Guna mengukur ketercapaian hasil belajar, maka perlu di buat standar nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan hasil belajar siswa.
Hasil belajar dapat di lihat dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan. Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran Poerwanti, dkk, 2008:6.16.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa setelah ia mengalami kegiatan belajar,
perubahan perilaku tersebut meliputi pengetahan, sikap dan keterampilan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji tiga ranah hasil belajar
yaitu hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah hasil belajar kognitf dapat berupa data nilai hasil evaluasi yang diberikan pada siswa untuk
mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Ranah afektif adalah sikap yang ditunjukkan siswa saat mengikuri proses pembelajaran. Sedangkan
ranah psikomotorik dapat terlihat dari aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.
2.1.5. Hakikat IPA
2.1.5.1. Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasainggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam IPA. IPA
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan erat dengan alam dapat dikatakan ilmu pengetahuan tentang alam
.
Menurut Samatowa 2011: 3 IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam yang
disusun secara sistematis yang berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen, Carin dan Sund dalam Trianto,
2007: 100. IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah Haryono, 2013: 42. Sedangkan menurut Depdiknas 2006
Ilmu pengetahuan alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam
bahasa Indonesia
disebut dengan
ilmu pengetahuan
alam, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap.
Pertama, Ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis, bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori
–teori IPA.Dalam penelitian ini IPA sebagai produk adalah teori-teori tentang proses
pembentukan tanah karena pelapukan yang dijelaskan oleh guru.
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam, karena IPA merupakan kumpulan
fakta, dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuan. Adapun proses dalam
memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains science process skills adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti
mengamati, mengukur, mengklarifikasikan, dan menyimpulkan.Dalam penelitian ini IPA sebagai proses adalah siswa diajak mengamati jenis-jenis
batuan yang ada dikerak bumi, proses pelapukan dan jenis-jenis tanah melalui CD Interaktif.
Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang
harus dimiliki
seorang ilmuan
dalam melakukan
penelitian dan
mengkomunikasikan penelitian. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa pembelajaran IPA pada saat melakuan kegiatan
diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek dilapangan Susanto, 2013: 167-169. Dari ketiga komponen tersebut Sutrisno 2007 menabahkan IPA
sebagai teknologi. Akan tetapi, penambahan ini bersifat pengembangan dari komponen di atas, pengembangan dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA
sebagai produk. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari lebih lanjut dalam menerapkanya dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan IPA diarah untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah pengetahuan tentang alam yang diperoleh melalui proses
penemuan dengan cara melakukan eksperimen yang tersusun secara teratur dan sistematis yang telah diuji dengan metode ilmiah sehingga nantinya dapat
diperoleh data hasil observasi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.5.2. Karakteristik IPA