Teori Belajar Konstruktivisme Keterampilan Menyimak Siswa SD

dan menjadi pemegang kendali dalam menemukan dan mengorganisir jawaban. Hal ini berbeda dengan belajar sendiri. 3. Merlot Journal of Online Learning and Teaching Vol. 6 No.2 Tahun 2010, yang ditulis oleh Barbara A. Frey dan Jann Marie Sutton. Dalam jurnal ini dijelaskan panduan ringkas pengembangan multimedia berdasarkan penelaahan literatur dan teknik Delphi dengan pendidik ahli, desainer, dan pemprograman. 4. Australasian Journal of Educational Technology Vol. 23 No. 4 Tahun 2007, yang ditulis oleh Mai Neo, Tse-Kian Neo and Gillian Tan Xiao-Lian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif berupa kegiatan siswa untuk berfikir kritis, memiliki kemampuan memecahkan masalah, kreatif, aktif, mampu mempresentasikan tugas, menerima kritikan orang lain, meningkatkan motivasi belajar, dan refleksi diri, terhadap kemajuan belajar. 5. Journal of Educational Technology Society Vol. 3 No. 2 Tahun 2000, yang ditulis oleh Newby, T., Stepich, D., Lehman, J. Russell, J. Dalam jurnal ini peneliti berpendapat bahwa belajar adalah mengalami apa yang dipelajari, bukan hanya mengetahui saja, dan ini merupakan pandangan konstuktivisme yang menekankan pada proses belajar siswa. Dalam pembelajaran, guru membantu siswa untuk dapat mengkonstruk sendiri pengetahuan mereka. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Saptanti, tentang peningkatan pembelajaran menyimak fabel dengan pembelajaran produktif dan multimedia Komputer Tahun 2008. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang dibuat, yakni terjadi peningkatan yang signifikan pada keterampilan menyimak setelah keterampilan menyimak setelah diberi perlakukan pengajaran dengan multimedia komputer. 7. Penelitian yang dilakukan Handoyo pada Tahun 2011, tentang pengembangan multimedia interaktif pada Mata Pelajaran Biologi dengan menggunakan Adobe Flash, menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa media interaktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan media lain, dilihat dari rata-rata nilai tes formatif 78,12 dibandingkan dengan menggunakan media lain yaitu 72,80. Selain itu media interaktif yang dibuat memiliki nilai kemenarikan yang baik. 8. Penelitian Parmin pada tahun 2007, tentang pengembangan paket pembelajaran menyimak berbasis pendekatan kontekstual. Penelitian ini didasari oleh belum tersedianya bahan ajar pada kegiatan pembelajaran menyimak. Kebutuhan bahan ajar yang belum tersedia inilah, diindikasikan sebagai salah satu sebab rendahnya keterampilan menyimak siswa. Mengingat keadaan di atas, penelitian Parmin ini menghasilkan produk pengembangan berupa bahan ajar berbasis kontekstual untuk meningkatkan keterampilan