5 tersebut. Pondok Pesantren Askhabul Kahfi merupakan lembaga pendidikan yang
di dalamnya mengutamakan pembentukan kepribadian dan sikap mental. Dalam pembelajaran akademik santri diajarkan untuk disiplin dan patuh pada aturan,
sedangkan dalam kegiatan non-akademik santri dibentuk kepribadiannya dalam berbagai kegiatan seperti kegiatan ekstrakurikuler, memasak dan mengaji. Setiap
kegiatan santri dengan bimbingan dewan guru dijadikan sebagai sarana menumbuhkan jiwa mandiri, disiplin, toleransi, bertanggungjawab, dan
sebagainya. Dengan demikian, setiap kegiatan santri menjadi sarana strategis kondusif untuk menanamkan nilai filsafat dan hidup yang terpancang dalam jiwa
meliputi keikhlasan, kesederhanaan, berdikari ukhuwah islamiyah dan jiwa kebebasan yang mengacu pada nilai kehidupan islami dengan disiplin dan
tanggungjawab sebagai alatnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul:
”PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN ASKHABUL KAHFI SEMARANG
”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai karakter di
Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang? 2.
Bagaimana metode pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang?
6 3.
Bagaimana peran kyai dalam pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang?
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter di
Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan nilai-nilai
karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang. 2.
Untuk mengetahui metode pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang.
3. Untuk mengetahui peran kyai dalam pendidikan karakter di Pondok Pesantren
Askhabul Kahfi Semarang. 4.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, diantaranya:
7 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan
dalam penelitian yang selanjutnya secara lebih luas dan lebih mendalam tentang pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan dan masukan bagi
santri dalam meningkatkan pendidikan karakter yang diterapkan Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang.
b. Manfaat penelitian ini bagi pondok pesantren adalah menambah dan
memperbaiki kualitas yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter di dalam pondok pesantren.
F. BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan dan menafsirkan skripsi ini, maka penulis merasa perlu membuat batasan yang
mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu: 1.
Pendidikan Karakter Pendidikan karakter didefinisikan sebagai setiap program lembaga sekolah,
dirancang dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyakarat lainnya, untuk membentuk secara langsung dan secara sistematis perilaku
kaum muda dengan mempengaruhi secara jelas nilai-nilai non-relativistik yang diyakini secara langsung menghasilkan perilaku tersebut Anne
Lockwood dalam Nucci dan Narvaez, 2014:131.
8 2.
Pondok Pesantren Pondok pesantren adalah suatu Lembaga Pendidikan Agama Islam yang
tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama kampus di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian
atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang Kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat
kharismatis serta independen dalam segala hal Arifin, 2003:229. 3.
Kyai Pengertian kyai adalah hierarki kekuasaan satu-satunya yang ditegakkan di
atas kewibawaan moral sebagai penyelamat para santri dari kemungkinan melangkah ke arah kesesatan, kekuasaan ini memiliki perwatakan absolut
sehingga santri senantiasa terikat dengan kyainya seumur hidupnya, minimal sebagai sumber inspirasi dan sebagai penunjang moral dalam kehidupan
pribadinya Wahid, 2001:6-7.
9
BAB II LANDASAN TEORI