2. Pengertian Pembatasan Transaksi Tunai.
Pembatasan Transaksi Tunai adalah suatu mekanisme atau sistem untuk membatasi transaksi dengan uang tunai, dimana semua transaksi diatas batas yang
ditentukan harus dilakukan melalui sistem perbankan. Misalnya transaksi tunai dibatasi Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah atau Rp. 50.000.000,- lima puluh
juta rupiah dalam 1 satu hari, dimana transaksi diatas batas tersebut, harus dilakukan
melalui sistem
perbankan. Sebenarnya
makin kecil
pembatasan transaksi tunai itu semakin baik, namun karena mempertimbangkan kesiapan masyarakat dan perbankan, maka pembatasan transaksi tunai maksimal
Rp. 100.000.000,- dan dapat diperkecil secara bertahap sesuai dengan kesiapan masyarakat dan perbankan di Indonesia.
15
Peraturan mengenai batas transaksi keuangan tunai yang dapat dilakukan dalam satu kali transaksi, diatur di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, yang terdapat didalam pasal 23 UU Nomor 8 Tahun 2010 yang menyatakan , Transaksi
Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp. 500.000.00,00 lima ratus juta rupiah atau dengan mata uang asing yang nilainya setara,yang dilakukan baik
dalam satu kali transaksi maupun beberapa kali transaksi,dan transaksi keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri Penyedia Jasa Keuangan wajib
menyampaikan laporan kepada PPATK. Transaksi yang perlu dilakukan pembatasan adalah yang berkaitan dengan
transaksi: Transfer dana yang sumbernya dari setoran tunai, setoran tunai untuk
15
“Pembatasan Transaksi Tunai Solusi Pemberantasan Korupsi dan Pencucian Uang Lainnya”
http:ekonomi.kompasiana.commoneter20110730pembatasan-transaksi-tunai-solusi- pemberantasan-korupsi-dan-pencucian-uang-lainnya
, di akses pada 3 Desember 2014.
pihak ketiga, transaksi untuk non nasabah dengan tarikan tunai, dan transaksi transfer debet cek.
16
Pada dasarnya transaksi keuangan mencurigakan diawali dari transaksi antara lain:
17
1. Tidak memiliki tujuan ekonomis dan bisnis yang jelas.
2. Menggunakan uang tunai dalam jumlah yang relatif besar danatau dilakukan
secara berulang-ulang di luar kewajaran. 3.
Aktivitas transaksi nasabah di luar kebiasaan dan kewajaran. Menurut Yunus Husein, faktor yang mendasari perlunya pembatasan
transaksi tunai yaitu : a.
Pergeseran kebiasaan transaksi perbankan oleh sebagian masyarakat menjadi transaksi tunai berupa setor tunai dan tarik tunai.
b. Trend transaksi tunai semakin meningkat yang antara lain dilakukan dengan
maksud untuk meyulitkan upaya pentrasiranpelacakan asal usul sumber dana dan memutus pelacakan aliran dana kepada pihak penerima dana
beneficiary. c.
Peningkatan trend ini diduga dilakukan dalam rangka melakukan tindak pidana pencucian uang.
d. Transaksi secara tunai mempersulit penegak hukum dalam melakukan
penelusuran harta kekayaan hasil kejahatan. e.
Tidak sejalan dengan tujuan “less cash society” karena dilakukan dalam jumlah besar biasanya diatas Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah,
16
Ibid.
17
Penjelasan Pasal 23 ayat 1 huruf a Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang.
kurang aman, mempersulit pelacakan transaksi, serta mengarah kepada “non
bank channel”. f.
Pengaturan pembatasan transaksi tunai mendorong masyarakat mengoptimalkan penggunaan jasa perbankan dan penyedia jasa keuangan
lainnya. g.
Selain untuk kebutuhan penegakan hukum, pengaturan mengenai pembatasan transaksi tunai sejalan dengan pengaturan dalam rangka menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Dengan penerapan pembatasan transaksi tunai restrictions on cash
transactionslimitations on cash transactions atau pembatasan pembayaran tunai
restrictions on cash paymentslimitations on cash payments akan mendorong less cash society
minimalisasi penggunaan uang tunai atau transaksi non tunai non cash transaction. Dimana dengan penerapan pembatasan transaksi tunai
tersebut, seluruh bank dan lembaga keuangan lainnya ikut berperan aktif dalam pencegahan korupsi dan money laundering pencucian uang lainnya, disamping
menjalankan fungsi dan tugas utamanya.
18
3. Pengertian tindak pidana korupsi .