Peran Kyai dalam Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren

91

3. Peran Kyai dalam Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren

Askhabul Kahfi Semarang Pengertian kyai dalam hal ini adalah seseorang yang memimpin dan membina santri di dalam pondok pesantren. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Zamakhsyari Dhofier yang menyatakan bahwa salah satu pengertian kyai yakni adalah sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada para santrinya Dhofier, 2011:93. Di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang, sosok kyai merupakan sosok pendiri karena keberadaan pondok pesantren tersebut bukan berasal dari turun menurun. Kyai dianggap sebagai tokoh sentral di dalam kehidupan pondok pesantren. Hal tersebut sependapat dengan Dr. Manfred Ziemek 1986:138 yang menuturkan bahwa Kedudukan seorang Kyai sebagai pimpinan sentral yang berkuasa penuh di dalam pesantren memiliki otoritas, wewenang yang menentukan semua aspek kegiatan pendidikan dan kehidupan agama atas tanggungjawabnya sendiri. Pada dasarnya peranan kyai di dalam pondok pesantren tidaklah mudah. Selain sebagai seorang ulama, kyai juga berperan sebagai pengajar, pengasuh, dan pembina santri-santrinya dalam berbagai kegiatan yang disediakan pondok pesantren. Sebagai seorang ulama, biasanya orang-orang datang untuk meminta nasihat dalam berbagai hal kepada sang kyai, termasuk juga santri-santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut. Santri-santri biasanya 92 menjadikan kyai sebagai tempat untuk berbagi keluh kesah dan meminta nasihat atas permasalahan yang sedang dihadapinya. Sedangkan dalam pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren, biasanya kyai mengajar santri mengaji ataupun menyampaikan materi pada saat pagi hari setelah sholat subuh berjamaah. Dalam beberapa kesempatan, kyai sering menggunakan bahasa asing, baik bahasa Inggris ataupun bahasa Arab ketika menyampaikan materi pembelajaran pada santri. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa tidak sembarang orang bisa mendapatkan gelar kyai. Seorang kyai harusnya dapat memimpin dirinya sendiri dan orang banyak yang dalam hal ini adalah santri- santrinya serta memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Selain itu sang kyai juga sering melakukan dialog dengan santrinya guna membahas permasalahan yang ada di dalam pondok pesantren sehingga santri merasa diperhatikan. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, sosok kyai yang berwibawa dan berkharisma dalam menyampaikan materi membuat santri senang mendengarkan apa yang disampaikan oleh kyai. Peran kyai dalam proses pembelajaran di pondok pesantren tidak dapat dihapuskan. Meskipun terdapat beberapa tenaga pendidik di dalam pondok pesantren, namun bagi santri pembelajaran dengan kyai lebih mudah diserap daripada pembelajaran dengan ustadz atau ustadzah. Oleh sebab itu, kedekatan antara kyai dengan santri tidak dapat dipungkiri. Sehingga banyak santri yang telah menganggap sang kyai adalah orang tua mereka di dalam pondok pesantren. 93 Di samping kedudukan kyai yang tinggi, tanggungjawab atas pondok pesantren sangatlah besar. Maka dari itu disusunlah struktur lembaga pondok pesantren yang sistematis untuk memudahkan kyai dalam mengontrol aktifitas-aktifitas di dalam pondok pesantren. Meskipun begitu, kyai tidak pernah menggunakan kekuasaan dan kewenangannya untuk memaksa santri untuk melakukan sesuatu di luar kaitannya dengan kebutuhan santri tersebut. Sebagai contoh adalah ketika santri ingin memilih suatu pilihan, baik dalam pemilihan ekstrakurikuler, pemilihan ISPA atau pemilihan presiden sekalipun. Santri diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diyakininya baik, termasuk dalam hal politik. Maka dapat diketahui bahwa peranan kyai dalam pendidikan karakter di pondok pesantren tidak hanya sebagai ulama, akan tetapi juga sebagai pemilik, pembina, pengasuh serta dianggap sebagai tokoh sentral di pondok pesantren. Keterlibatan kyai dalam berbagai kegiatan menyebabkan santri merasa diperhatikan, sehingga timbulnya kedekatan antara santri dan kyainya.

4. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di