Pencucian Uang Melalui Transaksi Keuangan Tunai.

Beberapa pelaku pencucian uang selalu menindahkan dan menyimpan uang-uang tidak tersebut ke negara-negara yang dikenal mempunyai undang- undang kerahasiaan bank yang ketat, persyaratan identifikasi yang lemah, persyaratan laporan yang lemah, hukum perpajakan yang lemah, persyaratan pendirian perusahaan yang minim, dan lemahnya pengaturan atas pembatasan mata uang. 5. Penggunaan Jenis Aset Tak Bernama Use of Anonymous Asser Types. Pelaku tindak pidana menyadari bahwa aparat penegak hukum mengalami kesulitan dalam melakukan pelacakan keuangan sehingga menyulitkan para penegak hukum untuk mendeteksi dan membuktikan adanya hubungan antara tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana dengan hasil tindak pidana. Beberapa hasil tindak pidana tersebut termasuk dalam jenis Anonymous Asset, seperti: uang tunai, perhiasan, logam mulia, beberapa sistem pembayaran elektronik, dan beberapa produk keuangan yang menggunakan numbered personal accounts. Modus tersebut banyak digunakan dalam jaringan perdagangan narkoba. Berdasarkan laporan sejumlah kasus diseluruh dunia, pengguna biasanya ingin membayar tunai untuk tetap tidak terhubung dengan pemasok, dan pemasok kemudian memiliki kebutuhan untuk masuk ke suatu wilayah. Berikut ini adalah contoh kasus pencucian uang melalui transaksi keuangan tunai :

a. Pencucian Uang Melalui Transaksi Keuangan Tunai.

Rezim anti pencucian uang mengenal bentuk pendekatan baru dalam mengungkap pelaku kejahatan, yakni dengan menggunakan pendekatan “menelusuri aliran uang” atau “follow the money”. Pendekatan ini memudahkan aparat penegak hukum untuk mengungkap para pelaku tindak pidana dengan mencari uang atau hasil kejahatan proceeds of crime daripada mencari pelaku kejahatan follow the suspect. Pendekatan follow the money ini dilakukan dengan menggunakan analisis keuangan financial analysis yang merupakan usaha untuk melihat transaksi dan keadaan keuangan pelaku untuk menjawab beberapa pertanyaan pokok, seperti: Apa transaksi yang dilakukan? Apa voucher atau warkat yang digunakan? Siapa yang melakukan transaksi? Atas nama siapa transaksi dilakukan? Dimana dan Kapan transaksi dilakukan? Dan bagaimana terjadinya transaksi? 78 Semua pertanyaan untuk mengetahui berbagai informasi terkait dengan transaksi keuangan seseorang hanya bisa didapat apabila kegiatan transaksi keuangan tersebut tercatat. Yang mana hanya bisa dilakukan dengan media pembayaran non-tunai non-cash. Transaksi demikian, hanya tersedia di penyedia jasa keuangan PJK, baik berbentuk bank manupun non bank yang memang menyediakan sarana pembayaran non-tunai seperti: transfer pemindahbukuan, giro, cek, E-banking, kartu kredit dan kartu ATM. Tidak demikian halnya dengan transaksi atau pembayaran uang secara tunai cash yang dilakukan langsung antara individu dengan individu yang menggunakan uang kartal atau uang tunai, baik dalam bentuk uang kertas atau uang logam. Transaksi yang dilakukan dengan uang tunai tidak dapat terdeteksi karena merupakan jenis warkat atau bawaunjuk yang tidak memiliki nama sebagaimana transaksi non-tunai yang dapat diketahui siapa yang memiliki dana. 78 Yunus Husein,Negeri Sang Pencuci Uang, Jakarta:Pusaka Juanda Tigalima,2008, hlm 64. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari pendekatan follow the money dalam pengungkapan kasus-kasus kejahatan, dimana hasil dari tindak pidana tidak bisa ditelusuri lebih jauh karena terputusnya aliran dana. Transaksi keuangan tunai juga merupakan metode yang dipakai dalam mencuci uang. Dengan terputusnya aliran dana merupakan tujuan dari kegiatan menyamarkan harta hasil kejahatan. Adapun bentuk penggunaan instrumen uang tunai dalam tindak pidana pencucian uang adalah sebagai berikut: 79 1. Pembelian barang-barang berharga mewah secara tunai. 2. Penukaran mata uang asing. 3. Penerbitan cek perjalanan Travellers Cheque. 4. Penggunaan uang elektronik electronic money. 5. Fasilitas Safe Deposit Box.

b. Kasus Gayus Tambunan.