49
1. Organisasi Data
Organisasi data secara rapi, sistematis, dan selengkap mungkin untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisa yang dilakukan,
serta menyimpan data dan analisa yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian.
2. Koding dan Analisis
Koding adalah proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistematiskan data
secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Dengan demikian peneliti akan dapat menemukan makna dari
data yang dikumpulkannya. Peneliti berhak memilih cara melakukan koding yang dianggapnya paling efektif bagi data yang diperolehnya Poerwandari, 2007.
3. Pengujian Terhadap Dugaan
Dugaan adalah kesimpulan sementara. Pengujian terhadap dugaan, berkaitan erat dengan upaya mencari kejelasan yang berbeda mengenai data yang sama. Peneliti
harus mengikutsertakan berbagai perspektif untuk memungkinkan keluasan analitis serta memeriksa bias-bias yang tdak disadari.
4. Strategi Analisis
Analisa terhadap data pengamatan sangat dipengaruhi oleh kejelasan mengenai apa yang ingin diungkapkan peneliti melalui pengamatan yang dilakukan.
Patton dalam Poerwandari, 2009, menjelaskan bahwa proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata-kata responden
Universitas Sumatera Utara
50
sendiri maupun konsep yang dikembangkan oleh peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Analisa yang dilakukan adalah dengan cara menganalisa
setiap responden terlebih dahulu yang kemudian diikuti dengan analisa keseluruhan responden.
5. Tahapan Interpretasi
Menurut Kvale dalam Poerwandari, 2009, interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki
perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian penyesuaian diri remaja yang memiliki saudara autis mulai dari riwayat masing-masing responden, hasil
observasi, analisa data hasil wawancara dan pembahasan data-data yang telah ditemukan.
A. Deskripsi Data Responden I A.1. Sekilas Responden Penelitian
Winda adalah seorang siswi Sekolah Menengah Pertama SMP. Saat ini usianya menginjak 14 tahun. Sekilas terlihat, Winda sama saja dengan remaja lain
yang sedang menikmati masa-masa indah remaja. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu apa yang ia alami dalam perjalanan hidupnya. Jika remaja lain bisa merasakan
bagaimana kebahagiaan saat bisa bermain bersama, bertengkar sebagaimana sesama saudara normal bertengkar dan berbagi pengalaman lainnya bersama saudara yang
bisa merespon sebagaimana seharusnya, maka berbeda dengan Winda yang sejak lahir hanya mempunyai saudara sekandung yang mengalami gangguan autis.
Sejak kecil hingga berusia 10 tahun, Winda bersama keluarga tinggal di kota Siantar, kurang lebih 2 jam perjalanan dari kota Medan, kota tempat tinggalnya
sekarang ini. Kepindahan dari tempat asal ke kota Medan bermula dari proses pengobatan untuk saudara sekandung satu-satunya, 15 tahun, yang mengalami
gangguan perkembangan. Berdasarkan penuturan Winda sesuai dengan apa yang
Universitas Sumatera Utara