59
masyarakat dengan kategori terpencil. Dalam program ini diharapkan masyarakat dapat menemukan masalah dan kebutuhan beserta upaya
pemecahannya berdasarkan kekuatan dan kemampuannya sendiri, sehingga tercipta peningkatan mutu hidup, terlindungi hak dasarnya serta
terpeliharanya budaya lokal. 4.
Desa Sionom Hudon Selatan Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah salah satu desa sebagai lokasi Pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil di Sumatera Utara.
2.7.2. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya
dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasi dari
konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati Silalahi, 2009: 120.
Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep, yang berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis.
Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar
terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka Siagian, 2011:141.
Adapun yang menjadi definisi operasional dalam respon warga binaan terhadap pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil di desa
Universitas Sumatera Utara
60
Sionom Hudon Selatan Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, dapat diukur dari :
1. Sikap warga binaan terhadap Program Pemberdayaan komunitas Adat
Terpencil, meliputi: a.
Penilaian adalah pengetahuaninformasi yang dimiliki warga binaan tentang program pemberdayaan komunitas adat terpencil.
b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang tidak
senangnya warga binaan terhadap Program Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa warga binaan
menolak menerima program pemberdayaan komunitas Adat Terpencil. c.
Mengharapkan atau menghindari adalah kesiapan warga binaan untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan adanya Program
Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil 2.
Persepsi atau pemahaman warga binaan tentang Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, meliputi :
a. Pengetahuan warga binaan tentang Pemberdayaan komunitas Adat
Terpencil b.
Pengetahuan warga binaan tentang tujuan Program Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil
c. Pengetahuan warga binaan tentang bagaimana pelaksanaan program
Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil d.
Atensi adalah suatu proses penyeleksian warga binaan terhadap program Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil
Universitas Sumatera Utara
61
3. Partisipasi warga binaan terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil, meliputi : a.
Melaksanakan adalah warga binaan berperan serta dalam melaksanakan program Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil dengan penuh
persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan baik.
b. Memelihara adalah warga binaan berperan serta dalam memelihara hasil
program Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
c. Menikmati adalah warga binaan berperan serta dalam menikmati dan
menerima manfaat dari hasil pelaksanaan program pemberdayaan komunitas Adat Terpencil.
d. Menilai adalah warga binaan berperan serta dalam menilai hasil program
Pemberdayaan Komunitas Adat terpencil dan dapat menilai positif atau negatifnya hasil program tersebut.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Keterpencilan membuat sebagian masyarakat Indonesia sampai saat ini masih ada yang menjalani kehidupan sangat memprihatinkan. Mereka mendiami tempat-
tempat yang secara geografis relatif sulit dijangkau. Sebagian dari mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap, hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lain atau nomaden dan menjalani kehidupan yang hanya terbatas pada pemenuhan hidup sehari-hari. Keterpencilan membuat mereka sangat terbatas dalam mengakses
pelayanan sosial dasar, ekonomi dan politik. Pendidikan, kesehatan, serta sarana publik menjadi sesuatu hal yang sangat langka untuk dirasakan oleh kelompok
masyarakat ini. Mereka sebagai warga negara belum mampu mengambil bagian dalam proses pembangunan dan terus mengalami ketertinggalan.
Data statistik tahun 2005 menunjukkan bahwa 65 penduduk Indonesia tinggal di wilayah perdesaan, dimana 35-nya masih hidup di wilayah terpencil
yang mendiami daerah-daerah yang secara geografis relatif sulit dijangkau, seperti: pegunungan, hutan, lembah, muara sungai, pantai dan pulau-pulau kecil. Sebagian
dari mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap, hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau nomaden dan menjalani kehidupan yang hanya terbatas
pada pemenuhan hidup sehari-hari. Jenis kegiatan ekonomi yang ditekuninya seperti pertanian, nelayan, berburu dan meramu. Mereka itu oleh Departemen Sosial
diperkenalkan sebagai Komunitas Adat Terpencil KAT http:www.kemsos. go.id diakses pada 10 Desember 2012 pukul 21.20WIB.
Universitas Sumatera Utara