44
b. Kemajuan.
Kemajuan dari tigkatan yang satu ketingkat selanjutnya lebih bergantung pada isi dan metode pembelajaran daripada umur. Artinya, rancangan
pembelajaran memberi pengaruh besar pada tingkat perkembangan berpikir siswa.
c. Intrinsik dan Ekstrinsik.
Objek-objek yang dipelajari pada suatu tingkatan perpikir menjadi objek- objek yang dipelajari pada tingkat perkembangan berikutnya secara lebh
cermat. d.
Linguistics ilmu bahasa. Tiap tingkatan perkembangan berpikir memiliki simbol bahasa sendiri dan
sistem relasi antar simbol yang mungkin belum dimengerti pada tingkat perkembangan sebelumnya.
e. Kekeliruan Pemasangan.
Siswa berada pada satu tungkatan tertentu, akan tetapi guru melaksanakan pembelajaran pada tingkat yang berbeda, maka hasrat belajar dan
kemajuan mungkin tidak terjadi. Sehinga guru harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan
untuk melanjutkan pada tingkat perkembangan selanjutnya, guru harus
memastikan bahwa siswa telah menguasai materi sebelumnya.
J. Kerangka Berpikir
Banyak siswa mengalami kesulitan belajar matematika khususnya geometri karena siswa menganggap geometri adalah abstrak sehingga hasil
45
belajar belum optimal. Oleh karena itu, proses pembelajaran akan optimal apabila para siswa menguasai materi prasyarat yang diperlukan. Pengalaman
dasar yang mereka miliki berfungsi untuk mempermudah mereka memperoleh pengalaman baru dan sebaliknya siswa merasa sulit memahami
suatu generalisasi jika ia belum mempunyai suatu konsep sebagai pengalaman dasar dalam belajar.
Pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, teknik dan
metode instruksional dapat mengoptimalkan aktifitas belajar siswa apabila pembelajaran terjadi dengan bermakna, menyenangkan dan dapat mendorong
siswa untuk membangun dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya Marpaung, 2006:8. Salah satu kegagalan siswa dalam belajar matematika
adalah siswa tidak dapat menangkap konsep dengan benar, karena pada umumnya mereka belum sampai ke proses abstraksi, masih dalam dunia
konkrit dan baru sampai pada pemahaman instrumen, yang hanya tahu contoh-contoh, tidak dapat mendeskripsikannya.
Pembelajaran konvensional guru bertindak sebagai pentransfer ilmu kepada siswanya, siswa dianggap sebagai penerima pengetahuan.
Pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya dituntut secara individual berupaya berupaya mencapai sukses atau berusaha mengalahkan mereka,
melainkan dituntut dapat bekerja sama untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang baik. Perencanaan itu meliputi pembuatan rencana pembelajaran yang akan diterapkan.
46
Pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif tipe STAD berbantuan CD pembelajaran dapat efektif, apabila langkah-langkah yang
dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan disertai pengembangan perangkat yang sesuai.
Media audio visual mampu mengingat 50 dari apa yang mereka lihat dan dengar walaupun hanya ditayangkan sekali. Pembelajaran
matematika dengan strategi kooperatif tipe STAD berbantuan CD pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar.
Secara ringkas kerangka berpikir dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
47
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
Materi Geometri Abstrak
Kemampuan Abstraksi Siswa Rendah
Pemilihan Strategi
Hasil Belajar Siswa Rendah
CD Pembelajaran Teori Van Hiele
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Aktivitas Siswa Pembelajaran Materi Luas dan Volume
Limas
Keterampilan Proses Siswa
Hasil Belajar Meningkat Meningkatkan
48
K. Hipotesis