29
secara menyeluruh kepandaian atau ilmu kognitif, psikomotorik dan afektif melalui suatu usaha. Dengan kata lain, ketuntasan belajar merupakan
pencapaian tahap penguasaan minimal bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran.
Ketuntasan belajar dapat diamati dengan cara membandingkan hasil belajar siswa yang pengambilan datanya berasal dari metode tes. Artinya jika
hasil belajar siswa lebih dari atau sama dengan standar ketuntasan belajar matematika, maka siswa tersebut dikatakan tuntas belajar, dan sebaliknya.
Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di SMP Negeri 26 Semarang adalah ketuntasan individual 63 , sedangkan ketuntasan klasikal 75
pada tahun ajaran 20072008.
F. Pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana Nurhadi,2003:63. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa ditempatkan dalam kelompok
belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi
pelajaran tersebut. Pada akhirnya siswa diberikan tes yang mana pada saat tes ini mereka tidak dapat saling membantu. Skor setiap anggota tim selanjutnya
30
dijumlahkan untuk mendapat skor kelompok. Tim yang mencapai criteria tertentu diberikan sertifikat atau ganjaran lain.
Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang untuk pembelajaran kelompok. Dengan menggunakan LKS atau
perangkat lain, siswa bekerja secara bersama-sama untuk menyelesaikan materi.
Siswa saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat memahami materi pelajaran secara
tuntas. Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep
sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama.
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Fase
Kegiatan Guru Fase - 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase - 2 Menyajikan informasi
Fase- 3 Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok- kelompok belajar
Fase- 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Fase- 5
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompo-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
31
Evaluasi Fase-6
Memberikan penghargaan
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Nur, 2000 Menurut Slavin 1990:75-76 terdiri dari empat komponen yang tetap
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : a.
Mengajar Guru menyajikan pelajaran. Penyajian dapat dengan verbal langsung
disampaikan oleh guru atau dapat pula melalui bacaan. b.
Belajar kelompok Siswa bekerja sama dalam kelompok mereka, dan mereka dipandu oleh
lembar kegiatan siswa untuk menuntaskan materi pelajaran. c.
Tes Siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual.
d. Penghargaan kelompok
Skor kelompok dihitung berdasarkan skor perkembangan anggota kelompok. Siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual dan
skor kelompok dihitung berdasarkan skor perkembangan anggota kelompok merupakan ciri khas pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berikut adalah kaitan antara empat komponen kegiatan kooperatif tipe STAD dengan enam fase pembelajaran kooperatif.
32
1 Komponen mengajar: menggabungkan fase 1 dan fase 2 pada
pembelajaran kooperatif. 2
Komponen belajar kelompok: menggabungkan fase 3 dan fase 4 pada pembelajaran kooperatif.
3 Komponen tes sama dengan fase 5 pada pembelajaran kooperatif.
4 Komponen penghargaan kelompok: sama dengan fase 6 pada
pembelajaran kooperatif. Nilai perkembangan individu diperoleh dari nilai kuis tiap-tiap
individu, dari skor perkembangan individu disumbangkan pada nilai perkembangan kelompok. Berdasarkan skor perkembangan kelompok
yang diperoleh kemudian diberi penghargaan. Berikut akan diuraikan tentang a menghitung skor individu dan skor kelompok dan b
menghargai prestasi kelompok. a Menghitung skor individu dan skor kelompok.
Penghitungan skor perkembangan individu dapat disajikan sebagaimana tampak pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Pedoman Skor Perkembangan Individu
Langkah 1: Menetapkan skor
dasar Setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor kuis
yang terdahulu atau nilai pretes.
Langkah 2: Menentukan skor
kuis terkini Siswa memperoleh skor untuk kuis yang berkaitan
dengan materi terkini. Langkah 3:
Menentukan skor perkembangan
Setiap siswa memperoleh nilai perkembangan yang besarnya ditentukan oleh apakah skor kuis terkini
individu menyamai atau melampaui skor dasar mereka. Perhitungan skor perkembangan menggunakan pedoman
penilaia seperti yang terlihat pada tabel 3 dibawah ini
33
Sedangkan untuk penilaian perkembangan individu dapat disajikan sebagaimana tampak pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pedoman Penilaian Perkembangan Individu
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin
Di bawah skor dasar hingga 10 poin di bawah skor dasar 10 poin
Skor dasar hingga 10 poin di atas skor dasar 20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
Pekerjaan sempurna tanpa memperhatikan skor dasar 30 poin
Adapun untuk skor kelompok dihitung dengan cara menghitung rata- rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi banyaknya anggota kelompok. Skor kelompok
menentukan jenis penghargaan yang diterima kelompok. Pedoman untuk menentukan penghargaan yang diterima kelompok dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut: Tabel 2.4. Pedoman Penentuan Penghargaan Kelompok
Skor Kelompok x Penghargaan
15 ≤
≤ x
15
25 ≤
x
25
30 ≤
x
Baik Hebat
Super
Arends,1977:140;Slavin,1990:87. b Menghargai prestasi kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat sesuai dengan pedoman penentuan penskoran kelompok, guru memberikan
hadiah kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya. Hadiah yang diberikan kepada kelompok dapat berupa benda-benda
kongkrit, misalnya piagam penghargaan, alat tulis atau benda kongkrit
34
lainnya. Selain itu hadiah dapat juga berupa benda yang bukan kongkrit, misalnya predikat kelompok dalam jurnal kelas, buletin
sekolah atau majalah dinding sekolah.
G. Komputer dan Compact Disc CD Sebagai Media Pembelajaran