Tempat dan Waktu Penelitian Jenis Data dan Sumber Data

47 3.3. Rancangan Penelitian 3.3.1. Analisis Keberlanjutan KPB Batam Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi keberlanjutan wilayah KPB. 3.3.1. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang diperlukan dalam analisis keberlanjutan KPB Batam adalah data primer berupa atribut-atribut yang terkait dengan tiga dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi lingkungan, dimensi ekonomi, dan dimensi sosial. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner lampiran 45 oleh responden yaitu pakar terpilih dan stakeholders, serta hasil pengamatan langsung di lapangan. Metode pengumpulan data dalam menganalisis keberlanjutan KPB Batam dilakukan melalui wawancara, diskusi, kuisioner, dan survei lapangan dengan 26 responden di wilayah studi yang terdiri dari pakar dan stakeholders yang memahami dan terkait dengan topik penelitian. 3.3.2. Analisis Data Analisis keberlanjutan KPB Batam dilakukan dengan pendekatan Multidimensional Scaling MDS yang disebut dengan pendekatan Rap- KAPERBA Rapid Appraisal Kawasan Perdagangan Bebas Batam yang merupakan pengembangan dari metode Rapfish yang didisain untuk menilai status keberlanjutan perikanan tangkap. Analisis keberlanjutan dinyatakan dalam Indeks Keberlanjutan KPB Batam Si-Batam, Sustainability Index of Batam. Tahapan analisis yang dilakukan yaitu a menentukan atribut keberlanjutan Batam yang meliputi dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial; b penilaian atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan setiap dimensi; serta c menyusun indeks dan status keberlanjutan KPB Batam. Atribut keberlanjutan untuk setiap dimensi disusun dengan mengacu pada penelusuran pustaka sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Setiap atribut pada masing-masing dimensi diberikan skor berdasarkan scientific judgement dari pembuat skor. Selang skor antara 0-3 yang diartikan mulai dari yang buruk 0 sampai baik 3. 48 Tabel 2. Atribut keberlanjutan KPB Batam Dimensi Atribut Sumber Lingkungan 1 Kondisi Penggunaan Lahan Atkisson 1996 2 Erosi Tanah Atkisson 1996 3 Kualitas Udara Atkisson 1996 4 Keanekaragaman Hayati Zavadskas et.al 2007 5 Ketersediaan Sumberdaya Air Zavadskas et.al 2007 6 Kawasan Terbuka Hijau Zavadskas et.al 2007 7 Upaya Perlindungan Lingkungan dari Pencemaran Atkinson 1996; Zavadskas et.al 2007, 8 Pengelolaan Limbah MacMohan 2002 Ekonomi 1 Pendapatan Per kapita Atkisson 1996 2 Pertumbuhan ekonomi wilayah MacMohan 2002 3 Investasi Asing Ng dan Hills 2003 4 Kawasan bisnis dan industry Zavadskas et.al 2007 Sosial 1 Pertumbuhan Penduduk Atkisson 1996 2 Konflik Zavadskas et.al 2007 3 Pengangguran Atkisson 1996 4 Tingkat Pendidikan Atkisson 1996 5 Kesehatan Masyarakat MacMohan 2002 6 Kepadatan Penduduk Huang et.al. 1998 7 Keamanan Wilayah Atkisson 1996 Nilai skor dari masing-masing atribut untuk setiap dimensi dianalisis dengan analisis leverage. Analisis ini menghasilkan nilai standard error yang menunjukkan besarnya pengaruh dari setiap attribut Pitcher 1999. Semakin panjang diagram batangnya mengindikasikan atribut tersebut memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap ordinasi dimensi Kavanagh dan Pitcher 2004. Selanjutnya posisi titik keberlanjutan divisualisasikan melalui sumbu horizontal dan sumbu vertical. Dengan proses rotasi, maka posisi dapat divisualisasikan pada sumbu horizontal dengan nilai indeks keberlanjutan diberi nilai skor 0 buruk dan 100 sangat baik. Jika sistem yang dikaji mempunyai nilai indeks keberlanjutan lebih kecil dari 50, maka status keberlanjutan sistem dikategorikan buruk. Jika nilainya berada pada kisaran 50 – 75 maka status keberlanjutan dikategorikan baik, dan apabila nilainya lebih besar dari 75, maka status keberlanjutan sistem dikategorikan sangat baik Budiharsono, 2007. Nilai indeks keberlanjutan dari setiap dimensi divisualisasikan dalam bentuk diagram layang-layang kite diagram. 49 Untuk melihat atribut yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan KPB Batam dilakukan analisis sensitifitas dengan melihat bentuk perubahan root means square RMS ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan nilai RMS, maka semakin sensitif atribut tersebut dalam pengembangan KPB Batam. Menurut Alder et al. 2004 untuk meneliti ketidakpastian analisis digunakan simulasi Monte Carlo.

3.3.2. Analisis Efektifitas Kebijakan Pengendalian Lingkungan di KPB Batam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan berbagai kebijakan berupa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam mengatur pengelolaan lingkungan di KPB Batam.

3.3.2.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum pengaturan pemanfaatan KPB Batam meliputi : undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri yang terkait dengan pengelolaan KPB Batam. Sumber data diperoleh dari beberapa instansilembaga yang berkaitan langsung dengan pengelolaan kawasan di KPB Batam. Instansi tersebut adalah Pemda Kota B atam, Bapedalda Kota Batam, BadanOtorita Batam, Departemen Keuangan,dan Badan Pusat Statistik.

3.3.2.2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kritis critical approach. Muhadjir 2000 mengemukakan tahapan dalam pendekatan kritis kajian hukum dan perundang-undangan, yaitu : a mengadakan kritik terhadap teori dan praktek dari peraturan perundang-undangan yang ada, b membangun konstruksi teoritik yang baru, c dari konstruksi teoritik baru dituangkan dalam program institusional sebagai pijakan pengembangan kelembagaan, dan d menelaah implikasi peraturan perundang-undangan berupa konsekuensi logis internal dan eksternalnya. Hasil analisis kritis tersebut dijadikan dasar dalam mengkaji apakah peraturan perundang-undangan yang selama ini digunakan