Diterima oleh publik public acceptability. Kebijakan pengelolaan
36 baca: penetapan kaidah-kaidah hukum tentang pengelolaan lingkungan
harus memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan individu, kelompok dan kepentingan negara, maupun kepentingan pelestarian
lingkungan itu secara arif bijaksana, baik secara lokal maupun global. Dengan demikian penataan merupakan produk hukum dalam usaha-
usaha melestarikan fungsi lingkungan. 3. Pemanfaatan lingkungan hidup
Sejalan dengan sifat pembangunan yang berwawasan lingkungan sustainable development, maka pemanfaatan unsur-unsur atau
komponen-komponen lingkungan hidup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia harus dikelola secara rasional dan
bertanggung jawab. Kiranya hal ini sesuai dengan asas lestari dari sistem pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri.
4. Pengembangan lingkungan hidup Agar supaya lingkungan hidup dapat diteruskan secara berlanjut
penggunaannya oleh generasi yang akan datang, maka kondisi lingkungan hidup yang sudah ada bukan hanya dimanfaatkan oleh
generasi sekarang, tetapi kepadanya juga dibebani kewajiban untuk menjaga, melestarikan, bahkan wajib pula untuk meningkatkan fungsi
maupun kuantitas serta kualitasnya dan menjaga jangan sampai merosot secara kuantitas dan kualitasnya.
5. Pemeliharaan lingkungan hidup Fungsi lingkungan hidup tidak boleh berubah, tetapi diharapkan dapat
meningkat. Oleh karena itu, sistem alamiahnya ekosistem harus tetap dijaga agar azas manfaat dari lingkungan hidup tetap dapat memenuhi
kebutuhan generasi yang akan datang. Untuk itu diperlukan pengaturan yang sedemikian rupa, terorganisasi dan terkoordinasi dengan baik pula.
6. Pemulihan lingkungan hidup Pemulihan lingkungan merupakan usaha untuk memulihkan kondisi
lingkungan kembali ke keadaan semula sesuai dengan fungsinya, sehingga dapat dinikmati manfaatnya oleh generasi sekarang dan
generasi masa mendatang.
37 7. Pengawasan lingkungan hidup
Pengawasan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengawasan dapat meliputi aspek-aspek
yang bersifat teknis, yuridis, ekonomis, sosiologis dan anthropologis pendekatan holistik. Pengawasan juga merupakan unsur logis dari
suatu sistem pengelolaan. Pengawasan sebagai suatu sub sistem pengelolaan harus menetapkan perangkat pengelola yang mana yang
mempunyai tugas dan fungsi mengenai hal itu. Pengelola juga harus memberikan batasan-batasan tentang hak dan kewajibannya secara tegas
kepada perangkat pengelola yang ditunjuknya. Apakah hak itu menyangkut tentang hak pengawasan secara teknis, yuridis, ekonomis,
sosiologis ataupun anthropologis. Penunjukan perangkat pengelola harus ditunjuk secara proporsional, dalam arti sesuai dengan bidang
kemampuannya masing-masing, dan harus secara tegas di “back up” dengan peraturan-peraturan hukum yang jelas sebagai landasan
kewenangannya. Disamping itu, harus pula dipahami bahwa lingkungan hidup tidak boleh dikaji sistem pengelolaannya secara parsial, tetapi
harus secara holistik. Untuk itu kiranya diperlukan organisasi yang tersusun secara baik dan koordinasinya juga baik antar perangkat
pengawasan tersebut. Dengan demikian, keterlibatan perangkat- perangkat pengawasan harus ditetapkan secara proporsional, sehingga
mencerminkan pendekatan yang multidisiplin dari masalah tersebut. 8. Pengendalian lingkungan hidup
Pengendalian sebagai salah satu unsur dalam suatu sistem pengelolaan ibarat satu keping uang logam dengan kedua sisinya yang mempunyai
arti dan nilai yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam penggambaran atau pemaparannya. Disatu sisi, pengendalian merupakan
perencanaan secara sistematis tentang upaya pelestarian lingkungan preventive approach, sedangkan di sisi lainnya, pengendalian
merupakan tindakan atau usaha-usaha untuk memulihkan ke tingkat kelestarian lingkungan pada mulanya bahkan seharusnya ditingkatkan
fungsinya.