93 Di samping kedudukan kyai yang tinggi, tanggungjawab atas pondok
pesantren sangatlah besar. Maka dari itu disusunlah struktur lembaga pondok pesantren yang sistematis untuk memudahkan kyai dalam mengontrol
aktifitas-aktifitas di dalam pondok pesantren. Meskipun begitu, kyai tidak pernah menggunakan kekuasaan dan kewenangannya untuk memaksa santri
untuk melakukan sesuatu di luar kaitannya dengan kebutuhan santri tersebut. Sebagai contoh adalah ketika santri ingin memilih suatu pilihan, baik dalam
pemilihan ekstrakurikuler, pemilihan ISPA atau pemilihan presiden sekalipun. Santri diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diyakininya
baik, termasuk dalam hal politik. Maka dapat diketahui bahwa peranan kyai dalam pendidikan karakter di
pondok pesantren tidak hanya sebagai ulama, akan tetapi juga sebagai pemilik, pembina, pengasuh serta dianggap sebagai tokoh sentral di pondok
pesantren. Keterlibatan kyai dalam berbagai kegiatan menyebabkan santri merasa diperhatikan, sehingga timbulnya kedekatan antara santri dan kyainya.
4. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter di
Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang
Di dalam kehidupan pondok pesantren, kendala sering kali muncul dan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter. Hal tersebut
dapat terlihat dari berbagai aspek baik bagi kelembagaan, kyai ataupun santri itu sendiri. Kendala-kendala tersebut lebih rinci yakni sebagai berikut;
a Bagi kelembagaan
94 Di dalam kelembagaan, biasanya kendala yang sering dihadapi adalah
dalam hal sumber dana operasional, sarana dan prasarana, jumlah tenaga pendidik dan proses pelaksanaan pendidikan. Terkait dengan sumber
dana operasional memang tidak ada kendala yang berarti bagi kelembagaan. Hal tersebut dikarenakan sumber dana operasional berasal
dari iuran bulanan wali santri. Hanya saja ketika wali santri telat melakukan pembayaran, maka akan berpengaruh pada pelaksanaan
kegiatan santri di pondok pesantren. Sedangkan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana memang setiap lembaga pendidikan pasti memiliki
kekurangan, begitupula pondok pesantren askhabul kahfi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, sarana yang belum tersedia adalah
lapangan olahraga. Hal tersebut juga berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan santri, sehingga dalam melakukan kegiatan olahraga, santri
harus menggunakan lapangan kosong yang jaraknya cukup jauh dari pondok pesantren.
Terlepas dari itu, kendala yang terkait dengan jumlah tenaga pendidik tidak dapat dipungkiri. Jumlah santri yang mencapai 900 orang, tidak
sebanding dengan jumlah tenaga pendidik yang hanya berjumlah sekitar 50 orang. Untuk mengatasi kendala tersebut dibutuhkan metode
pendidikan yang tepat agar materi pembelajaran tetap dapat berjalan dengan efektif dan nilai-nilai karakternya dapat diserap oleh santri.
Sedangkan kendala yang sering muncul dalam pelaksanaan pendidikan karakter tersebut adalah karakteristik santri yang berbeda-beda. Sulit
95 mengubah karakter buruk santri menjadi lebih baik secara instan.
Dibutuhkan waktu yang cukup lama dan berkelanjutan untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri santri.
b Bagi Santri
Bagi santri, kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah munculnya rasa bosan dan mengantuk ketika mengikuti pembelajaran.
Hal tersebut terjadi karena tidak sedikit santri yang merasa kelelahan menjalankan aktifitas sepanjang hari, sedangkan kegiatan yang
ditetapkan pondok pesantren bersifat wajib bagi seluruh santri. Selain itu, kendala bagi santri yang baru memasuki semester pertama di pondok
pesantren yakni belum dapat beradaptasi secara penuh dengan kehidupan pondok pesantren, sehingga penanaman nilai-nilai karakter santri-santri
tersebut belum berjalan secara maksimal. Meskipun terdapat berbagai macam kendala dalam pelaksanaan
pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang, tidak berarti bahwa kendala tersebut dibiarkan begitu saja. Berbagai upaya juga
dilakukan baik bagi kelembagaan, Kyai ataupun santri itu sendiri guna meminimalisir kendala tersebut sehingga keberhasilan pendidikan karakter
dapat tercapai dengan maksimal.
96
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan di atas, maka pendidikan karakter di Pondok Pesantren Askhabul
Kahfi Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.
Pendidikan karakter di pondok pesantren diterapkan dalam setiap kegiatan sehari-hari, baik di sekolah maupun di pondok. Pendidikan karakter di
pondok pesantren bertujuan untuk memperbaiki karakter dan sikap santri dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh
pondok pesantren pun beragam, diantaranya yaitu nilai religius, nilai kemandirian, serta nilai tanggung jawab. Untuk mencapai keberhasilan
pendidikan karakter, maka setiap kegiatan dan peraturan yang ada di pondok pesantren diwajibkan bagi seluruh santri. Bagi santri yang melanggar akan
dikenakan sanksi. 2.
Pelaksanaan pendidikan karakter dapat berjalan dengan efektif dengan menggunakan metode dialog dalam beberapa kegiatan seperti mengaji dan
madrasah, metode praktik dalam kegiatan belajar dan bermasyarakat, serta metode keteladanan dalam kegiatan hafalan atau tahfidz Al-
Qur‟an.