a. Suap Terkait Jabatan
72
Tahun 2008, Jaksa Ketua Pemeriksa Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI II Urip Tri Gunawan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi
KPK. Ia diduga, menerima suap terkait penghentian penyidikan kasus BLBI yang melibatkan Syamsul Nursalim Direktur Bank Dagang Nasional Indonesia
atau BDNI. Urip menerima uang 660 ribu dolar AS Rp. 6 miliar dari Artalyta Suryani yang merupakan orang dekat Syamsul Nursalim. Kedua-duanya
ditangkap saat bertransaksi suap di sebuah rumah mewah di Jalan Terusan Hang Lekir II, WG 9, RT0609 Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada
Minggu 2 maret 2008. Urip juga terlibat pemerasan sebesar 1 miliar Rupiah terhadap mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN Glen
Surya Yuruf. Atas perbuatannya itu, Urip dijatuhi hukuman penjara selama 20 Tahun dan denda Rp. 500 juta, sementara Artalyta divonis 5 tahun penjara dan
denda Rp. 250 juta. Terbongkarnya kasus Urip karena adanya percakapan antara Urip dan
Artalyta juga sejumlah orang lainnya yang disadap oleh KPK. Percakapan itu seputar rencana untuk mengamankan Syamsul Nursalim dari jerat hukum pidana.
Urip sebagai ketua tim memberikan arahan-arahan yang bisa dilakukan oleh pihak Syamsul agar kasus tersebut bisa ditarik menjadi kasus perdata. Kasus ini
menyentak ruang publik karena kerugian negara dari pengemplang dana BLBI yang bejumlah triliunan rupiah.
Suap kepada penegak hukum lainnya yakni terjadi terhadap Imas Dianasari Hakim ad hoc Pengadilan Hubungan Industrial PN Bandung. Kasus
72
Ibid, hlm.30.
ini merupakan suap-menyuap penanganan sengketa Hubungan Industrial antara PT. Onamba Indonesia dengan pegawainya. Imas ditangkap bersama seorang
pegawai swasta bernama Odi Juanda OJ dari PT. Onamba Indonesia. Kamis 30062011 sore, tim penyidik KPK menangkap tangan Imas yang telah
menerima uang senilai Rp. 200 juta di dalam mobil avanza dengan kantong kresek di Restoran La Ponyo Cinunun, Bandung.
b. Suap Dalam Pengadaan.