sebagai stimulus dalam menulis puisi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan
menulis puisi. Oleh karena itu, sebagai
pengembangan penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis kreatif puisi yang telah ada, penulis tertarik melakukan penelitian tentang pemanfaatan
the real things media dengan model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 pengertian puisi, 2 unsur-unsur puisi, 3 hakikat menulis puisi , 4 the real things
media, 5 model pembelajaran quantum teaching, 6 tipe TANDUR, 7 penerapan the real things media dengan model pembelajaran quantum teaching tipe
TANDUR dalam keterampilan menulis puisi.
2.2.1 Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani pocima ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah Aminuddin 2009:134.
Suharianto 1981:12 mengemukakan bahwa puisi ialah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat didalam
16
kehidupan sehari-hari. Selain itu, Doyin 2008:1 berpendapat bahwa pada hakikatnya puisi adalah ungkapan perasaan atau pikiran penulisnya. Sesuatu yang
dituangkan dalam puisi pada hakikatnya merupakan apa yang dipikirkan atau apa yang dirasakan oleh penyair sebagai respon terhadap apa yang ada
disekelilingnya. Menurut Magge 2008:4 puisi dapat bercerita apa saja yang ingin kita
ungkapkan. Puisi dapat menceritakan kisah baru atau menceritakan kembali kisah lama, mengungkapkan perasaan, menggambarkan suatu keadaan, mengenai
seseorang, makhluk hidup, atau cuaca, dan membicarakan saat-saat khusus menggunakan kata-kata.
Puisi merupakan karya seni yang puitis. Pradopo 2005:13 mengatakan bahwa sesuatu itu khususnya dalam karya sastra disebut puitis bila hal itu
membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, secara umum bila hal itu menimbulkan keharuan.
Sementara itu, Badrun 1989:2 mengemukakan bahwa puisi pada hakikatnya mengkomunikasikan pengalaman yang penting-penting karena puisi
lebih terpusat dan terorganisasi. Fungsi tersebut bukanlah menerangkan sejumlah pengalaman tetapi membiarkan kita untuk terlibat secara imjinatif dalam
pengalaman itu. Hal itu berarti bahwa melalui imajinasi kita dapat hidup lebih sempurna, lebih dalam, lebih kaya, dan penuh kehati-hatian.
Senada dengan pendapat Badrun, Sumardi 2008:3 mengemukakan bahwa puisi adalah karangan bahasa yang khas yang memuat pengalaman yang
disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun 17
dari peristiwa yang telah diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Kekhasan susunan bahasa dan susunan peristiwa itu diharapkan dapat menggugah rasa
terharu pembaca. Puisi sebagai jenis sastra memiliki susun bahasa yang relatif lebih pada dibandingkan dengan prosa.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan karya sastra yang dihasilkan dari hasil pemikiran, ide atau gagasan,
kejadian atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari bahkan pengalaman penyair yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang dapat menggugah perasaan,
menarik, dan imajinatif.
2.2.2 Unsur-unsur Puisi