10
salah satunya disebut dengan istilah teknik, dalam seni tari yaitu ekspresi Herusatoto, 1983:116. Makna simbolis dalam seni tari tidak hanya pada ekspresi
gerak atau bentuknya saja, namun pada keseluruhan bentuk utuh dari sebuah perwujudan tari yang mencakup gerak, iringan, tata rias busana, serta segala aspek
pendukungnya. Teori yang telah dijelaskan di atas akan digunakan untuk mengkaji
tentang makna simbolis yang terdapat dalam Tari Sindhung Lengger, yang mencakup gerak, iringan, tata rias dan busana, serta segala aspek yang
mendukung dari pertunjukan Tari Sindhung Lengger itu sendiri.
2.2 Fungsi Kesenian
Koentjaraningrat 1984:54 mengatakan bahwa fungsi adalah suatu perbuatan yang bermanfaat dan berguna bagi suatu kehidupan masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian fungsi adalah suatu hal, peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas.
Dua kategori yang diajukan oleh Hanna lebih disepakati denga perilaku tari sebenarnya. Ia melihat dua dimensi pada fungsi sosio-psikologis tari, sisi
kognitif dan afektif Hanna dalam Widaryanto, 1975:10. Menunjuk pada kenyataan bahwa tari mengkomunikasikan beberapa jenis informasi dan seperti
kode-kode budaya yang lain serta interksi-interaksi terpola, tari adalah sebuah cara pengaturan dan penggolongan pengalaman. Kebalikannya fungsi afektif,
merupakan untuk memberikan sebuah pengalaman kualitatif, kehadiran, kesertamertaan dan penyelubungan dari hal-hal yang menyentuh hati.
11
Kata fungsi menunjukkan pengaruh terhadap sesuatu yang lain, tidak berdiri sendiri, tetapi justru dalam hubungan tertentu. Apa yang dimaksud
fungsional bukan merupakan sesuatu yang lepas dari konteksnya, melainkan harus dipandang secara keseluruhan. Fungsi kesenian yaitu bahwa kegiatan kesenian
tersebut mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat Soekanto, 1989:6.
Kesenian dalam kaitannya dengan fungsi, bagaimana suatu kesenian yang diciptakan oleh masyarakat dapat mempunyai makna dan arti penting bagi
masyarakatnya, dengan demikian kesenian yang hidup dalam kelompok masyarakat tertentu memiliki fungsi tertentu pula Sedyawati, 1983:138.
Keberadaan suatu bentuk kesenian selalu berkaitan dengan fungsinya. Kesenian bukan hanya merupakan suatu sarana hiburan saja, tetapi berperan serta
dalam segi agama, persembahan atau sebagai wujud ungkapan dari rasa syukur maupun bentuk ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Menurut Peursen dalam
Djazuli, 1994:36 dijelaskan bahwa fungsi selalu menunjukkan terhadap sesuatu yang lain, apa namanya fungsional adalah sesuatu yang tidak dapat berdiri sendiri
namun apabila dihubungkan dengan yang lain dalam hal ini seni tari, maka akan memperoleh arti dan maknanya.
Sebagai salah satu unsur kebudayaan, kesenian memiliki fungsi sebagai acuan pedoman bertindak bagi pendukungnya, dalam upaya memenuhi kebutuhan
estetikanya. Sebagai sistem budaya, kesenian menjadi pengatur, penata, pengendali atau pedoman bagi para pendukungnya dalam kegiatan kesenian baik
dalam tataran berkreasi maupun dalam apresiasi. Hal ini terbukti terutama dalam bentuk kesenian tradisional Triyanto, 1994:179.
12
Menurut Jazuli 1994:43 fungsi tari dalam kehidupan manusia diantaranya: 1 Untuk kepentingan upacara, 2 Untuk hiburan, 3 Sebagai media
pertunjukkan, 4 Sebagai media pendidikan. 2.2.1
Tari untuk kepentingan upacara Kepercayaan yang selalu dipelihara dan dilindungi secara turun-temurun
demi suatu keselamatan dalam hidupnya dengan cara mengadakan upacara- upacara sebagai upaya menjalin hubungan spiritual kepada dewa atau leluhurnya.
Pada pelaksanaan upacara tersebut kesenian mempunyai peranan penting, hal itu terdapat dalam setiap upacara selalu dilengkapi dengan tari-tarian, bunyi-bunyian
demi menambah kesakralan dan menghadirkan daya magis. Adapun ciri khas tari upacara menurut Jazuli 2008:57 adalah sebagai berikut:
a Gerakkannya imitative yaitu meniru gerak alam sekitarnya, seperti bintang dan tumbuh-tumbuhan. b Ungkapan geraknya banyak didominir oleh
kehendak jiwa. c Ada suasana mistik atau religius, dan sering mengandung kekuatan magis serta keramat. d Perwujudan tarinya erat hubungannya dengan
peristiwa-peristiwa hidup yang menjadi tujuannya. e Perbendaharaan gerak tari terbatas, sederhana dan sering diulang-ulang. f Pelaksanaannya dilakukan secara
kolektifbersama. g Musik iringannya sangat sederhana dan berkesan monoton konstan. h Penyelenggaraannya dilaksanakan di tempat-tempat terbuka. i
Tidak terikat oleh waktu sering berubah-ubah menurut kondisi alam, baik dalam penyelenggaraan maupun lamanya pertunjukan.
