c. Dalam superoksida, misalnya KO
2
, NaO
2,
biloksnya= -12 5
Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa netral= 0 6
Jumlah biloks semua atom dalam ion poliatomik sama dengan muatan ionnya.
Contoh: Ion NO
3 -
, bermuatan -1, maka biloks N= +1, biloks O= -2
2.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang terdahulu yang dijadikan referensi bagi penulis, diantaranya yaitu:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanggara, Budiyono, dkk 2013
yaitu Penelitian tentang “Eksperimentasi Model Pembelajaran
Problem Based Instruction, Inkuiri Terbimbing, dan Konvensional pada Materi Pokok Bangun Rung Sisi Datar Ditinjau dari Kreativitas
Siswa SMP Negeri Se- Kabupaten Blora”, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran problem based Instruction lebih baik dari pada model inkuiri terbimbing serta dengan penggunaan model problem
based instruction dan Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kreatifitas siswa SMP Se-Kabupaten Blora.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marheni 2014 tentang “Studi
komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan
proses sains siswa pada pembelajaran sains SMP ”. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa antara kelompok siswa dengan model inkuiri
terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas.
3. Nuri Hidayatusholihah, Sriyono, Ashari dalam penelitiannya “Studi
Komparasi Antara Hasil Belajar IPA Siswa yang Diajarkan dengan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing dan Verifikasi pada
Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Purworejo Tahun Pelajaran 20122013
” menyatakan bahwa diperoleh nilai F
hitung
adalah 13,73 dan F
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 4,00, sehingga
tampak bahwa nilai F
hitung
F
tabel
maka terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen berbasis inkuiri
terbimbing dengan kelompok kontrol. 4.
Dr. Ashiq Hussain, Azeem dkk dalam Penelitiannya “Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs Traditional Lecture”
menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pencapaian pembelajaran Fisika dengan menggunakan metode Inkuiri terbimbing,
Inkuiri bebas, dan Inkuiri kombinasi dengan metode tradisional bahwa pembelajaran menggunakan metode ketiga Inkuiri tersebut lebih baik
daripada metode tradisional. 5.
Sudewi, Subagia, Ika dalam Penelitiannya “Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL dan
Kooperatif Tipe Group Investigation GI Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Taksonomi Bloom” menyatakan bahwa setelah diuji
dengan uji Scheffe dapat disimpulkan hasil belajar kelompok PBL lebih tinggi daripada kelompok GI dengan F
hitung
97,250 pada taraf signifikasi 0,05.
6. Najiulah dalam penelitiannya “Implementasi Model Pembelajaran
Problem Based Learning PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Perubahan Energi Pada Reaksi
Kimia di Kelas XI IPA MAN Kronjo Tangerang Tahun Pelajaran 20092010”, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
problem based learning PBL pada mata pelajaran kimia khususnya materi pokok Perubahan Eenrgi Pada Reaksi Kimia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA MAN Kronjo Tangerang dengan nilai rata-rata peserta didik dari 51,29 menjadi
63,03, ketuntasan klasikal 55,55 pada siklus 1 dengan nilai individu tertinggi yaitu 87 dan nilai individu terendah 37, kemudian
pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 71,40 dengan ketuntasan klasikal 85,158 dengan nilai individu tertinggi 90 dan
nilai individu terendah yaitu 50.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal inilah yang akan membawa
pengaruh besar bagi siswa pada keadaan lingkungan belajar sekolah. Upaya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada materi oksidasi-reduksi maka diterapkannya model Inquiry dan model PBL untuk mengetahui
keefektifan dari kedua jenis model pembelajaran tersebut.
2.5 Kerangka Berpikir