71
peneliti hanya menggunakan sembilan dari sepuluh langkah yang ada, kegiatan diseminasi dan implementasi tidak dilakukan karena keterbatasan dana dan
waktu.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SDN 1 Surabaya dan SDN 1 Sukamenanti Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Penelitian ini telah dilaksanakan pada
semester ganjil tahun pelajaran 20152016. 3.3 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah utama dalam melaksanakan penelitian pengembangan ini mengacu pada research and development yang dikembangkan oleh Borg and
Gall yaitu sebagai berikut. 1.
Research And Information Collecting Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal
Langkah ini dilakukan dengan melakukan observasi dan studi pustaka. Observasi dilakukan pada tanggal 24 Januari, 26 Januari, dan 2 Februari
2015 di kelas VI SD Negeri 1 Surabaya. Kegiatan yang dilakukan adalah studi literatur dan observasi lapangan yang mengidentifikasi potensi atau
permasalahan. Literatur dapat berupa teori-teori, konsep, kajian yang berisi tentang model pengembangan yang baik, sedangkan observasi merupakan
kegiatan penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan data awal yang dijadikan dasar pengembangan. Data yang didapatkan berupa gambaran
kondisi pembelajaran yang berlangsung meliputi kelengkapan
72
administrasi, media pembelajaran, dan sarana prasarana, serta hasil belajar siswa.
Dalam pengumpulan data awal, penulis melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan survey menggunakan angket yang disebarkan kepada
siswa kelas VI. Selain angket penulis juga melakukan observasi di kelas uji coba, penelitian pendahuluan dilakukan agar diketahui produk multimedia
yang akan dibuat memang benar-benar penting dan dibutuhkan serta dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Kisi-kisi Instrumen yang
digunakan dalam analisis kebutuhan siswa dan guru dapat dilihat pada lampiran 1- 4.
2. Planning Perencanaan
Perencaan pengembangan produk multimedia interaktif meliputi; pembuatan GBIPM, pembuatan flowchart, pembuatan storyboard,
penentuan peralatan dan bahan yang diperlukan. GBIPM berisi identifikasi program, yang merupakan petunjuk yang
dijadikan pedoman bagi penulis naskah dalam pembuatan naskah program media. GBIPM mengacu pada tujuan dan materi yang akan dikembangkan.
Rencana GBIPM dapat dilihat pada lampiran 12. Flowchart adalah diagram yang memberikan gambaran alir dari suatu
scene tampilan ke scene lainnya. Dibuat mulai dari pembuka start, isi sampai keluar program exitquit, skenario media yang akan
73
dikembangkan secara jelas tergambar pada flowchart. Rencana flowchart dapat dilihat pada lampiran 31-37.
Story Board merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat secara
keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita dan deskripsi dari setiap scene dibuat secara jelas untuk menggambarkan obyek multimedia
serta perilakunya. Storyboard ini akan memuat; 1 sketsa atau gambaran layar, halaman atau
frame, 2 warna, penempatan dan ukuran grafik, 3 teks asli pada halaman atau layar, 4 warna, ukuran dan tipe font, 5 narasi, 6 animasi, 7 video,
dan 8 audio. Rincian rencana storyboard dapat dilihat pada lampiran 38.
3. Develop Preliminary Form Of Product Pengembangan Format Produk
Awal Pada langkah ini peneliti lakukan dengan memperhatikan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Pengembangan multimedia interaktif dilakukan sesuai dengan GBIPM, flowchart dan storyboard. Dalam
langkah ini juga terdapat dua kegiatan yang dilakukan yakni melakukan pengembangan produk dan validasi ahli expert judgement baik dari
segi media maupun materi. Langkah ini dilakukan agar produk multimedia interaktif yang dikembangkan peneliti siap diuji cobakan
dalam uji lapangan. Uji ahli dilakukan oleh beberapa ahli yang berkualifikasi akademik
minimal S3, yaitu 1 ahli materi bidang bahasa Indonesia material
74
review, dan 2 ahli multimedia untuk menilai kriteria penampilan presentation criteria.
Uji ahli dilakukan menggunakan instrumen observasi, data hasil observasi
dapat berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan produk yang dituangkan dalam lembar obsevasi, maupun diskusi bersama. Kisi-kisi dan
instrument dapat dilihat pada lampiran 5-8.
4. Preliminary Field Testing Uji Coba Lapangan Awal
Produk awal yang telah diuji ahli diujikan lagi melalui uji perorangan. Uji perorangan bertujuan untuk mengetahui kemenarikan bahan ajar secara
perorangan atau individu. Uji kemenarikan dilakukan dengan pengisian angket. Adapun aspek pada angket adalah kemenarikan, kemudahan dan
kemanfaatan bahan ajar. Selain itu, pada angket ini pula responden diberi ruang untuk memberikan saran dan kritik bagi pengembangan bahan ajar
agar apa yang dikembangkan memenuhi kriteria produk yang baik. Subjek tindakan uji lapangan awal adalah satu kelas VI di SDN 1 Surabaya, dan
SDN 1 Sukamenanti Bandar Lampung. Sampel ujinya adalah 3 siswa untuk masing-masing kelas yang ditetapkan dengan teknik simple random
sampling Sugiyono, 2011: 82.
5. Main Product Revision Revisi Produk Utama
Revisi produk awal dilakukan setelah mengetahui respon dari tahap sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah penyempurnaan
produk multimedia interaktif. Dalam penelitian ini tidak ada revisi produk