Analisis Para Pihak dalam Pengendalian Kebijakan Lingkungan di KPB Batam Penentuan Alternatif Kebijakan Pengendalian Lingkungan di KPB Batam

52 Penilaian relationship dilakukan dengan menganalisis bentuk hubungan formalinformal, frekuensi kontak, dan tingkat konvergensi convergence atau pertemuan dari pendapat stakeholders. Relationship antar stakeholder juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti services pelayananjasa, legalcontractual hukumkontraktual, market dinyatakan dengan demand and supply dari barang dan jasa, information exchange pertukaran informasi, interpersonal hubungan antar pribadi dan power. Tabel 3. Kerangka dasar pendekatan 4R Stakeholders Responsibilities Rights Revenues Relationship 1 2 3 4 5 6 7 8 Tabel 4. Relationship stakeholders dalam pengendalian lingkungan di KPB Batam Stakeholder 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 53

3.3.4. Penentuan Alternatif Kebijakan Pengendalian Lingkungan di KPB Batam

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif dan prioritas kebijakan pengendalian lingkungan di kawasan KPB Batam. 3.3.4.1.Metode Pengumpulan Data Disain kebijakan pengendalian lingkungan di KPB Batam harus sesuai dengan karakteristik wilayahnya, termasuk di dalamnya karakteristik sosial, ekonomi, dan politik masyarakat. Prioritas disain sistem pengendalian lingkungan dianalisis melalui pendekatan AHP analytical hierarchy process yang berbasiskan pada expertise judgement, sehingga pemilihan responden ditujukan pada responden yang benar-benar memahami permasalahan lingkungan di KPB Batam. Responden dipilih dari kalangan birokrasi pemerintah provinsi, DPRD, pengelola kawasan KPB Batam, akademisi, tokoh masyarakat, dan LSM dengan jumlah responden 26 dua puluh enam orang. 3.3.4.2. Analisis Data Hirarki disain kebijakan pengendalian lingkungan di KPB Batam ditunjukkan pada Gambar 6. Hirarki disusun mulai dari tingkatan level paling tinggi sampai paling rendah dalam hirarki. Tingkatan tertinggi merupakan fokus, disusul oleh faktor, pelaku aktor, dan alternatif kebijakan. Prinsip penilaian dalam AHP adalah membandingkan secara berpasangan pairwise comparisons tingkat kepentingan atau tingkat pengaruh satu elemen dengan elemen lainnya yang berada dalam satu tingkatan level berdasarkan pertimbangan tertentu. Nilai yang diberikan berada dalam skala pendapat yang dikeluarkan oleh Saaty 2001 sebagaimana telah diuraikan terdahulu. Nilai rata- rata geometrik dari semua responden dari setiap nilai pendapat yang dibandingkan diolah menggunakan perangkat lunak Criterium Plus Versi 3. Analisis ini digunakan untuk menginterpretasi prioritas dari faktor, aktor, dan sifat kebijakan yang mempengaruhi kebijakan pengendalian lingkungan di KPB Batam. 54 Adapun tahapan analisis AHP adalah sebagai berikut Saaty, 2001 :

a. Penyusunan struktur keputusan

Penyusunan struktur keputusan dalam penentuan prioritas pada suatu permasalahan dilakukan dengan melakukan dekomposisi dari permasalahan yang ada sehingga akan tergambar faktor-faktor yang mempengaruhi serta alternatif keputusan yang ditentukan dalam bentuk hirarki dari semua elemen yang ada dalam struktur keputusan.

b. Penyusunan matriks pendapat

Penyusunan matriks pendapat untuk menentukan nilai kepentingan dari setiap elemen pada struktur keputusan. Dalam menentukan skala kepentingan mengacu pada skala komparasi dari Saaty. Skala prioritas dilakukan guna mempermudah pemahaman penggunaan metode analisis jenjang keputusan. Matriks pendapat dibuat berdasarkan tingkatan level dari masing-masing faktor.

c. Prioritas elemen setiap level

Penentuan prioritas elemen pada setiap level dapat diketahui dengan mencari nilai komparasi berpasangan. Nilai ini dapat diperoleh dengan melakukan normalisasi dari bobot skala prioritas dari matriks pendapat. Bobot normal dari matriks komparasi berpasangan dari masing-masing level dalam struktur keputusan adalah rata-rata terhadap nilai masing-masing baris. Pembobotan normal menunjukkan prioritas dari masing-masing elemen dalam suatu level struktur keputusan. Berdasarkan bobot normal akan didapatkan nilai eigen vector dan indeks konsistensi. Ketiga langkah ini diulang untuk mendapatkan bobot dari masing-masing elemen pada setiap levelnya. 55 Pengendalian Lingkungan di KPB Batam Daya Tarik Investasi Perlindungan Ekosistem Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Konflik Masyarakat dan KPB Pemerintah Legislatif Pemerintah Daerah Pelaku Usaha Masyarakat Perlindungan Ekosistem KPB Batam Peningkatan Daya Tarik Investasi KPB Batam Pertumbuhan Ekonomi Wilayah secara Berkelanjutan FOKUS FAKTOR AKTOR TUJUAN Gambar 6. Hirarki kebijakan pengendalian lingkungan di KPB Batam.

d. Matriks pendapat gabungan

Untuk mendapatkan matriks pendapat gabungan maka pertama-tama dilakukan penentuan skala kepentingan relatif serta bobot dua elemen pada suatu tingkat level II dalam kaitannya dengan elemen pada tingkat diatasnya level I. Penentuan skala kepentingan diulang pada semua elemen pada suatu level terhadap masing-masing elemen pada level diatasnya.

e. Prioritas pengambilan keputusan

Penentuan prioritas keputusan yang akan diambil untuk dikembangkan di suatu daerah ditentukan dengan melakukan sintesis dari bobot prioritas dari semua variabel yang ada pada tiap-tiap level pada struktur keputusan. Jika konsistensi keseluruhan dari matriks gabungan 10 maka prioritas tersebut sudah konsisten. Pendekatan AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu Saaty, 2001:

1. Dekomposisi

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan ,kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif 56 mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail ,mencakup lebih banyak kriteria yang lain.Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.

2. Perbandingan penilaianpertimbangan comparative judgements

Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.

3. Sintesis Prioritas

Sintesis prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya. AHP didasarkan atas empat aksioma utama yaitu Amborowati, 2006 : a. Aksioma Resiprokal Aksioma ini menyatakan jika PC EA,EB adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC EB,EA= 1 PC EA,EB. Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=15 A. b. Aksioma Homogenitas Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki