Potensi Wisata, Budaya dan Seni

30 sebagai pendidikan dasar, program yang dijalankan oleh pemerintah yaitu program-program belajar seperti kejar paket A, kejar paket B, dan kejar paket C yang diadakan untuk masyarakat yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Kejar paket di Kabupaten Wonosobo sangat membantu masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Masyarakat Kabupaten Wonosobo termasuk masyarakat yang mencintai kesenian. Pementasan-pementasan seni menjadi indikasi dari kelompok-kelompok seni yang ada, baik itu wayang kulit, kesenian karawitan, kesenian emblegkuda kepang, kesenian lengger, barongan, tari sindhung lengger, tari lengger sulasih, campursari, dan masih banyak lagi kesenian yang lainnya. Acara pementasan seni biasanya dilaksanakan oleh perseorangan dalam rangka acara syukuran, maupun oleh sekelompok orang dan pemerintah Kabupaten dalam acara-acara tertentu. Tari Sindhung Lengger terkenal di Kabupaten Wonosobo. Menurut narasumber Tari Sindhung Lengger ini diciptakan pertama kali pada tahun 2002 dengan perlengkapan yang sangat sederhana dan sampai sekarang sudah direkonstruksi sampai tiga kali.

4.1.3 Potensi Wisata, Budaya dan Seni

Kesenian merupakan salah satu unsur yang senantiasa ada pada setiap kebudayaan, kesenian erat kaitannya dengan kebutuhan manusia yang mendasar untuk memenuhi kebutuhannya akan keindahan. Kesenian juga telah menyertai kehidupan manusia, kesenian menyertai dimanapun dan kapanpun manusia itu berada. 31 Berkesenian merupakan salah satu bagian kehidupan masyarakat Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, terdapat 582 kelompok kesenian yang tersebar di seluruh pelosok Kabupaten Wonosobo. Sampai saat ini masyarakat di Kabupaten Wonosobo masih terus melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada sangat beragam, mulai dari kuda kepangembleg, lengger, angguk, daweng, kethoprak, campursari, rebana, gambus, sindhung lengger, lengger sulasih, bambu runcing, barongan dan barongsai. Biasanya kesenian tradisional dipentaskan pada acara-acara tertentu seperti hari-hari besar nasional seperti Peringatan Kemerdekaan RI yang diadakan di alun-alun kota Wonosobo, festival di TMII pada tanggal 20 November 2004, peringatan hari jadi Wonosobo yang diadakan di alun-alun kota Wonosobo maupun di gedung Adipura, dan hari-hari penting lainnya. Tidak jarang kesenian tradisional juga ditampilkan di hotel-hotel berbintang untuk memenuhi pesanan wisatawan asing seperti emblegkuda kepang, lengger, campursari, kethoprak, tari sindhung lengger. Desa Giyanti merupakan salah satu desa yang mampu melestarikan seluruh potensi kesenian yang ada di Kabupaten Wonosobo sehingga desa Giyanti disebut sebagai desa budaya, di desa Giyanti ini kita akan menemukan berbagai macam kesenian tradisional Kabupaten Wonosobo dari kesenian kuda kepang yang oleh masyarakat Wonosobo disebut dengan embleg sampai kesenian kethoprak. 32 Potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Wonosobo mencakup taman rekreasi kalianget yang berada di Kalianget, waduk wadaslintang yang berada di desa Wadaslintang, telaga menjer yang berada di desa Menjer Kecamatan Garung, telaga warna dan gua semar yang berada di komplek candi Dieng. Kesenian tradisional yang berada di Kabupaten Wonosobo adalah: 1. Lengger, lengger merupakan tari berpasangan yang menceritakan kisah percintaan antara Raden Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Pada pementasannya biasanya tari lengger diawali dengan tari-tarian seperti gambyong lengger, sulasih, kinayakan, bribil, samiran dan seterusnya. 2. Campursari merupakan suatu perkumpulan musik yang memadukan instrument elekronik dengan instrument gamelan. Lagu-lagu yang dibawakan biasanya lagu dengan syair Jawa, keroncong, pop maupun lagu-lagu yang masih popular saat ini. 3. Kethoprak merupakan sejenis sandiwara tradisional Jawa yang biasanya memainkan cerita-cerita lama dengan iringan musik gamelan disertai dengan tari-tarian dan tembang. Namun saat ini kethoprak di wilayah Wonosobo sudah tidak eksis lagi atau sudah jarang sekali dipentaskan. Kethoprak lebih banyak dijumpai di desa Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo. Masyarakat di desa Kalimendong ini melestarikan kethoprak sampai saat ini. 4. Tari angguk adalah sebuah tarian yang menggambarkan cerita menal pahlawan Arab ataupun cerita Omar-Amir, Imam Suwongso, Wong Agung Jayengrono dan sebagainya. Bentuk tarian dipengaruhi unsur-unsur 33 keagamaan, sedangkan kostum yang dikenakan merupakan kostum wayang orang. Alat-alat yang digunakan yaitu: rebana, bedug kecil jidor dan kendang, sedangkan lagu yang dibawakan bernafaskan Islam. Dinamakan angguk karena gerakan yang mereka bawakan mengutamakan leher yang selalu mengangguk-angguk. 5. Rebana merupakan suatu perkumpulan kesenian yang berciri Islam dengan menyanyikan shalawat dan puji-pujian yang diambil dari Al-Barzanzi dengan iringan musik rebana seperti organ, ketipung serta drum. Kesenian rebana banyak kita jumpai di desa Drewel Kecamatan Watumalang dan di desa Kalibeber Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, di kedua desa tersebut melestarikan kesenian rebana karena masyarakatnya berlatar belakang pesantren. Dari beberapa kesenian yang ada di Kabupaten Wonosobo, ada salah satu tarian yang sangat menarik perhatian penulis yaitu Tari Sindhung Lengger. Tari Sindhung Lengger hidup dan berkembang di DIPARBUD Kabupaten Wonosobo yang bertempat di pusat kota Kabupaten Wonosobo. Tari sindhung lengger merupakan tari berpasangan yang mengadopsi dari kesenian tradisional lengger.

4.2 Asal-Usul Tari Sindhung Lengger