0 .0 0 5 .0 0
10 .0 0 15 .0 0
2 0 .0 0 2 5 .0 0
3 0 .0 0 3 5 .0 0
5 10
15 2 0
Wa ktu pe ng e ring a n me nit
s uhu p eng ering an 10 0 -110 s uhu p eng ering an ud ara 12 0 menit
Gambar 14. Grafik Pengaruh Waktu Pengeringan Awal Terhadap Pampatan Tetap Sebutret Pada Suhu 70
o
C
Sekalipun serat keriting mempunyai sifat elastis, tetapi apabila diberi beban yang kontinyu dalam waktu yang lama serat
akan kehilangan bentuk keritingnya. Kemampuan serat keriting untuk kembali kebentuk semula sesudah pembebanan statis tidak
dapat bertahan lama apabila tidak dibantu dengan adanya karet yang mengikat persinggungan serat.
Nilai pampatan tetap maksimum pada suhu 70
o
C untuk busa sintetis dan busa karet alam adalah 10 SNI 06-1004-1989
dan SNI 06-0999-1989. Nilai pampatan tetap sebutret berada jauh di atas karet busa sintetis maupun karet busa alam. Hal ini berarti
bahwa elastisitas sebutret lebih rendah dari busa karet alam dan busa sintetis. Hal mendasar yang menyebabkan perbedaan ini
adalah karena sebutret merupakan produk komposit antara serat dan karet, dimana sifat elastis serat tidak sebaik karet.
4.1.3. Ketahanan Usang
Pengusangan adalah perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui kemunduran sifat fisik vulkanisat setelah jangka waktu
lama. Pada pengusangan, terjadi proses oksidasi yang dipercepat dengan suhu tinggi. Pengusangan dapat digunakan sebagai simulasi
penyimpanan dan pemakaian vulkanisat di ruang terbuka untuk jangka waktu lama.
Ketahanan usang dinyatakan dalam persentase perbedaan hasil uji sifat fisik sebelum pengusangan dan setelah pengusangan
dibagi dengan sifat sebelum pengusangan. Dalam penelitian ini ketahanan usang hanya dilakukan untuk uji pampatan tetap. Makin
besar nilai ketahanan usang atau kemunduran nilai pampatan tetap, maka produk tersebut semakin tidak dapat bertahan lama. Data
hasil pengujian ketahanan usang penelitian tahap I dapat dilihat pada Gambar 15.
0 .0 0 10 .0 0
2 0 .0 0 3 0 .0 0
4 0 .0 0 5 0 .0 0
5 10
15 2 0
Wa kt u pe ng e ring a n m e nit
s uhu p eng ering an 10 0 -110 s uhu p eng ering an ud ara 12 0 menit
Gambar 15. Grafik pengaruh waktu pengeringan awal terhadap ketahanan usang
Dari hasil sidik ragam, ketahanan pengusangan yang dihasilkan tidak terdapat perbedaan nyata dari tiap-tiap perlakuan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa waktu pengeringan 15 menit memberi persentase kemunduran sifat pampatan tetap yang terkecil
yaitu 45,98. Persentase kemunduran sifat pampatan tetap terbesar terdapat pada waktu pengeringan 120 menit pada suhu ruang yaitu
sebesar 50,85. Hal ini menunjukkan bahwa pada lama waktu pemanasan awal 15 menit, sebutret yang dihasilkan lebih tahan
terhadap panas yang merupakan simulasi ketahanan dalam pemakaian. Ketahanan terhadap panas dan oksidasi dipengaruhi
oleh jenis ikatan silang pada vulkanisatnya.
Proses pemanasan awal yang dilakukan pada suhu rendah suhu udara ±30
o
C, akan membuat laju penguapan air dalam kompon menjadi lambat sehingga reaksi vulkanisasi awal belum
terjadi. Apabila diteruskan dengan proses penyemprotan kedua dan divulkanisasi, jumlah ikatan silang dalam karet menjadi belum
optimal. Dalam praktek, ketahanan pengusangan barang jadi lateks
atau karet dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan antioksidan dalam penyusunan formulasi kompon. Antioksidan
berfungsi melindungi karet dari kerusakan akibat oksidasi. Penambahan antioksidan yang lebih banyak dapat mencegah
pengaruh pengusangan yang lebih besar, sehingga umur penggunaan produk karet lebih lama Alfa, 2002.
4.1.4. Tegangan Pampat