7
2.1.4 Sifat dan khasiat tumbuhan
Kemuning bersifat pedas, pahit, dan hangat. Selain berkhasiat sebagai penurun kolesterol, kemuning juga berkhasiat sebagai pemati rasa anastesia,
penenang sedatif, antiradang, antirematik, antitiroid, penghilang bengkak, pelangsing tubuh, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit Iskandar, 2005.
Daun kemuning berkhasiat sebagai antitiroida Ditjen POM, 2000. 2.1.5 Kandungan kimia
Daun kemuning mengandung cadinena, metil-antranilat, bisabolena, β-
kariopilena, geraniol, carane-3, eugenol, citronelol, metil-salisilat, s-guaiazulena, osthol, paniculatin, tanin, dan coumurrayin Iskandar, 2005. Daun kemuning
mengandung minyak atsiri, damar, tanin, dan glikosida murrayin Ditjen POM, 2000.
2.2 Beras
Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya sekamnya yang menjadi dedak kasar Sediotama, 1989. Beras adalah gabah yang bagian kulitnya
sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat penyosoh Astawan, 2004.
Beras Oryza Sativa L. mengandung beberapa zat aktif yang telah lama diketahui memiliki aktivitas yang sangat baik untuk kulit seperti:
1. Ceramide: dapat meningkatkan produksi kolagen dan merupakan faktor kunci untuk pemeliharaan kelembaban dan elastisitas kulit serta memiliki
efek whitening lebih kuat daripada Asam Askorbat Vitamin C, Arbutin dan Asam Ellagic sehingga kulit terlihat lebih muda.
Universitas Sumatera Utara
8 2. Gamma Oryzanol: memiliki aktivitas antioksidan 4 kali lebih kuat
dibandingkan dengan Vitamin E. 3. Asam Ferulat: merupakan salah satu antioksidan kuat yang berasal dari
tanaman dan memiliki efek yang sinergis dengan Vitamin C. 4. Allantoin: berfungsi sebagai keratolitik mengangkat sel-sel kulit mati
efektif dalam melembutkan dan menghaluskan kulit. 5. PABA Para Amino Benzoic Acid: Berfungsi sebagai tabir surya.
Anonim, 2012.
2.3 Simplisia dan Ekstraksi
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan Ditjen POM, 2000. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang ditetapkan Ditjen POM, 1979. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang
dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
2.4 Metode Ekstraksi
Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu, dengan cara dingin dan cara panas.
1. Cara dingin dapat dilakukan dengan cara: a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
9 pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan kamar. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, yang umumnya
dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahapan maserasi
antara, tahap
perkolasi sebenarnya
penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali jumlah bahan.
2. Cara panas dapat dilakukan dengan cara: a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur pada titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga proses ekstraksi sempurna.
b. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru
dan pada umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 400-500
’C.
Universitas Sumatera Utara
10 d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 96- 98’C selama
waktu 15-20 menit di penangas air, dapat berupa bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih.
E. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 1979.
2.5 Sabun