Alat Perekam Pedoman Wawancara

41 hanya sebagai alat tambahan untuk memperoleh gambaran tentang reaksi dan ekspresi partisipan saat pengambilan data dilakukan.

D. Alat Bantu Pengumpulan Data

Alat pengumpul data utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri Poerwandari, 2009. Peneliti menentukan topik, mengumpul data dan analisis. Dalam proses wawancara sedapat mungkin direkam dan dibuat transkipnya secara verbatim. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi keterbatasan kapasitas memori manusia. Untuk itu diperlukan alat bantu penelitian untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data. Alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah alat perekam dan pedoman wawancara.

1. Alat Perekam

Alat perekam digunakan untuk mempermudah peneliti dalam mengulang dan mencatat hasil wawancara. Penggunaan alat perekam diharapkan tidak ada informasi yang terlewatkan ketika dilakukan wawancara oleh peneliti. Alat perekam tentunya dapat digunakan dengan izin dan sepengetahuan responden. Selain itu, peneliti dapat lebih mudah melakukan observasi selama wawancara berlangsung. Alat perekam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat digital. Sehingga data yang didapatkan bisa disimpan dan didokumentasikan kembali kedalam bentuk file .amr. Universitas Sumatera Utara 42

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berkaitan dengan masalah yang ingin diungkapkan. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan Poerwandari, 2007. Dengan demikian wawancara bisa berjalan efektif dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara juga digunakan sebagai alat bantu untuk mengkategorikan jawaban responden dan untuk mempermudah dalam menganalisa data yang diperoleh. Pedoman wawancara berisi aspek-aspek tingkah laku, nilai dan perasaan responden terkait dengan penyesuaian diri terhadap saudara autis. Pertanyaan dalam pedoman wawancara berupa open-ended question yang dibuat berdasarkan teori-teori yang dibahas dalam Bab II. Hal ini dilakukan agar peneliti mempunyai kerangka berpikir tentang hal-hal yang ingin ditanyakan dan tidak menyimpang dari kerangka teoritis yang ada. Pada pelaksanaannya pedoman wawancara ini tidak digunakan secara kaku. Tidak tertutup kemungkinan untuk menanyakan hal lain yang masih berhubungan dengan topik penelitian agar wawancara tidak berjalan dengan kaku namun data yang didapatkan lebih lengkap dan akurat Peneliti juga melakukan observasi terhadap reaksi responden, lingkungan tempat wawancara berlangsung, tampilan responden dan hal-hal yang dapat memperkaya konteks wawancara. Informasi yang diperoleh hanya digunakan sebagai Universitas Sumatera Utara 43 alat perantara antara apa yang dilihat, didengar dan dirasakan dengan catatan yang diperoleh dari lapangan sebenarnya.

3. Alat Tulis dan Kertas