37
b. Masalah yang dihadapi
c. Tujuan yang ingin dicapai
d. Cara mencapai tujuan, yaitu perencanaan kerja yang berisi pertanyaan-
pertanyaan tentang apa yang dilakukan, siapa saja yang melakukan, kapan dilakukan, bagaimana cara melakukan dan dimana hal tersebut
dilakukan. Perencanaan program merupakan upaya perumusan, pengembangan, dan
pelaksanaan program-program. Disebutkan pula bahwa perencanaan program merupakan proses yang berkelanjutan melalui semua warga masyarakat, penyuluhan,
dan para para ilmuwan untuk memusatkan pengetahuan dan keputusan-keputusan dalam mencapai pembangunan yang lebih terarah dan mantap martinez, dalam
setiana, 2005:70
2.4.2. Komunitas Adat Terpencil
Salah satu Penyandang Masalah Kesejahteran Sosial PMKS yang memerlukan perhatian khusus oleh negara yaitu Komunitas Adat Terpencil. Berbicara mengenai
Komunitas Adat Terpencil, maka terdapat beragam persepsi dan terminologi yang digunakan dalam membahas tentang Komunitas Adat Terpencil di Indonesia. Pada
tahun 1973 dikenal dengan sebutan Suku Terasing, kemudian pada tahun 1994 menjadi Masyarakat Terasing hingga pada tahun 1999 menjadi Komunitas Adat
Terpencil dengan perubahan pada karakteristiknya. Terdapat perbedaan yang khas antara sosial budaya Komunitas Adat Terpencil dengan kondisi sosial budaya bangsa
Indonesia pada umumnya. Perbedaan tersebut menempatkan Komunitas Adat Terpencil sebagai komunitas yang menjalani kehidupan secara tradisional
Universitas Sumatera Utara
38
dibandingkan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya yang menjalani kehidupan secara modern.
Komunitas Adat Terpencil merupakan kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan
baik sosial, ekonomi, maupun politik dengan tujuh kriteria, antara lain berbentuk komunitas relatif kecil, tertutup dan homogen. Pada umumnya terpencil secara
geografis dan secara sosial budaya tertinggal dengan masyarakat yang lebih luas, dan masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem Departemen Sosial RI, 2003.
Sesuai dengan Keppres RI No.1111999 tentang Pembinaan Sosial Komunitas Adat Terpencil, yang dimaksud dengan KAT adalah kelompok sosial
budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik.
Komunitas Adat Terpencil KAT mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a.
Berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen. Komunitas Adat Terpencil umumnya hidup dalam kelompok kecil dengan tingkat komunikasi yang
terbatas dengan pihak luar. Disamping itu kelompok Komunitas Adat Terpencil hidup dalam satu kesatuan suku yang sama dan bersifat tertutup.
b. Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan. Pranata sosial yang ada
dan perkembangan dalam Komunitas Adat Terpencil pada umumnya bertumpu pada hubungan kekerabatan dimana kegiatan mereka sehari-hari
masih didasarkan pada hubungan darah dan ikatan tali perkawinan. Pranata sosial yang ada tersebut meliputi antara lain pranata ekonomi, pranata
kesehatan, pranata hukum, pranata agama, pranata kepercayaan, pranata politik, pranata pendidikan, pranata ilmu pengetahuan, pranata ruang waktu,
Universitas Sumatera Utara
39
pranata hubungan sosial, pranata kekerabatan, pranata sistem organisasi sosial.
c. Pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau. Secara
geografis Komunitas Adat Terpencil umumnya berada didaerah pedalaman, hutan, pegunungan, perbukitan, laut, rawa, daerah pantai yang sulit
dijangkau. Kesulitan ini diperkuat oleh terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik ke atau dari kantong Komunitas Adat Terpencil. Kondisi ini
mempengaruhi dan menghambat upaya pemerintah dan pihak luar dalam memberikan pelayanan pembangunan secara efektif dan terpadu
d. Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsisten. Aktivitas
kegiatan ekonomi warga Komunitas Adat Terpencil sehari-hari hanya sebatas memenuhi kebutuhan hidpnya sendiri.
e. Peralatan teknologinya sederhana. Dalam upaya memanfaatkan dan
mengolah sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari baik dalam kegiatan pertanian, berburu, maupun kegiatan lainnya,
Komunitas Adat Terpencil masih menggunakan peralatan yang sederhana yang diwariskan secara turun-temurun.
f. Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat
relatif tinggi. Kehidupan Komunitas Adat Terpencil sangat menggantungkan kehidupan kesehariannya baik itu fisik, mental dan spiritual pada lingkungan
alam seperti umumnya aktivitas keseharian warga berorientasi pada kondisi alam seperti umumnya aktivitas keseharian warga berorientasi pada kondisi
alam atau berbagai kejadian dan gejala alam.
Universitas Sumatera Utara
40
g. Terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik. Sebagaimana
konsekuensi logis dari keterpencilan, akses berbagai pelayanan sosial ekonomi dan politik yang tersedia dilokasi atau di sekitar lokasi tidak ada
atau sangat terbatas sehingga menyebabkan sulitnya warga Komunitas Adat Terpencil untuk memperolehnya dalam rangka meningkatkan kualitas
hidupnya. Ditinjau dari segi habitatnya, Komunitas Adat Terpencil bermukim dapat
dikelompokkan menjadi: a.
Komunitas adat yang tertinggal di dataran tinggi danatau daerah pegunungan b.
Komunitas adat yang tertinggal di daerah dataran rendah danatau daerah rawa
c. Komunitas adat yang tertinggal di daerah pedalaman danatau daerah
perbatasan d.
Komunitas adat yang tertinggal di atas perahu danatau daerah pinggir pantai Namun demikian, sebagian kecil Komunitas Adat Terpencil juga dapat
ditemukan di wilayah-wilayah yang mengalami pemekaran daerah, wilayah industri, wilayah konflik dan kerusuhan serta wilayah perbatasan antar negara. Bahkan masih
terdapat warga Komunitas Adat Terpencil yang hidup berpindah-pindah, terpencar, terpencil, terisolir sehingga menjadi hal yang sulit untuk menjangkaunya.
Berdasarkan hal tersebut maka warga Komunitas Adat Terpencil juga terbagi ke dalam tiga kategori yakni, kategori I adalah warga Komunitas Adat Terpencil yang
masih hidup berkelana, kategori II adalah warga Komunitas Adat Terpencil yang masih hidup menetap sementara, dan kategori III adalah warga Komunitas Adat
Terpencil yang telah hidup menetap.
Universitas Sumatera Utara
41
2.4.3. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil