Faktor Resiko yang Dapat Diubah Changeable Risk Factors

koroner. Saluran arteri koroner ini dapat dibandingkan dengan saluran pipa ledeng, makin tua umurnya makin besar kemungkinan timbulnya ”kerak” di dindingnya, yang menyebabkan terganggunya aliran dalam pipa Soeharto,2000. 4. Stress Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi dan dapat berakibat mempercepat kekejangan arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. Dalam jangka panjang, terlalu banyak peristiwa yang menegangkan dalam satu tahun dapat menjadi awal serangan jantung Payne, 1995.

2.4.2. Faktor Resiko yang Dapat Diubah Changeable Risk Factors

1. Hipertensi Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus beban pembuluh arteri perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan, menjadi tebal dan kaku, sehingga mengurangi elastisitasnya. Tekanan darah yang terus menerus tinggi dapat pula menyebabkan dinding arteri rusak atau luka dan mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner aterosklerosis. Proses ini menyempitkan lumen yang terdapat pada pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi terhalang. Dengan demikian hipertensi merupakan salah satu resiko PJK Soeharto, 2000. 2. Kolesterol Kolesterol dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh akan tetap sehat, tetapi kelebihan kolesterol dapat mengendap di dalam pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal aterosklerosis, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup Universitas Sumatera Utara jumlahnya sehingga timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung Soeharto, 2000. 3. Pola Makan Pola makan adalah frekuensi jumlah serta jenis makanan yang dikonsumsi. Tujuannya untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal, untuk itu tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS. Yang dimaksud dengan PUGS adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar. Berdasarkan fungsi utama zat gizi makanan harus mengandung sumber energi, sumber protein dan sumber zat pengatur. Untuk memudahkan penyusunan menu sehari-hari yang bervariasi dan bergizi dapat digunakan daftar bahan makanan penukar. Penukar ini dapat digunakan dalam keadaan sehat maupun sakit Almatsier, 2004. 4. Merokok Asap merokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin, zat ini merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Asap rokok mengandung karbon monoksida CO 2 yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat dari pada sel darah merah untuk menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung Irawan, 1998. Universitas Sumatera Utara 5. Diabetes melitus Diabetes menyebabkan faktor resiko PJK yaitu bila kadar glukosa darah naik, terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, gula darah tersebut dapat mendorong terjadinya pengendapan arterosklerosis pada arteri koroner. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida. Kadar glukosa darah stabil berkisar antara 70-140 mgdl. Jika kadar glukosa darah melebihi angka tadi maka dapat dipastikan jika seseorang telah positif menderita diabetes melitus Vitahealth, 2004. 6. Kegemukan dan kurang aktivitas Kegemukan dan kurang aktivitas merupakan salah satu faktor risiko PJK, namun berbeda dengan faktor risiko yang lain, kegemukan mendorong timbulnya faktor risiko yang lain seperti diabetes melitus, hipertensi yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Tekanan darah tinggi tidak jarang terjadi pada penderita obesitas. Kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih keras. Adanya beban ekstra bagi jantung itu, ditambah dengan terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri koroner, cenderung mendorong terjadinya kegagalan jantung Soeharto, 2000.

2.5. Pola Konsumsi Makanan Kebiasaan Makan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Yang Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010

3 51 116

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2000-2004

0 32 101

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Permata Bunda Medan Tahun 2000-2002

0 35 106

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2005

2 45 136

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan

8 91 92

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RSUD Dr. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Kolesterol Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT JALAN HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI.

0 3 18

PERBEDAAN INTAKE SERAT, NATRIUM, DAN ANTIOKSIDAN ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT Perbedaan Intake Serat, Natrium, Dan Antioksidan Antara Penderita Penyakit Jantung Koroner Dan Penyakit Jantung Non Koroner Pasien Rawat Jalan Di RSU

0 2 18

PERBEDAAN INTAKE SERAT, NATRIUM, DAN ANTIOKSIDAN ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG Perbedaan Intake Serat, Natrium, Dan Antioksidan Antara Penderita Penyakit Jantung Koroner Dan Penyakit Jantung Non Koroner Pasien Rawat Jalan

0 1 14

FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSU PROVINSI NTB - Repository UNRAM

0 0 13