir yang memiliki semangat perdamaian dan kerukunan antar umat beragama dan mencerahkan keberagaman umat. Sehinga ajaran agama-agama terutama masalah ketuhanan menjadi funsuonal, bahkan mampu menciptakan kedamaian, keadilan, toleransi dan nilai-nilai kemanusian lainya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4.5 Faktor Penghambat kerukunan Menurut Tokoh Agama di Kabupaten Aceh Singkil