Persyaratan No.
Uraian Klas I
Klas II Klas III
Klas IV
I 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
Fisika Kerapatan Massa kgm
3
Kekerasan, Ø 200 mm 25 kg Kepegasan pantul
Tegangan putus Ncm
2
Perpanjangan putus Ketahanan sobek Ncm
2
Pampatan tetap 28-35
12-15 Min 50
Min 0,8 Min 100
Min 0,6 Maks 5
21-27 9-11,9
Min 42 Min 0,8
Min 125 Min 0,6
Maks 7 16-20
7-8 Min 34
Min 0,7 Min 150
Min 0,5 Maks 8
12-15 5-6,9
Min 30 Min 0,7
Min 160 Min 0,5
Maks 10 II
1. 2.
Organoleptis Keadaan dan atau penampakan
plastik busa poliuretan lentur Uji hembus udara
Permukaan contoh harus rata, tidak boleh cacat atau rusak yang berupa lubang-lubang atau retak
Terasa hembusan
2.10. PENELITIAN TERDAHULU SEBUTRET
1. Triwijoso 1973 membuat tulisan tentang ‘Serabut Kelapa Berkaret dan
Cara Pembuatannya’. Tulisannya memuat penambahan bahan pengisi kaolin 30 dan 50 dapat meningkatkan berat jenis 0.026 dan 0.028
grcc dan tegangan pampat 50 produk sebutret 20 dan 28 grcm
2
. Persen penurunan tegangan pampat setelah pengusangan adalah 38-48.
Pampatan tetap juga mengalami peningkatan yang berarti penurunan elastisitas. Pampatan tetap sebesar 20-28. Komposisi kompon yang
digunakan mengacu pada hasil penelitian Pole 1959. Triwijoso juga menyatakan bahwa investasi industri sebutret relative tinggi karena perlu
menggunakan mesin pengolahan yang mahal. 2.
Aprianita dan Sudibyo 1987, penelitiannya tentang pembuatan sebutret dengan perlakuan ketebalan sebutret, suhu dan waktu vulkanisasi.
Ketebalan yang digunakan adalah 3-4 cm. Faktor suhu yang digunakan adalah 80 dan 100
o
C, dan waktu yang digunakan adalah 30, 60, 90, dan 120 menit. Parameter yang diuji adalah berat dan sifat pampatan tetap
pada suhu ruang. Kesimpulan penelitian ini adalah suhu dan waktu tidak berpengaruh terhadap kedua parameter tersebut. Hasil terbaik secara
visual dari penelitian tersebut adalah menggunakan suhu vulkanisasi 100
o
C dan waktu vulkanisasi 60 menit. Komposisi kompon yang digunakan mengacu pada hasil penelitian Pole 1959. Nilai pampatan
tetap non aging 3 x 24 jam berkisar 24,36-41,18. Perlu dilakukan penelitian pengaruh suhu dan waktu vulkanisasi pada sebutret yang
berbeda ketebalan. Parameter uji sifat fisik perlu diperluas sesuai aplikasi barang jadinya.
3. Sinurat, et al. 2001, meneliti tentang pembuatan sebutret dengan
menggunakan dua jenis lateks pekat dan perlakuan jumlah bahan dispersi kompon. Pengolahan sebutret dilakukan dengan menggunakan
alat dan mesin pengolahan sebutret yang berteknologi tepat guna yang dirancang bangun oleh Sinurat pada penelitian tahun 2000. Formulasi
kompon dari lateks dadih dan lateks pekat disajikan dalam Tabel 8. Penggunaan lateks dadih pada pembuatan sebutret menghasilkan sifat
fisik pampatan tetap yang lebih baik 10 dari pada dengan menggunakan lateks sentrifugasi 24,32. Tetapi dalam praktek,
pembuatan lateks pekat dengan cara pendadihan memiliki beberapa kendala dalam waktu pembuatan lebih dari 10 hari. Dianjurkan untuk
menggunakan lateks pekat sentrifusi, sehingga lebih cepat dan mudah didapat.
Tabel 8. Formulasi kompon untuk pembuatan sebutret
Jumlah ww gram Bahan
Lateks dadih A
Lateks sentrifusi B
Lateks pekat, KKK 60 167
167 Kalium laurat, larutan 20
4 4
Kalium hidroksida, larutan 10 3
3 Dispersi ZDEC 50
3 3
Dispersi ZMBT 50 2
2 Dispersi ZnO 50
10 10
BHT, dispersi 50 2
2 Sulfur, dispersi 50
5 5
4. Sinurat 2003, melakukan penelitian tentang penyempurnaan
pembuatan produk sebutret dan rancang bangun prototipe oven vulkanisasi sebutret. Hasil kegiatan rancang bangun meliputi bangunan
ruang vulkanisasi, prototype alat vulkanisasi dan cetakan sebutret. Prototype oven vulkanisasi hasil rancang bangun mampu menampung 8
buah kasur sebutret. Lama proses vulkanisasi sekitar 60-100 menit pada suhu antara 100-110
o
C. Hasil uji contoh menunjukkan bahwa kasur sebutret memiliki pampatan tetap rata-rata 14,534 dan rapat jenis
0,0398 gr cm
3
. Kasur berukuran panjang 1915 mm, lebar 905 mm, dengan ketebalan dan berat rata-rata 133,3 mm dan 9,066 kg. perlu
dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang pengaruh waktu dan suhu vulkanisasi pada rentang yang telah ditentukan di atas, yaitu 60-100
menit pada suhu 100-110
o
C. 5.
Indriati 2004 meneliti tentang pengaruh kadar karet kering dan umur pemeraman kompon lateks sentrifusi terhadap karakteristik sebutret.
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa proses pemeraman kompon selama 3 hari dan kadar karet kering lateks sentrifugasi yang mampu
menghasilkan sifat fisik sebutret yang terbaik adalah 60. Dalam penelitian ini belum memberikan solusi untuk permasalahan
penyumbatan pada proses penyemprotan, untuk itu perlu dilakukan penelitian supaya dapat memberikan solusi untuk masalah ini.
6. Martini 2007 meneliti tentang pengaruh cara pengeritingan serat sabut
kelapa dan jumlah karet terhadap karakteristik sebutret. Kesimpulannya adalah cara pengeritingan serat terbaik adalah dengan cara basah, yaitu
dengan pemercikan air sebelum pemintalan serat dan lama pengeringan pintalan 205 menit pada suhu 100
o
C. Semakin banyak jumlah karet yang ditambahkan maka sifat barang jadi sebutret semakin bagus.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat