9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Kajian Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku baik disengaja maupun tidak
disengaja berlangsung sepanjang waktu. Berikut ini pengertian belajar dari beberapa ahli.
Rusman 2012:85 mengemukakan belajar merupakan aktivitas psikologis maupun fisiologis. Aktivitas psikologis berupa proses mental seperti berpikir,
memahami, menyimpulkan,
menyimak, menelaah,
membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis. Sedangkan aktivitas fisiologis
berupa proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan percobaan eksperimen, latihan, kegiatan praktik, membuat karya produk, apresiasi.
Spears dalam Suprijono, 2011:2 berpendapat “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction. ”Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar, dan mengikuti arah tertentu. Sedangkan menurut Sudjana 2009:28 belajar adalah proses aktif,
bereaksi terhadap semua situasi di sekitar individu, diarahkan kepada tujuan, berbuat melalui pengalaman, melihat, mengamati, serta memahami sesuatu.
Sesuai Hamdani 2011:21-22 belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, serta meniru. Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya.
Peneliti menyimpulkan pengertian belajar yakni proses perubahan individu, mulai dari tingkah laku, keterampilan, pengetahuan, pemahaman, dan
kebiasaan baru yang didapatkan melalui aktivitas psikologis seperti memahami, membaca, menelaah maupun dengan aktivitas fisiologis seperti latihan, membuat
produk, apresiasi. Semua diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dan membuat perubahan tingkah laku permanen pada diri individu sebagai reaksi dari interaksi
individu dengan lingkungan sekitarnya. 2.1.1.2 Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar perlu diterapkan agar tujuan belajar dapat tercapai secara optimal. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran menurut Riyanto,2011:72 sebagai
berikut : a.
Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. didalam
mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Perhatian siswa akan timbul apabila bahan pelajaran yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari siswa. Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar disamping
perhatian. Motivasi adalah tenaga penggerak aktivitas seseorang serta alat dan tujuan dalam pembelajaran.
Menurut Herbert “motivation is the concept we use
when describe the force action on or within an organism to initiate and direct behavior
” Riyanto, 2011:72. b.
Keaktifan Anak adalah makhluk aktif yang mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu berdasarkan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif. c.
Keterlibatan langsung Berpengalaman Siswa harus terlibat langsung dalam proses belajar seperti digambarkan
dalam kerucut Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman langsung.
Gambar 2.1
Kerucut Pengalaman Edgar Dale Gambar di atas menunjukkan rentangan tingkat pengalaman bersifat
langsung hingga pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi memberikan dampak berbeda terhadap hasil belajar yang siswa.
Semakin konkret siswa
mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh. Sebaliknya, semakin abstrak siswa
memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa Sanjaya, 2008:165.
d. Pengulangan
Prinsip belajar menekankan perlunya pengulangan dikemukakan oleh teori psikolog daya yakni melatih daya-daya pada manusia berupa daya pengamat,
menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir. Daya-daya tersebut akan berkembang dengan mengulang. Sesuai pendapat dari Thorndike dalam
salah satu hukum belajarnya ”law is exercise”, ia mengemukakan hubungan antara
stimulus dan respon semakin bertambah erat jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih Purnomo: 2013. Hal ini dapat
disimpulkan dengan mengulangi maka kemampuan kita akan semakin meningkat. e.
Tantangan Siswa menghadapi tujuan yang ingin dicapai dalam situasi belajar, tetapi
selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan ajar, maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Apabila hambatan telah diatasi tujuan belajar sudah tercapai maka ia akan melanjutkan kedalam medan baru dengan tujuan belajar yang baru. Bahan belajar
harus menantang agar didalam diri siswa timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik.
f. Balikan dan penguatan
Menurut Thorndike Ri yanto, 2010: 74 dalam teori “law of effect”
mengemukakan siswa akan bersemangat belajar apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil baik merupakan balikan menyenangkan dan
berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. g.
Perbedaan individual Siswa merupakan individu yang unik, tidak ada individu yang sama persis
antara satu dengan lainnya walaupun kembar. Setiap siswa memiliki keunikan tersendiri yang timbul dari perbedaan satu dengan lainnya. Perbedaan itu terdapat
pada karakteristik, kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan itu berpengaruh terhadap gaya belajar sehingga berdampak
pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu mengetahui perbedaan dan keunikan setiap peserta didiknya sehingga kecenderungan siswa
untuk mendapat perhatian dari guru akan lebih baik.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran