sabut, dimana kekerasannya terjadi pada saat buah kelapa matang penuh. Sabut berfungsi melindungi buah pada saat terjatuh dari
ketinggian dan membantu kemampuan mengapung bila mengalami flotasi dalam air. Serat yang terdapat pada mesocarpium
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu serta panjang dan kasar bristle fiber, serat pendek mattres fibre dan bubuk serat fibrous
dust . Serat sabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk membuat tali,
karung, isolator panas dan suara, pulp, bahan pengisi jok, dan kasur serta papan hardboard.
2. Lapisan dalam endocarpium, merupakan lapisan keras yang disebut
tempurung kelapa. Tempurung kelapa memiliki ketebalan 3-5 mm. Sifat keras pada tempurung kelapa disebabkan oleh kandungan silika
SiO
2
yang tinggi. 3.
Brown skin atau kulit coklat yaitu lapisan tipis berwarna coklat yang terdapat diantara endocarpium dan daging buah.
4. Daging buah dan air
2.2. SABUT DAN SERAT KELAPA
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 6 butir kelapa dapat menghasilkan 4,2 kg sabut kelapa, berarti tiap kelapa rata-rata menghasilkan
700 gr sabut kelapa Palungkun, 1992. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata sabut kelapa yang dihasilkan di Indonesia adalah lebih dari satu juta
tontahun. Sabut kelapa terdiri dari 13,9 serat kasar, 25,9 serat halus, dan
60,2 debu atau serbuk. Kandungan sabut kelapa adalah selulosa, lignin, asam pyrolignin, tannin dan potassium Awang, 1991. Jaringan sabut
kelapa mengandung lignin dan selulosa yang menimbulkan sifat kasar dan kegetasan. Komposisi kimia serat sabut dan serbuk kelapa disajikan pada
Tabel 3. Serat sabut kelapa adalah serat alami yang dihasilkan dari sabut
kelapa. Rendemen serat adalah 80-90 gram serat perbutir van-Dam, 1997. Serat sabut kelapa memiliki panjang 15-30 cm, bahkan bisa mencapai 40
cm. Jika dibandingkan dengan serat alami lainnya, maka serat sabut kelapa tergolong pendek, misalnya serat sisal 140 cm dan abaca 240 cm. Diameter
serat sabut kelapa sekitar 0,1-1,5 mm Djatmiko et al., 1990.
Tabel 3. Komposisi kimia serat sabut dan serbuk kelapa bobot kering
Komponen Serbuk Serat
sabut
Air 26,00 5,25
Pektin 14,25 3,00
Hemiselulosa 8,50 0,25
Selulosa 29,23 45,84
Lignin 21,07 43,44
Sumber : Joseph dan Kindangen 1993
Proses pembuatan sebutret memerlukan bahan baku serat coklat, karena serat coklat berasal dari serat sabut kelapa tua dengan kandungan
serat lebih tinggi. Jenis kelapa yang dimanfaatkan seratnya dalam pembuatan sebutret adalah kelapa dalam karena memiliki kekerasan yang
tinggi, artinya tidak mudah putus atau sobek bila mengalami pembebanan secara berulang. Sabut kelapa yang diolah biasanya berasal dari kelapa tua
berumur lebih dari 10 bulan kerena memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dibanding kelapa muda Indriati, 2004.
Beberapa langkah penting dalam pembuatan serat coklat adalah Awang, 1991:
1. Pemisahan sabut kelapa yang telah masak dari tempurung kelapa
2. Perendaman dalam bak berisi air, diusahakan dalam air yang
mengalir supaya terjadi penggantian air yang baik dan kontinyu. Maksud perendaman adalah untuk melunakkan sabut kelapa agar
mudah terjadi pemisahan serat-serat dari gabus dalam sabut kelapa. Apabila lapisan epicarpium dihilangkan maka lama proses
perendaman hanya 3-5 hari dan bila tidak dihilangkan maka proses perendaman 3-6 minggu.
3. Pemisahan serat sabut kelapa dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama pemisahan serat menggunakan rol berputar dengan sejumlah besar paku sepanjang 4-5 cm. Rol pemecah breaker roll akan
berputar dan pakunya merobek sabut kelapa tanpa merusak serat. Tahap ini menghasilkan serat yang berukuran besar, panjang dan
kasar yang disebut bristle fiber. 4.
Tahap kedua adalah tahap membersihkan serat kasar melalui proses penggilingan dengan rol pembersih yang permukaannya terpasang
paku-paku yang lebih halus dari rol pemecah. Tahap ini menghasilkan serat yang lebih halus yang disebut matress fiber.
Mutu serat kasar bristle fibre didasarkan atas warna dan panjang serat. Mutu yang baik warnanya cerah dan mempunyai panjang serat
maksimum 12 inchi 31,08 cm. Matress adalah serat yang banyak digunakan untuk bahan kasur. Mutunya didasarkan atas warna, panjang
serat, elastisitas, dan kebersihan. Matress yang bermutu baik berwarna keemasan, sedangkan yang bermutu rendah berwarna suram dan tidak
bercahaya Palungkun, 1992. Pengertian serat keriting dalam pembuatan serat sabut kelapa
berkaret adalah serat alami dari sabut kelapa yang diubah bentuknya menjadi serat bergelombang keriting melalui proses pengeritingan. Tujuan
penggunaan serat keriting adalah untuk meningkatkan tinggi lentur produk yang dihasilkan. Pengeritingan dilakukan dengan pemintalan serat,
pembentukan pintalan serat tambang, serta pengeringan dan pemeraman tambang. Makin lama proses pemeraman pintalan serat maka bentuk keriting
yang dihasilkan makin permanen. Tambang hasil pengeringan dan pemeraman diurai kembali menjadi bentuk serat-serat, sehingga diperoleh
jenis serat yang berubah bentuk menjadi bergelombang yang disebut serat keriting Sinurat, 2001.
2.3. LATEKS Hevea brasilliensis