ketahanan usang. Proses pengeringan awal dilakukan selama 15 menit pada suhu 100-110
o
C yang merupakan hasil penelitian tahap I. Serat sabut kelapa berkaret dalam penelitian ini khususnya untuk
aplikasi pembuatan kasur yang mempunyai ketebalan kurang lebih 10 cm. Pencapaian ketebalan sampel ini dilakukan dengan menumpuk tiga sampel
kecil sesudah proses penyemprotan kedua, kemudian ditekan hingga didapat ketinggian yang diinginkan.
Variasi lama vulkanisasi adalah 60, 70, 80, 90 dan 100 menit. sedangkan variasi suhu vulkanisasi yang dilakukan adalah
suhu 95-105
o
C dan suhu 105-115
o
C. Penentuan taraf waktu dan suhu vulkanisasi berdasar pada penelitian Sinurat 2003 yaitu, lama proses vulkanisasi sekitar 60-100
menit pada suhu antara 100-110
o
C. Pemilihan range suhu sebesar 10
o
C dilakukan untuk mendekatkan pada aplikasi pemakaian oven vulkanisasi
sebutret hasil penelitian Sinurat 2003.
4.2.1. Kerapatan Massa
Kerapatan massa merupakan perbandingan antara massa suatu benda dengan volumenya yang dinyatakan dalam satuan kgm
3
. Hasil penelitian menunjukkan kerapatan massa terendah adalah pada
waktu vulkanisasi selama 60 menit pada range suhu 95-105
o
C yaitu sebesar 49,30 kgm
3
. Kerapatan tertinggi terdapat pada waktu vulkanisasi selama 100 menit pada range suhu 105-115
o
C yaitu sebesar 55,33 kgm
3
. Hasil uji kerapatan massa ini menunjukkan bahwa sebutret yang dihasilkan merupakan kelas sebutret yang soft
atau lembut 40-59 kgm
3
. Gambar 18 menyajikan pengaruh waktu dan suhu vulkanisasi terhadap kerapatan massa kasur sebutret.
Penelitian ini mempunyai perbedaan nilai kerapatan massa dengan penelitian sebelumnya karena terdapat perbedaan ukuran ketinggian
sampel yang dibuat. Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa kerapatan massa
tidak dipengaruhi oleh waktu dan suhu vulkanisasi. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 7.
0 .0 0 10 .0 0
2 0 .0 0 3 0 .0 0
4 0 .0 0 5 0 .0 0
6 0 .0 0
6 0 7 0
8 0 9 0
10 0 Wa ktu Vulka nis a s i me nit
S uhu vulka nis a s i 95-105 C S uhu vulka nis a s i 105-115 C
Gambar 18. Pengaruh waktu dan suhu vulkanisasi terhadap kerapatan massa produk sebutret
Hasil penelitian Indriati 2004, kerapatan massa dipengaruhi oleh umur pemeraman kompon, kadar karet kering dan interaksi
keduanya. Kerapatan massa rata-rata hasil penelitiannya dengan KKK 60 adalah 25,13-36,60 kgm
3
. Sampel pada penelitian ini berukuran 25x25x5 cm, dengan menggunakan serat 40 gr dan
kompon 100 gr. Pada permulaan vulkanisasi, peningkatan bobot molekul
dapat dideteksi. Salah satu karakteristik vulkanisasi adalah peningkatan bobot molekul Polhamus, 1962. Peningkatan bobot
molekul ini terjadi akibat ikatan silang yang akan membuat rantai polimer makin panjang. Rantai polimer karet yang pada mulanya
berupa rantai lurus akan menjadi bentuk tiga dimensi dengan adanya ikatan silang oleh sulfur.
Perubahan bobot molekul akan terlihat melalui peningkatan bobot barang jadi karet ataupun lateks setelah proses vulkanisasi
berlangsung. Tetapi dalam aplikasi pembuatan barang jadi komposit antara lateks dan serat kelapa, terdapat kendala teknis yang membuat
perubahan bobot menjadi bias. Kendala teknis ini terjadi pada proses penyemprotan lateks. Untuk itu parameter bobot dan kerapatan
massa tidak dijadikan parameter yang penting dalam pengambilan keputusan.
Lateks dengan viskositas yang tinggi 58,90 cp, setelah menjadi kompon dengan pemeraman tiga hari maka viskositasnya
akan naik dengan drastis menjadi 93,47 cp Indriati, 2004. Tingginya viskositas ini akan menyebabkan penyumbatan selama
penyemprotan yang akan berakibat berkurangnya efisiensi proses penyemprotan. Hal inilah yang mengakibatkan keragaman jumlah
kompon yang tersemprot.
4.2.2. Pampatan Tetap 50