Pengukuran ketinggian busa sabun

35 konsistensi, warna dan bau selama penyimpanan. Hal ini disebabkan: homogenitas, efisiensi waktu ketika memasukkan masa sabun ke dalam cetakan, dan bentuk cetakan yang sesuai. Pada literatur dinyatakan bahwa sabun sering mengalami keretakan pada saat penyimpanan hal ini disebabkan sejumlah faktor seperti: 1. bentuk batangan sabun 2. tingkat distorsi penyimpangan 3. kekosongan selama pencetakan stamping 4. komposisi jumlah bahan pewangi fragrance dan bahan-bahan aditif. iftikhar Ahmad, 1981.

4.2.3 Pengukuran ketinggian busa sabun

Pengukura n tinggi busa sabun yang telah dihasilkan dengan metode pengukuran Ernita 2001 yaitu sebanyak 0.05 g sabun padat menggunakan gelas ukur 100 ml dan ditambah dengan air suling ad 50 ml konsentrasi 0,1 pada masing masing konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 bahwa sabun padat yang memiliki konsentrasi tepung beras dan ekstrak daun kemuning mempunyai busa yang lebih banyak. Hal ini ditunjukkan dari ketinggian busa pada F3 dengan konsentrasi 5 lebih tinggi busanya pada waktu 5 menit dan 10 menit dibanding dengan F1, F2 dan F4 yang masing-masing konsentrasi ekstrak daun kemuningnya 3 , 4 dan 0 . Hasil ini membuktikan bahwa ekstrak daun kemuning mempunyai alkaloida jenis saponin yang dapat mempengaruhi tinggi busa sabun pada konsentrasi ekstrak sebanyak 5 . Universitas Sumatera Utara 36 Tabel 4.4 Pengukuran tinggi busa sabun Formula Tinggi busa sabun cm terhadap menit 0 menit 5 menit 10 menit F1 4,2 2,1 F2 4,4 2,2 F3 4,6 2,3 F4 3 1,5 F5 4 2 Keterangan: F: Formula, F1: 3, F2: 4 dan F3:5 dan F4: Blanko tanpa ekstrak dan F5 adalah sabun merk Sabun beras thailand. Daun kemuning menghasilkan 60 senyawa minyak atsiri dengan kandungan mencapai 0,01 zat utama minyak atsiri daun kemuning adalah cadiene dan seskuiterpen. Terdapat pula senyawa alkaloid tannin, saponin, flavonoid, alkaloid, indol dan kumarin. Selain itu juga hal-hal yang mempengaruhi busa sabun adalah surfaktan. Sufaktan merupakan bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa asam lemak C12, minyak zaitun asam lemak C16-C18, atau lemak babi. Penggunaan bahan berbeda menghasilkan sabun yang berbeda, baik secara fisik maupun kimia. Ada sabun yang cepat berbusa tetapi terasa airnya kasar dan tidak stabil, ada yang lambat berbusa tetapi lengket dan stabil Wisitaatmadja, 1997.

4.2.4 Pengukuran tegangan permukaan sabun