Ketiga ranah hasil belajar tersebut akan diamati dalam penelitian ini pada pengamatan aktivitas siswa. Namun untuk indikator hasil belajar peneliti memberi
batasan pada aspek kognitif yang diperoleh dari data hasil tes evaluasi KKM 65 dengan kualifikasi sebagai berikut.
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi
Rentang Skor Kualifikasi
Kategori ≤64
Sangat gagal Tidak Tuntas
65 – 76
Gagal Tuntas
77 – 88
Berhasil Tuntas
89 – 100
Sangat berhasil Tuntas
2.1.4 Kajian Ilmu Pengetahuan Alam IPA
2.1.4.1 Pengertian IPA
IPA dikenal dengan istilah sains, kata sains berasal dari bahasa Latin scientia
yang berarti “saya tau”. Dalam bahasa Inggris kata sains berasal dari science yang berari pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam IPA secara
sederhana dapat diartikan sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari tentang peristiwa alam Samatowa, 2011:3.
IPA adalah suatu pengetahuan teoritis disusun secara khusus, untuk melakukan
observasi eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan
teori, eksperimentasi, observasi, saling terkait antara satu dengan cara yang lain. Untuk
memperoleh ilmu ini dinamakan metode ilmiah Aly, 2011: 18.
Oleh Trianto 2012: 136 IPA adalah kumpulan teori sistematis, penerapannya dilakukan terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi, eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dsb.
Sedangkan menurut Djojosoediro 2010 IPA merupakan cabang pengetahuan dibangun berdasarkan pengamatan, klasifikasi data, disusun,
diverifikasi sesuai hukum-hukum bersifat kuantitatif, melibatkan aplikasi penalaran matematis dengan menganalisis data terhadap gejala-gejala alam.
Hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam dituangkan berupa fakta, konsep prinsip hukum yang teruji kebenarannya melalui rangkaian
kegiatan dalam kegiatan ilmiah. Simpulan IPA berdasarkan pendapat para ahli adalah kumpulan teori
sistematis berisi tentang gejala-gejala alam yang telah di analisis berdasarkan metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen menuntut sikap ilmiah seperti
terbuka, rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dsb. 2.1.4.2
Hakikat IPA Pelaksanaan KBM IPA hendaknya sesuai dengan hakikat pelajaran IPA.
Setidaknya ada 4 hakikat yang perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA sebagai berikut.
a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses
IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. IPA
sebagai proses berperan untuk memecahkan masalah melalui metode ilmiah.
Metode ini meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan Depdiknas, 2007:8. Contoh IPA sebagai proses adalah siswa melakukan percobaan proses terjadinya erosi.
b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Produk adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Produk berupa sebutan,
simbol atau nama benda-benda, gejala-gejala alam, orang, dan tempat Djojosoediro, 2010: 30.
Menurut Ditjen PMPTK 2008: 21 produk dalam IPA dapat berupa teori- teori ilmiah. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori juga bisa dikatakan sebagai model, atau gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan
gejala alam. Contoh IPA sebagai produk adalah proses terjadinya erosi. c.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sikap Ilmiah Sikap ilmiah adalah sikap tertentu diambil dan dikembangkan oleh
ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah meliputi a obyektif terhadap fakta, b tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, c berhati terbuka, d
tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat, e bersikap hati-hati, dan f sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan yang tinggi. Contoh IPA sebagai sikap
ilmiah adalah sikap siswa saat melakukan percobaan dengan penyelidikan terjadinya erosi.
d. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Teknologi
IPA sebagai teknologi memiliki pengertian berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup manusia dalam hal sandang, pangan, kesehatan, komunikasi, dsb.
Contoh IPA sebagai teknologi adalah seperti ditemukannya alat pendeteksi gempa bumi, tsunami, dll..
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan hakikat IPA mencakup empat unsur meliputi produk, proses, sikap dan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari keempat dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lain diajarkan saat pembelajaran IPA di SD.
2.1.5 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar