44 artinya
“Inilah hare pemberi kebahagiaan selamatlah engkau memakannya
selamatlah orang yang akan datangi selamatlah anak yang akan datang”.
berkat anugrah Tuhan Yang Maha Pengasih”. Acara tersebut ditutup dengan suatu pemberian pasu-pasu oleh pihak
hula-hula kepada suami dan calon ibu. Kemudian mereka pulang ke rumah dan di kampung huta pihak kerabat suami telah berkumpul di halaman tengah untuk
menyambut mereka. Orang tua dari calon ibu juga telah mengirimkan “hare” untuk dibagi-bagikan kepada keluarga pihak suami, tetapi apabila tidak cukup,
maka hanya dikirimkan tanda bahwa kerabat menantunya telah menerima “hare” dari hula-hula.
b. Pabosurhon
Arti pabosurhon adalah memberi makanan hingga kenyang bosur =kenyang. Dalam hal ini pihak hula-hula dan pihak paranak orang tua suami
memberi makanan yang bernilai religi dan bersifat keramat kepada calon ibu serta berkat pasu-pasu. Arti sederhana dari adat ini adalah memberi calon ibu makan
sampai kenyang supaya kuat dan tahan menghadapi masa bersalin yang waktunya sudah dekat. Pada kesempatan seperti ini, pemberian makanan dari orang tua
perempuan calon ibu menjadi inti utama upacara. Pelaksanaan adat pabosurhon dilakukan apabila usia kehamilan telah
memasuki usia tujuh atau delapan bulan. Dengan demikian, maka orang tua
Universitas Sumatera Utara
45 perempuan calon ibu meminta kepada anaknya dan menantunya agar pergi ke
hula-hula dan meminta doa restu selamat dengan melaksanakan upacara pabosurhon.
Dengan petunjuk seorang datu, sang suami akan mempersiapkan makanan adat berupa seekor babi 30-40 kg untuk disembelih dan akan dibawa ke
kampung huta mertuanya hula-hula. Setelah makanan adat tersebut selesai dimasak, sang suami akan mengundang beberapa kerabat terdekat untuk bersama-
sama dengan dia serta calon ibu berangkat ke kampung huta hula-hula dan biasanya pada waktu menjelang pukul 12.00 siang parnakkok ni mataniari. Pada
saat yang sama, pihak hula-hula juga telah mengindang kerabat dekat untuk bersama-sama menerima kedatangan tamu-tamu dari pihak boru calon ibu dan
melaksanakan adat pabosurhon. Di hadapan hula-hulanya sang suami mempersembahkan kepada ayah dan
ibu mertuanya, bagian dari daging babi yang telah menjadi hak mereka menurut kedudukan mereka dalam adat tudu-tudu ni sipanganon dengan cara meletakkan
potongan-potongan daging yang telah tersusun rapi di atas sebuah piring, tepat di depan mereka. Pada saat itu si suami memohon kepada seluruh hula-hulanya agar
bersedia memberi berkat dan restu kepadanya terutama calon ibu yang sedang mengandung termasuk bayi mereka selamat dan tidak terganggu dari roh jahat.
Karena masa menjelang kelahiran adalah masa yang kritis demikian juga masa melahirkan. Oleh karena itu, ia mohon agar roh hula-hula melindungi sang istri
dari segala bahaya.
Universitas Sumatera Utara
46 Sebagai pengganti pemberian daging babi yang mengandung lambang
status, hula-hula memberikan ikan batak ihan yaitu ikan mas yang diletakkan di dalam piring pinggan pasu ke hadapan suami dan sang ibu yang sedang
mengandung. Pada saat penyerahan itu, ayah mertua menyampaikan kata-kata restu yang memohon kepada Tuhan Mula Jadi na Bolon agar putrinya yang
sedang mengandung anak pertama itu dilindungi dari bahaya, roh halus yang jahat, serta dari pekerjaan jahat orang lain guna-guna, tenung, racun dan roh
supaya anak dalam kandungan tetap sehat dan lahir tepat waktunya tanpa kurang suatu apapun.
Setelah pengucapan kata-kata doa tadi, ayah dan ibu dari wanita yang sedang mengandung memberikan jiwa dan roh ulos tondi kepada anak dan
menantunya dengan cara menyelimutkannya ke sekitar pundak kedua orang tua itu. Lambang dari pemberian itu adalah bahwa ulos itu akan melindungi putri dan
menantunya serta roh kandungan dari pengaruh roh-roh jahat. Ulos itu selanjutnya akan dipakai oleh wanita yang sedang mengandung tadi agar badan dan jiwanya
tetap hangat, kuat, dan penuh semangat dan menghadapi bahaya pada saat kelahiran bayinya.
Kemudian ikan yang diberikan kepada suami istri tadi, terlebih dahulu dimakan oleh mereka kemudian dihidangkan kepada para tamu. Apabila acara
makan telah selesai, maka diadakan acara berbicara secara adat marhata. Dalam pembicaraan yang sambut menyambut ini, pihak hula-hula menyampaikan kata-
kata hiburan dan memberi semangat kepada sang ibu yang sedang mengandung
Universitas Sumatera Utara
47 dan memohon doa restu dari Tuhan Yang Maha Esa agar putri mereka dan
kandungannya diberkati dan dilindungi.
c. Mangharoan