13
2.2.2 Tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan merupakan tarian yang bermaksud untuk memeriahkan atau mengaitkan keakraban pertemuan atau memberikan
kesempatan serta menyalurkan bagi mereka yang mempunyai kegemaran akan menari. Bagi pelakunya penari mungkin hanya sekedar untuk menyalurkan hobi
kesenangan, mengembangkan ketrampilan atau tujuan-tujuan yang kurang menekan nilai seni komersial.
Menurut Ratih dalam Jazuli, 2001:67 tari sebagai sarana hiburan dimaksudkan untuk memeriahkan atau merayakan suatu pertemuan. Tari yang
disajikan dititik beratkan bukan pada keindahan geraknya melainkan pada segi hiburan. Tari hiburan pada umumnya merupakan tari pergaulan.
Ciri-ciri tari hiburan pada umumnya menurut Supardjan 1983:33 adalah: Perasaan yang bergembira ria adalah faktor utama. Unsur-unsur gerak tari
sederhana dan memungkinkan seseorang untuk mengembangkannya. Relatif mudah dipelajari. Sikap dan gerak tari memungkinkan orang mudah menyusunnya
sesuai dengan spontanitas yang tiba-tiba timbul. Ritme pada umumnya sangat mudah, jelas dan merangsang. Pelakunya pasangan pria dengan wanita atau
kelompok. Karena sifatnya bukan seni untuk pertunjukan maka bentuk komposisinya selalu menutup. Gampang melibatkan peserta. Iringan musik vokal
atau instrumental sangat praktis, kadangkala hanya berupa tepuk tangan atau nyanyian belaka. Pakaian tari bebas bahkan sering dipergunakan pakaian sehari-
hari. Tata panggung dengan segala proporsinya jarang mendapatkan perhatian khusus dan bisa diselenggarakan dimana saja asal ada ruangan. Pada umumnya
14
tarian ini sangat mudah mengikuti perkembangan jaman, hanya ada daerah-daerah yang mengalami hambatan-hambatan seperti di beberapa daerah di Indonesia.
2.2.3 Tari sebagai seni pertunjukan atau tontonan
Menurut Jazuli 1994:60 tari sebagai seni pertunjukan penyajiannya selalu mempertimbangkan nilai-nilai artistik, sehingga penikmat dapat
memperoleh pengamatan estetis dari hasil pengamatan. Tari sebagai seni pertunjukan juga bisa disebut sebagai tari tontonan,
maka faktor penonton di sini tidak dilupakan. Menurut Jazuli 2008:39 menyatakan bahwa tari sebagai seni pertunjukan memerlukan pengamatan yang
lebih serius daripada sekedar untuk hiburan. Untuk itu tari yang tergolong sebagai seni pertunjukantontonan dinamakan performance atau concert, karena
pertunjukan tarinya lebih menggunakan bobot nilai seni daripada tujuan lainnya. Tari-tarian pertunjukan pada umumnya mempunyai ciri-ciri tertentu
antara lain sebagai berikut: Pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk pertunjukan performing art, dengan usaha mengembangkan seluruh
kaidah-kaidahnya. Adanya faktor imajinatifkreativitas. Adanya ide yang mengandung dan mengarahkan kepada bentuk pementasan yang profesional
spesialisasi keahlian dalam bidang tertentu. Kadangkala pementasan hanya menghendaki penonton tertentu dengan harapan adanya evaluasi yang apresiatif
yang dijalankan dengan undang-undang. Lokasi pementasan di tempatkan yang khusus atau teater, baik tempat itu berupa gedung pertunjukan tradisional,
modern, panggung terbuka ataupun tertutup.
15
2.2.4 Tari sebagai media pendidikan
Menurut Jazuli 1994:61 tari sebagai media pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan pengalaman
berkarya kreatif. Menurut Soedarsono 1990,167-169, fungsi kesenian tradisional ada
dua, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. 2.2.5
Fungsi primer Fungsi primer dari seni pertunjukkan adalah apabila seni tersebut jelas
penikmatnya. Seni pertunjukan bertujuan untuk dinikmati bukan untuk kepentingan lain. Soedarsono membagi fungsi primer menjadi tiga yaitu sarana
ritual yang penikmatnya adalah kekuatan-kekuatan yang tidak kasat mata, sebagai hiburan pribadi yang penikmatnya adalah pribadi-pribadi yang melibatkan diri
dalam pertunjukan, sebagai presentase estetis yang pertunjukanya harus dipresentasikan ataupun disajikan penonton.
2.2.6 Fungsi sekunder
Fungsi sekunder dari seni pertunjukan adalah seni pertunjukan tersebut bertujuan bukan untuk dinikmati tetapi untuk kepentingan lain. Soedarsono
membagi fungsi sekunder menjadi sembilan yaitu : sebagai pengikat solidaritas sekelompok masyarakat, sebagai pembangkit rasa solidaritas bangsa, sebagai
media komunikasi massa, sebagai media propaganda keagamaan, sebagai media politik, sebagai media program-program pemerintahan, sebagai media meditasi,
sebagai sarana terapi, dan sebagai sarana perangsang produktifitas.
16
Berdasarkan teori-teori yang sudah diuraikan di atas mengenai fungsi tari akan digunakan untuk mengetahui fungsi Tari Sindhung Lengger yang ada di
Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo, antara lain fungsi sebagai sarana hiburan dan fungsi pertunjukan.
2.3 Kerangka Berpikir