Pengertian Kyai Peran Kyai dalam Pendidikan di Pondok Pesantren

32 hendak dicapai di pondok pesantren terpusat pada pendalaman ilmu-ilmu agama lewat pengajian kitab-kitab klasik dan sikap hidup beragama. Bentuk-bentuk pendidikan di pondok pesantren kini sangat bervariasi. Sedikitnya bentuk-bentuk pendidikan di pondok pesantren dapat diklasifikasikan menjadi 5 tipe, yakni a. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum nasional. b. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional. c. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk maddin. d. Pesantren yang hanya sekadar menjadi tempat pengajian majelis ta‟lim. e. Pesantren untuk asrama pelajar sekolah umum dan mahasiswa.

C. Peran Kyai dalam Pendidikan di Pondok Pesantren

1. Pengertian Kyai

Istilah kyai yang lekat dengan masalah agama Islam pada dasarnya bukan berasal dari bahasa Arab melainkan berasal dari bahasa Jawa. Zamakhsyari Dhofier 2011:93 berpendapat bahwa istilah kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda, yaitu: a. Kyai dipakai sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat. Kyai Garuda Kencana dipakai untuk sebutan ”kereta emas” yang abadi di Keraton Yogyakarta. 33 b. Kyai dipakai sebagai gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya. c. Kyai sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada para santrinya. Berdasarkan ketiga pemakaian istilah tersebut, yang paling banyak dipakai oleh masyarakat adalah yang terakhir yaitu seseorang yang menjadi pimpinan pesantren. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dr. Manfred Ziemek 1986:131, yang mengatakan bahwa pengertian kyai yang paling luas dalam Indonesia modern adalah pendiri dan pimpinan sebuah pesantren, yang sebagai muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya demi Allah serta menyebarkan dan memperdalam ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui kegiatan pendidikan. Kedudukan seorang kyai sebagai pimpinan sentral yang berkuasa penuh di dalam pesantren memiliki otoritas, wewenang yang menentukan semua aspek kegiatan pendidikan dan kehidupan agama atas tanggungjawabnya sendiri Ziemek, 1986:138. Abdurrahman Wahid 2001:6-7 mendefinisikan pengertian kyai sebagai hierarki kekuasaan satu-satunya yang ditegakkan di atas kewibawaan moral sebagai penyelamat para santri dari kemungkinan melangkah ke arah kesesatan, kekuasaan ini memiliki perwatakan absolut sehingga santri senantiasa terikat dengan kyainya seumur hidupnya, minimal sebagai sumber inspirasi dan sebagai penunjang moral dalam kehidupan pribadinya. Pada sisi lain, Horikoshi menguraikan bahwa istilah “ulama” dan “kyai” tak dapat dipisahkan dari “ahli 34 agama”. Kendati demikian, peran keduanya dapat dibedakan; ulama sebagai kepemimpinan “administratif”, sedangkan kyai sebagai kepemimpinan “simbolik”. Eksistensi kyai dalam pesantren merupakan “lambang kewahyuan” yang selalu disegani, dipatuhi dan dihormati secara ikhlas, jauh dari hipokrit. Para santri dan masyarakat sekitar selalu berusaha agar dapat dekat dengan para kyaiulama untuk memperoleh “berkah” dari mereka. Tegasnya, kyai adalah tempat bertanya, sumber referensi, dan tempat meminta nasihat dan fatwa Nata, 2001:143.

2. Peranan Kyai