Rasio Keuangan Bank Umum

trendperkembangan dengan periode sebelumnya, termasuk membandingkan dengan perusahaan yang sama per group.

2.5. Rasio Keuangan Bank Umum

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 pada pasal 3 tantang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 131PBI2011 tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum bahwa Tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS sebagai berikut : Permodalan Capital, Kualitas Asset Asset Quality, Manajemen Management, Rentabilitas Earning, Likuiditas Liquidity dan Sensitivitas terhadap risiko pasar Sensitivity to market risk. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri: a. Capital, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen antara lain Kecukupan pmenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM, Komposisi Permodalan, Trend ke depanProyeksi KPMM, akses kepada sumber Universitas Sumatera Utara permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan. b. Asset Quality Kualitas Aset, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen- komponen antara lain Aktiva Produktif yang diklasifikasikan dibanding dengan total aktiva produktif, Perkembangan aktiva produktif bermasalah dibanding dengan aktiva produktif, kinerja penanganan aktiva produktif dan tingkat kecukupan pembentukan PPAP. c. Management, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen antara lain manajemen umum, penerapan sisitim manajemen risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan berlaku. d. Earning Rentabilitas, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen- komponen antara lain ROA, ROE, NIM, BOPO, Perkembaangan Laba Operasional dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. e. Liquidity Likuiditas, dilakukan melalui penilaian terhadap komponen- komponen antara lain Aktiva Likuid kurang dari 1 bulan dibanding dengan passiva likuid kurang dari 1 bulan dan LDR. f. Sensitivity to Market Risk sensitivitas terhadap risiko pasar. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum secara individual self assessment berdasarkan peringkat komposit, yaitu peringkat akhir Universitas Sumatera Utara dari hasil penilaian tingkat kesehatan Bank. Penetapan penilaian tingkat kesehatan Bank digolongkan menjadi 5 peringkat komposit yaitu sebagai berikut : Tabel 2.1 Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank Peringkat Komposit Keterangan PK 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan. PK 2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan. PK 3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank. PK 4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank. PK 5 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank. Universitas Sumatera Utara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum hasil self assesment oleh Bank sendiri adalah Tingkat Kesehatan Bank secara komprehensive konsolidasi, mencakup seluruh faktor-faktor CAMELS Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 pada pasal 3. Apabila hasil penilaian tingkat kesehatan Bank menunjukkan peringkat 4 kurang sehat atau peringkat 5 tidak sehat maka Bank harus mempersiapkan action plan yang memuat langkah perbaikan untuk kemudian dievaluasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Mengacu kepada Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur penilaian tingkat kesehatan Bank, maka Bank menyusun matriks perhitungananilisis komponen faktor CAMELS untuk komponen- komponen permodalan, komponen kualitas aset, komponen manajemen, komponen rentabilitas, komponen Likuiditas dan komponen sensitivitas terhadap risiko pasar, yaitu : a. Permodalan Capital. Penilaian terhadap komponen ini antara lain adalah “Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Modal Minimum KPMM” dengan formula dan indikator pendukung atau Rasio : KPMM CAR = × 100 Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 321PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 bahwa : Bank-bank diwajibkan untuk memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8. Kemudian dalam Peraturan Bank Indonesia No. 512PBI2003 tanggal 17 Juli 2003 dan SE Bank Indonesia No.710DPNP tanggal 31 Maret 2005 dinyatakan bahwa bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu wajib Universitas Sumatera Utara memperhitungkan risiko kredit credit risk dan risiko pasar market risk dalam pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8. Tinggi rendahnya CAR suatu bank akan dipengaruhi oleh besarnya modal sendiri yang dimiliki bank modal inti, modal pelengkap dan penyertaan dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR risiko kredit dan risiko pasar yang dikelola oleh bank tersebut. Matriks ParameterIndikator Penilaian Faktor Permodalan Sesuai Lampiran 1.4 SE Bank Indonesia No.1324DPNP2011 tanggal 25 Oktober 2011 dapat dilihat pada Lampiran 1. b. Kualitas aset asset quality. Penilaian terhadap komponen ini antara lain adalah: b.1 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif, dengan formula dan indikator pendukung Rasio : Kolektibilitas Pinjaman = � � ℎ Aktiva Produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang akan mengandung potensi tidak memberikan pengahsilan yang besarnya ditetapkan sebagai berikut : 1 25 dari kredit yang tergolong kategori Dalam Perhatian Khusus. 2 50 dari kredit yang tergolong kategori Kurang Lancar. 3 75 dari kredit yang tergolong kategori Diragukan. 4 100 dari kredit yang tergolong Macet. Universitas Sumatera Utara b.2 Perkembangan Aktiva Produktif BermasalahNon Performing Loan dibanding dengan aktiva produktif, dengan formula dan indikator pendukung atau rasio : Kolektibilitas Aktiva Produktif = ℎ Aktiva produktif bermasalah Non Performing Loan adalah aktiva produktif dengan kualitas Lancar, Diragukan dan Macet. Ukuran NPL terbaik ditetapkan adalah bila berada dibawah 5 dan bila berada diatas 5 dianggap buruk. c. Manajemen management. Penilaian terhadap komponen-komponen ini antara lain adalah mencakup : 1 Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko. 2 Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 3 Kepatuhan Bank, seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit d. Rentabilitas. Penilaian terhadap komponen-komponen ini antara lain adalah mencakup rasio : a ROA Return on Asset dengan formula dan indikator pendukung atau rasio: ROA = − × 100 b ROE Return on Equity dengan formula dan indikator pendukung atau rasio: ROE = ℎ × 100 Universitas Sumatera Utara c NIM Net Interest Margin, dengan formula dan indikator pendukung atau rasio : NIM = ℎ − × 100 d CER Cost Effisiensi Ratio, dengan formula dan indikaor pendukung atau rasio : CER = . ℎ+ . � × 100 e BOPO Biaya Operasional Pendapatan Operasional, dengan formula dan indikator pendukung atau rasio : BOPO = × 100 f Perkembangan laba operasional, dengan formula dan indikator pendukung atau rasio : Perkembangan Laba Operasional = Pendapatan Operasional – Biaya Operasional Matriks ParameterIndikator Penilaian Faktor Rentabilitas Sesuai Lampiran 1.3 SE Bank Indonesia No.1324DPNP2011 tanggal 25 Oktober 2011 dapat dilihat pada Lampiran 2. e. Likuiditas. Penilaian terhadap komponen-komponen ini adalah antara lain mencakup : 1 Loan to Deposit Ratio LDR dengan formula dan indikator pendukung atau rasio : Universitas Sumatera Utara LDR = ℎ � � � ℎ × 100 Berdasarkan Pasal 11, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional bahwa besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan sebesar 78 untuk batasan bawah LDR target dan 92 untuk batasan atas target. 2 Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan, proyeksi cash flow dan konsentrasi pendanaan. Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan Sesuai Lampiran 14 SE Bank Indonesia No.1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 dapat dilihat pada Lampiran 3.

2.6. Kualitas Aktiva Produktif